<data:blog.pageTitle/>

This Page

has moved to a new address:

http://duniaperpustakaan.com

Sorry for the inconvenience…

Redirection provided by Blogger to WordPress Migration Service
Dunia Perpustakaan | Informasi Lengkap Seputar Dunia Perpustakaan: March 2014

Sunday, March 30, 2014

Mengintip Kemegahan dan Kenyamanan Bishan Public Library di Singapura

Dunia Perpustakaan | Perpustakaan di Singapura | Singapura dikenal sebagai negara yang hampir tidak memiliki Kekayaan Sumber Daya Alam. Namun karena kecerdasan masyarakat disana dan pemerintahanya, negara Singapura menjadi salah satu negara yang memiliki kemajuan teknologi dan kemakmuran di bidang ekonomi dunia.

Tidak heran jika banyak orang penasaran tentang kemajuan Singapura yang ternyata salah satu rahasianya adalah kepedulian Singapura tentang Pendidikan termasuk fasilitas Perpustakaan yang sangat luar biasa di negaranya.

Perpustakaan di Singapura dikenal sangat baik dalam pengelolaan dan anggaranya juga sangat besar. Tidak hanya dimulai dari perpustakaan sekolah saja tapi juga Perpustakaan Daerah (Perpustakaan Umum) di Singapura juga sangat megah dan lengkap dengan fasilitas serta pelananan yang sangat baik.

Salah satu Perpustakaan di Singapura yang sangat dikenal yaitu Bishan Public Library di Singapura.



Dikutip dari wisatasingapura.web.id (28/3/14), Bishan Public Library di Singapura merupakan National Library Board Singapore ( NLB ) terletak di 5 Bishan Place, # 01-01, Singapore 579841 buka setiap hari dari hari senin sampai hari minggu dan pada hari libur dan hari besar nasional tetap buka.

Sebagai sumber ilmu, Singapura memang memberikan yang terbaik bagi semua pengunjung. Pengunjung bisa datang setiap hari dari pukul 10.00 sampai pukul 21.00.

Bishan Public Library di Singapura ini terdiri atas Perpustakaan Umum dan Arsip Nasional. Dengan konvensi internasional , yang mana fungsi kedua jenis perpustakaan tersebut memiliki perbedaan. Perpustakaan ini menyediakan web yang bisa pengunjung akses. Web dan perpustakaan serta informasi yang dapat diakses secara global dan terhubung layanan melalui Perpustakaan Nasional dan juga jaringan yang komprehensif untuk Perpustakaan Umum.


Selain itu Bishan Public Library juga mengelola 31 perpustakaan milik instansi pemerintah , sekolah dan institusi. Dengan teknologi yang inovatif, Bishan Public Library, Perpustakaan Nasional Singapura memastikan memberikan pelayanan yang terbaik untuk semua pengunjung dan juga membuat pengunjung memiliki akses yang nyaman dan juga relevan.

Bishan Public Library, Perpustakaan Nasional Singapura selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi pengunjung dan juga terus melakukan inovasi sehingga perpustakaan menjadi tempat yang nyaman bagi semua pengunjung.

Selain itu pengunjung juga bisa meminjam buku-buku yang ada diperpustakaan. Ada juga Public Libraries Singapore ( PLS ) yang mana menyediakan layanan secara profesional.



Fasilitas

  • Stasiun multimedia
  • Area Baca Koran
  • Area Baca Majalah
  • Loker Reservasi
  • Stasiun Pengisian Cepat
  • Bookdrop 24 jam
  • Ruang Kegiatan
  • Zona Program
  • Ruang Serba Guna
  • Kafe
  • Pendingin Air

Pelayanan

  • Program mendongeng dan liburan sekolah reguler
  • Penjangkauan perpustakaan
  • Pertunjukan dan kegiatan
  • Pembicaraan dan lokakarya
  • Pameran

Bishan Public Library, Perpustakaan Nasional Singapura bisa menjadi tempat belajar yang nyaman bagi semua warga, pengunjung juga memiliki banyak sekali kesempatan untuk meminjam buku. Semua buku berada di rak yang tersusun rapi dan juga penerangan yang sangat cukup dan ruangan yang nyaman.

Pengunjung juga bisa berkunjung ke Arsip Nasional Singapura ( NAS ) yang juga terletak di dalam Bishan Public Library yang mana bertanggung jawab atas pengumpulan , pelestarian dan pengelolaan catatan arsip publik dan swasta termasuk file pemerintah , memoar pribadi , peta , foto , wawancara sejarah lisan dan materi audio – visual.

Dengan koleksi yang sangat banyak memungkinkan bagi semua pengunjung untuk bisa memahami budaya yang berbeda. Pengunjung juga tidak dipungut biaya karena memang tidak ada tarif, pengunjung bisa datang ke Bishan Public Library, Perpustakaan Nasional Singapura bersama teman-teman atau pun adik yang masih duduk dibangku sekolah dasar.


Di Singapura, Perpustakaan bisa menjadi salah satu tempat belajar yang nyaman dan juga murah dengan sumber ilmu yang melimpah.

Cara menuju ke sana: Stasiun MRT terdekat: Bishan, Bus terdekat Interchange: Bishan dan Bus: SBS Transit 13, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 88, 410.

Jam Buka : Senin – Minggu. Pukul 10.00 – 21.00
Lokasi : 5 Bishan Place, # 01-01, Singapore 579841
Harga Tiket : Gratis
Telpon: 6332 3255
Fax: 6478 4969

sumber gambar: photos.google.com

Labels:

Saturday, March 29, 2014

Bedanya Cara Berfikir Pustakawan dan Pengusaha!

Dunia Perpustakaan | Cara Berfikir Pustakawan dan Pengusaha | Tulisan ini dibuat sama sekali bukan bertujuan untuk membanding-bandingkan dalam artian negatif, melainkan sungguh-sungguh ingin membuka pola pikir pustakawan yang terkadang masih ada [semoga tidak banyak], yang mudah pesimis dan selalu "mengkambinghitamkan" masyarakat dalam hal minat baca.

Hal ini bisa kita lihat dalam setiap pembahasan diskusi seminar, workshop dan lainya, seringkali pustakawan sangat sering terkesan "menyalahkan" masyarakat dengan pernyataan "Minat Baca Masyarakat Indonesia Rendah".

Perbedaan yang sangat mencolok antara pustakawan dan pedagang [pengusaha], terletak pada “Cara Berfikir” saat perpustakaan yang di kelola seorang pustakawan sepi pengunjung, dan dibandingkan dengan Cara Berfikir seorang Pedagang [pengusaha] yang mengalami Sepi Pembeli.

Dalam Kondisi yang secara situasi sama-sama tidak ada pengunjung dan pembeli, tapi lihatlah fakta yang masih sering terjadi Cara berfikirnya sangat berbeda.

Seorang Pustakawan, ketika pengunjung perpustakaan sepi dan berkurang, yang paling sering dilakukan oleh banyak pustakawan (TIDAK SEMUA) selalu MENYALAHKAN MASYARAKAT dengan kalimat, “Minat baca masyarakat Rendah”. Bahkan pernyataan tersebut sering disebarkan saat membuat press release ke media.

Hanya sedikit pustakawan ketika pengunjung perpustakaan rendah atau menurun kemudian pustakawan melakukan evaluasi kedalam dirinya juga perpustakaan yang mungkin saja memang masih banyak kekurangan sehingga pengunjung perpustakaan sedikit yang mau datang ke perpustakaan.

Misalnya dengan cara mencoba mengevaluasi dengan beberapa pertanyaan,
Apakah saya sebagai pustakawan sudah memberikan pelayanan yang baik kepada pengunjung perpustakaan?, Apakah ruang baca perpustakaan sudah nyaman untuk para pengunjung perpustakaan?, Apakah penataan rak buku dan desaign interior perpustakaan sudah dibuat menarik dan sebaik mungkin?, Apakah perpustakaan sudah sering melakukan promosi tentang keberadaan perpustakaan tersebut kepada masyarakat banyak?, Apakah buku-buku di perpustakaan sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat?, Apakah koneksi internetnya sudah kenceng? 
Dan kami berfikir masih banyak sekali pertanyaan yang seharusnya diajukan dan dijawab sendiri oleh pustakawan sehingga yang terjadi TIDAK HANYA FOKUS MENYALAHKAN MASYARAKAT DENGAN MENGATAKAN MINAT BACA RENDAH!

Hal ini sangat berbeda ketika yang berikir adalah seorang Pedagang (produsen/pengusaha) yang sedang sama-sama tidak memiliki pelanggan (konsumen).

Seorang pedagang (produsen) ketika produk yang mereka jual tidak laku maka yang dilakukan tidak pernah menyalahkan masyarakat (konsumen) dengan menyatakan bahwa, “masyarakat disini seleranya rendah”.

Jika ada pedagang yang berfikir seperti itu, maka yakinlah usahanya pasti gak akan laku dan masyarakat justru akan menyebarkankan ke banyak orang supaya jangan membeli produk yang dijual oleh pedagang tersebut.

Kebanyakan pedagang ketika produk yang mereka jual tidak laku, biasanya mereka selalu koreksi kepada dirinya sendiri dan produk yang mereka jual dengan berbagai pertanyaan, misalnya;

apakah kwalitas rasanya memang kurang enak?
Apakah karena kurang kreatif dalam mengemasnya?
apakah karena tempatnya kurang strategis?
apakah karena harganya terlalu mahal ?

dan masih banyak pertanyaan yang lainya yang itu ditujukan ke dirinya sendiri yang kemudian akan terus memperbaiki kwalitas produk yang dia jual.

Melalui tulisan ini penulis hanya ingin mengajak kepada para pustakawan dan pengelola perpustakaan dimanapun berada, untuk merubah cara berfikir yang tadinya selalu menganggap dan menyalahkan masyarakat dengan mengatakan Minat Baca Masyarakat Rendah.

Mulai sekarang harus diubah cara berfikirnya dengan berusaha selalu memperbaiki diri dalam memberikan pelayanan, memberikan koleksi buku yang berkwalitas, promosi dan sosialisasi ke masyarakat lebih sering dilakukan, ruang baca yang nyaman, lokasi yang mudah dicapai, dan masih banyak lagi perbaikan-perbaikan yang itu bisa membuat masyarakat suka membaca dan berkunjung ke perpustakaan.

Satu yang pasti dan penulis berfikir pasti semua sepakat bahwa “Produk” yang di kelola dan di tawarkan (”dijual”) oleh pustakawan adalah produk yang teramat sangat berkwalitas, dan bermanfaat untuk semua orang karena yang dikelola dan di tawarkan seorang pustakawan adalah ILMU PENGETAHUAN.

Untuk menambah motivasi, pustakawan harus harus lebih kreatif, optimis, dan lahirkan ide-ide inovasi yang baru.

Jangan sampai pustakawan kalah dengan pedagang atau sales rokok,

Bayangkan saja, Anda tahu rokok kan?

Produk yang begitu sangat berbahaya yang bisa menyebabkan mandul, kanker, dan penyakit lainya, produk tersebut bisa LAKU dan LARIS, padahal harganya semakin mahal. Itu salah satu penyebabnya karena produsen rokok terlalu cerdas dalam mempromosikanya.

Rokok yang begitu berbahaya, dipromosikan dengan gambar-gambar ilusi seorang pria-pria perkasa yang tampan dan sukses serta kaya raya. Dan itu diiklankan di televisi, media sosial, spanduk, baliho, dan pada intinya diiklankan dengan berjuta cara, hingga akhirnya produk mereka laris manis dan memiliki pelanggan setia.

Pustakawan dan para pegiat literasi tidak boleh kalah dengan semangat mereka. Apalagi "produk" yang dikelola pustakawan amatlah BERHARGA dan BERMANFAAT untuk masyarakat. Jangan sampai semangat pustakawan dan pejuang literasi "KALAH" dengan mereka!

Kami tahu, paling yang ada di benak anda rata-rata akan bilang begini,

"Jelas beda banget lah, kalau perusahaan rokok kan modalnya banyak, sedangkan perpustakaan punya modal apa?"

Untuk menjawab ini, kami hanya ingin memberikan nasihat Bob Sadino saat ditanya mahasiswa dalam sebuah seminarnya,

Mahasiswa: "Bagaimana kita bisa membuka usaha kalau kita tidak memiliki modal?"
Bob Sadino: "Emangnya kamu butuh modal berapa biar kamu mau berani membuka usaha?"
Mahasiswa: "Mungkin paling tidak sekitar Rp 100 juta"
Bob Sadino: "Kamu mau tidak, satu kaki kamu saya beli Rp 500 juta"?
Mahasiswa: Jelas tidak mau lah!"
Bob Sadino: Itu artinya, dengan dua dengkulmu, kamu sudah punya modal Rp 1 Milyar!

Semoga cerita diatas bisa difahami dan kemudian mampu menggerakan semangat para pustakawan dan pejuang literasi bahwa perjuangan anda sudah di jalan yang tepat dan benar.

Sisanya tinggal mencaritahu cara secara terus menerus dengan kreasi dan inovasi agar semakin masyarakat tergugah dan sadar betapa pentingnya budaya membaca.

Satu yang pasti, di Indonesia ini juga sudah ada (semakin banyak) pustakawan maupun pejuanng litrasi yang mereka pernah di posisi sulit, mulai dari minimnya angaran, minimnya koleksi buku, ruanganya jelek, dan berbagai kekurangan lainya.

Namun dengan tekad dan semangat yang gigih diseraa dengan semangat mau belajar, mau berinovasi, mau berkreaaivitas dalam memperjuangkan literasi, akhirnya mereka sukses.

Jangan pernah berfikir untuk mengikuti jejak pustakawan (pengelola perpustakaan) yang tetap mencari berjuta alasan, yang menjadikan mereka jadi pandai menyalahkan hingga akhirnya lupa dan malas untuk meningkatkan SDM dan inovasi mereka supaya bisa beekrja lebih baik lagi.

Sinbgkatnya, dalam bidang kepustakawanan, pasti ada cerita pustakawan yang baik, kreatif, penuh dengan inovasi, sehingga mereka bisa sukses dalam karirnya.

Sebaliknya, ada juga pustaakwan yang perilakunya akdang kurang baik.

Kuncinya ada pada diri kita masing-masing, mau mengikuti mereka yang baik atau yang buruk?

Penulis juga berharap ketika anda sudah membaca tulisan ini, cara berfikir kita juga harus diubah dengan yang tadinya selalu menyalahkan minat baca masyarakat rendah, dan sekarang kita ubah, kekurangan apa yang masih ada di perpustakaan sehingga pengunjung perpustakaan menjadi malas datang ke perpustakaan anda?

Semoga media nasional juga harus merubah bahasa pemberitaan mereka jika yang tadinya seringkali menyalahkan masyarakat dengan bahasa minat baca masyarakat, mulai sekarang mari kita coba kritisi dan evaluasi serta perbaiki diri apa yang masih kurang di perpustakaan sehingga minat baca menajadi rendah.

Media juga harus lebih aktif lagi dalam mengungkap kasus korupsi pengadaan buku di perpustakaan, proyek pembangunan perpustakaan, pemotongan dana anggaran untuk perpustakaan yang sangat mungkin masih banyak terjadi di Indonesia yang belum terungkap oleh media. Karena diakui atau tidak, korupsi dalam bidang anggaran perpustakaan juga mempengaruhi kemajuan perpustakaan di Indonesia.

Semoga saja semangat para pustakawan dan pejuang literasi di seluruh Indonesia terus berkobar untuk menyebarkan semangat budaya baca di Indonesia.

Salam Literasi!
Penulis: Redaksi

Labels:

Wednesday, March 12, 2014

Inilah Alasan Kenapa Orang yang Suka Baca Buku Cenderung Akan Sukses!

Dunia Perpustakaan | Salah satu hal yang hingga detik ini masih membingungkan adalah, saat kita tahu bahwa membaca itu teramat sangat banyak manfaatnya, tapi di saat itu pula banyak orang yang tidak mau MELAKUKAN kebiasaan budaya membaca.

Padahal sejak kecil juga, kita sudah diajarkan bahwa membaca sebanyak mungkin adalah jalan menuju kesuksesan. Coba bayangkan seseorang yang cerdas, seseorang pekerja keras yang anda kenal, pasti Anda akan membayangkan mereka duduk di perpustakaan membaca beberapa buku sekaligus selama berjam-jam.

Meskipun orang yang hobi membaca belum bisa dijamin kesuksesannya, orang-orang sukses pastilah seorang pembaca setia.

Lihatlah Bung Karno, pada usia 16 tahun ia telah melahap habis berbagai karya besar Dunia. Ia mengagumi Thomas Jefferson dengan Declaration of Independence yang ditulis tahun 1776.

Di usia belia tersebut, Ia telah paham betul gagasan George Washington, Paul Revere, hingga Abraham Lincon. Semuanya ia pelajari dari membaca.  Ir. Sukarno, 70% harta kekayaannya adalah buku Beliau pernah berkata,

”Aku gemar sekali belajar, gemar membaca. Sampai, boleh dikatakan, aku kadang- kadang meninggalkan pelajaran-pelajaran di sekolah untuk waktunya aku pakai membaca buku-buku politik, yang tidak diajarkan di sekolah kepada saya.

Aku membaca sejarah dunia, aku membaca sejarah bangsa-bangsa, aku membaca kitab-kitab tentang gerakan kaum buruh, aku membaca tentang gerakan Islam."

"Jadi, aku ini gemar membaca, oleh karena aku anggap perlu untuk mengisi otakku, mengisi pikiranku, mengisi semangatku selebar-lebar mungkin. Jendela terbuka, ide-ide itu masuk di dalam ingatanku, pikiranku itu."

Dan semua dari mereka, orang yang gemar membaca dan orang sukses, memiliki ciri-ciri yang sama sebagai berikut.

Berikut ini merupakan 10 alasan kenapa orang yang suka membaca akan lebih bisa sukses dari mereka yang tidak suka membaca.

#1. Gemar membaca akan membuat orang menjadi fokus

ilustrasi: businessinsider.com
Orang-orang sukses mampu fokus pada satu tugas untuk jangka waktu yang lama. Siapa pun yang pernah membaca novel Atlas Shrugged karya Ayn Rand pasti sepakat bahwa menyelesaikan membaca bukunya bukanlah proses yang cepat karena bukunya sangat tebal; 1168 halaman.

Membaca sebuah buku bukanlah sebuah proses tunggal. Pembaca harus beristirahat, namun mereka tidak akan dapat meninggalkan bacaannya lebih dari satu hari, mereka akan melanjutkan membaca sampai selesai.

Orang-orang sukses merasakan hal yang sama mengenai tugas mereka, mereka akan terus berusaha menyelesaiakan tugas mereka hingga tuntas, dan mereka akan terus fokus pada tugasnya.

#2. Mereka menetapkan tujuan


ilustrasi: framepool.com
Seiring dengan fokus, pembaca menetapkan tujuan untuk diri mereka sendiri setiap kali mereka mulai duduk untuk membaca. Apakah menentukan untuk membaca sejumlah halaman tertentu sebelum pindah ke kegiatan lain, atau memutuskan untuk membaca sampai suatu konsep tertentu tergambar di pikirannya, pembaca aktif mencoba untuk mencapai sesuatu setiap kali mereka membuka sebuah buku.

Orang-orang sukses menetapkan tujuan hampir setiap saat dalam kehidupan mereka, dan terus bekerja menuju tujuan hingga tercapai.

#3. Mereka meluangkan waktu dengan bijak


Mereka mungkin cuma punya waktu 20 menit sebelum harus melakukan kegiatan lain, tapi bukannya mereka menganggap "cuma punya waktu 20 menit" yang tidak bisa dibuat untuk melakukan apapun, mereka akan menghabiskan 20 menit tersebut untuk membaca.

Orang-orang sukses menganggap waktu mereka sangat berharga, dan akan memanfaatkan setiap kesempatan untuk belajar sesuatu yang baru. Seorang yang  gemar membaca menyadari bahwa waktu 5 menit waktu yang terbuang setiap hari selama setahun, sama dengan membuang peluang untuk membaca selama 24 jam.

#4. Mereka memiliki perspektif dalam berfikir


Orang-orang sukses mampu melihat semua sudut dari suatu masalah, karena mereka telah membaca berbagai literatur dari berbagai perspektif. Dua novel favorit Bill Clinton adalah karya  Ralph Ellison The Invisible Man dan Maya Angelou, I Know Why the Caged Bird Sings.

Wawasan yang beliau peroleh dari membaca novel ini adalah memiliki sudut pandang terhadap diskriminasi ras sebagai politisi. Menjadi gemar membaca memungkinkan Anda untuk menempatkan diri pada posisi orang lain, walau hanya untuk sesaat; tetapi sekali kita menyelesaikan membaca, Anda akan ingat pengalamannya selama sisa hidup Anda.

#5. Mereka Reflektif

ilustrasi: mystudyworld.com
Selain memperoleh perspektif, pembaca akan bercermin tentang apa yang mereka baca. Memiliki sudut pandang (perspekstif) akan membuat orang bisa melihat dari sisi luar, sementara perilaku reflektif akan membuat pembaca bercermin akan dirinya sendiri.

Mereka akan belajar untuk dapat menjadi produktif dan berusaha menjadi lebih baik dengan perspektif baru mereka.  Orang-orang sukses perpandangan membaca bukan hanya sebagai tindakan sederhana yang hanya menatap kata-kata di halaman sebuah buku.

Mereka memahami efek mendalam bahwa barisan kata-kata tersebut akan merasuk kedalam pikiran, dan dapat mengubah hidup seseorang.

#6. Mereka memiliki kemampuan menulis dan berbicara yang luar biasa


Tidaklah mengherankan bahwa orator terbesar dalam sejarah manusia semuanya kutu buku. Orang-orang sukses mengambil inspirasi dari apa yang dibacanya dan membangun karakter pribadinya, serta memanfaatkan inspirasi ini sebagai penyemangat perjuangan mereka.

Dari Demosthenes, Lincoln, Nelson Mandela hingga Sukarno, mereka adalah orang-orang yang tetap dikenang dalam sejarah dan memiliki pemikiran luar biasa yang menginspirasi banyak orang.

#7. Ingatan mereka tajam

ilustrasi: christianacademiamagazine.com
Seorang kutu buku menyadari betul betapa kuat sebenarnya otak manusia. Otak manusia mampu menerima informasi hampir tak berbatas. Semakin banyak Anda membaca dan belajar, semakin mudah untuk mengingat informasi.

Orang-orang sukses tidak percaya mitos konyol yang menyebut bila anda belajar sesuatu yang baru maka yang lama akan hilang keluar dari otak. Yang mereka tahu hanya belajar dan terus belajar hingga tanpa mereka sadari, mereka memiliki wawasan yang begitu luas.

#8. Otak mereka tetap segar

Seorang pembaca ulung tahu bahwa otak ibarat otot yang perlu dilatih. Sama seperti berlatih di gym untuk membesarkan dan menguatkan otot tubuh, membaca dapat membuat pikiran dan ingatan anda menjadi kuat.

Orang-orang sukses melatih pikiran mereka dengan membaca atau dengan metode lain seperti mengisi teka teki silang dan permainan asah otak lainnya. Orang-orang sukses biasanya akan selalu tertantang untuk mengatasi dan memecahkan setiap masalah, yang pada gilirannya akan meningkatkan kemampuan berpikir mereka.

#9. Mereka terdidik dan informatif


Orang-orang sukses berdiri di puncak karena telah menghabiskan waktu mereka di bumi pembelajaran. Ketika mereka mulai membaca sebuah buku, mereka tidak berniat hanya untuk menyelesaikannya, tapi juga untuk mengambil sesuatu dari buku yang dibacanya.

Membaca buku bukan hanya seperti tugas sekolah yang harus diselesaikan, tapi bagi mereka merupakan kesempatan untuk memperluas pengetahuan mereka. Bahkan saat membaca novel fiksi, orang-orang sukses akan mengambil pelajaran hidup yang akan mereka bawa selamanya.

#10. Mereka membaca untuk bersantai


Bahkan orang yang paling sukses sekalipun perlu menjauh dari dunia sesekali. Tapi bukan berarti pikiran mereka juga berpaling sepenuhnya. Tidak masalah dengan membaca 'majalah sampah' atau buku komik untuk melepas lelah.

Membaca apa saja lebih menguntungkan daripada menonton televisi atau selalu nongkrong di cafe. Sekali lagi, orang-orang sukses menghargai setiap menit waktu mereka, dan bahkan pada saat-saat paling santaipun, mereka masih memilih untuk membaca.

Bung Karno sekali lagi bisa jadi contoh sempurna, bahkan ke toilet pun beliau membawa buku untuk dibaca.

Labels: