<data:blog.pageTitle/>

This Page

has moved to a new address:

http://duniaperpustakaan.com

Sorry for the inconvenience…

Redirection provided by Blogger to WordPress Migration Service
Dunia Perpustakaan | Informasi Lengkap Seputar Dunia Perpustakaan: April 2016

Friday, April 22, 2016

Arpusda Kota Yogyakarta Gelar Bedah "Gerakan Literasi Sekolah"

Arpusda Kota Yogyakarta Gelar Bedah "Gerakan Literasi Sekolah".


Dunia Perpustakaan | Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Kota Yogyakarta menghadirkan tiga narasumber dalam diskusi buku berjudul 'Gerakan Literasi Sekolah (GLS)'.

Buku tersebut diterbitkan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah (Dikdasmen) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Ketiga narasumber yang membedah buku GLS di Lantai II Kantor Arpusda Kota Jalan Suroto No 9 Yogya, Selasa (19/4) tersebut, adalah Wahyu Hendratmoko SE MM (Kepala Kantor Arpusda Kota Yogya), Arsidi MIP (Pengurus ATPUSI Pusat) dan RUA Zainal Fanani SH MM Prac NLP (Motivator dan pemerhati perpustakaan). Bertindak sebagai moderator Agus Subagyo SIP, Ketua Asosiasi Tenaga Perpustakaan Seluruh Indonesia (ATPUSI) DIY.

Wahyu mengatakan, semua perpustakaan di dunia adalah sama. Hanya saja yang membedakan bagaimana meningkatkan intelektualitas masyarakat, sehingga nantinya dapat menjamin kesejahteraan yang diinginkan.

"Jadi untuk meningkatkan kesejahteraan hidup layak, diperlukan sumber daya dan intelektualitas masyarakat yang tinggi,"tegas Wahyu.

Arsidi menyoroti tentang judul buku Gerakan Literasi Sekolah, seharusnya judul buku terkait akan lebih mengena lagi jika judulnya ditambah dengan Gerakan  Literasi Informasi di sekolah.

Gerakan tersebut adalah upaya menyeluruh guru, siswa dan warga sekolah untuk melakukan aksi 15 menit membaca buku-buku non mata pelajaran (Mapel) sebelum kegiatan belajar resmi dimulai.

"Untuk itu, aksi membaca 15 menit sebelum masuk Mapel biasa, pihak sekolah tidak harus membaca buku di perpustakaan, tapi di setiap kelas harus disediakan ruangan untuk menaruh buku-buku penunjang selain buku pelajaran misalnya novel," ujar Arsidi.

Zaenal Fanani menambahkan, untuk meningkatkan minat baca siswa, pihak sekolah dan pengelola perpustakaan harus menyediakan buku-buku yang sesuai minat pembacanya. Misalnya, buku mengenai 'impian menjadi seorang dokter'.

"Caranya untuk mendapatkan buku-buku yang diminati para siswa, pengelola perpustakaan harus kerja sama dengan bagian kurikulum di sekolah terkait," beber Zainal Fanani yang dikutip dari krjogja.com [21/04/16].

Labels:

Wednesday, April 20, 2016

Jelang World Book Day, Rano Karno Berbagi Buku Bacaan

Jelang World Book Day, Rano Karno Berbagi Buku Bacaan.


Dunia Perpustakaan | Gubernur Banten Rano Karno mendatangi Taman Bacaan Sumlor Kelompok Pengamen Jalanan (KJP) Rangkasbitung, Banten, menjelang World Book Day yang jatuh pada tanggal 23 April 2016.

"Pekan depan itu, saya ingat betul, adalah Hari Buku Sedunia. Setiap orang berbagi buku. Kita semua saling berbagi buku. Pada kesempatan ini, saya sudah lama ingin mengunjungi teman-teman di sini.

Sudah lama saya ingin melihat langsung aktivitas yang dilakukan teman-teman KPJ. Alhamdulillah sekarang saya bisa ke sini dan berbagi buku,” kata Rano Karno dalam rilis yang diterima wartawan di Jakarta, Selasa (19/4/2016).

Ketua KPJ Rangkasbitung, Ugas yang pernah mendapatkan penghargaan dari Mendikbud sangat mengapresiasi kehadiran Gubernur Banten tersebut.

"KPJ ini sudah terbentuk sejak 20 tahun yang lalu. Kami kemudian ikut terlibat dalam gerakan literasi ini karena keterpanggilan. Kami ingin membuat 1000 Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di Banten. Dengan kehadiran Pak Gubernur, kami tambah semangat," ucapnya dikutip dari tribunnews.com.

Gubernur Banten itu juga menjelaskan bahwa ia pernah ditempa di KPJ Bulungan.

"Saya tahu persis semangat teman-teman KPJ. Saya juga pernah main di bengkel teater Rendra. Insya Allah kita seirama. Saya hanya ingin berpesan, melalui buku kita bisa mengenal dunia. Dan yang paling penting, melalui buku kita sebagai umat menunaikan perintah Allah untuk membaca," katanya.

Sementara itu, Ketua Forum TBM, DC Aryadi mengajak kepada perusahaan dan masyarakat luas untuk ikut terlibat menyumbangkan buku-buku bacaan untuk anak-anak muda bangsa.

"Kemarin waktu acara Gerakan Indonesia Membaca, Bank BJB ikut bantu donasi buku sejumlah 1000 eksemplar. Semoga perusahaan lain ikut membantu gerakan ini,” ucapnya.

Labels:

iJakarta, Aplikasi Perpustakaan Digital untuk Pinjam eBook Gratis

iJakarta, Aplikasi Perpustakaan Digital untuk Pinjam eBook Gratis.


Dunia Perpustakaan | Kabar gembira bagi seluruh masyarakat Indonesia, terutama bagi Anda yang gemar membaca. Kini ada aplikasi perpustakaan digital yang menyediakan buku bacaan yang bisa diakses secara online dan offline.

Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) DKI Jakarta meluncurkan sebuah aplikasi mobile yang menyediakan buku bacaan digital yang bisa dipinjam secara online. Bukan hanya untuk warga ibukota, aplikasi juga bisa diunduh dan diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia, melalui smartphone berbasis Android dan iOS.

Kini, Anda tak perlu bersusah payah dan menunggu waktu lama untuk mengakses buku melalui perpustakaan. iJakarta merupakan aplikasi Perpustakaan Digital (ePustaka) yang dilengkapi dengan reader untuk membaca eBook dan fitur-fitur media sosial.

Agar bisa meminjam buku, Anda harus membuat akun, usai mengunduh aplikasi di app store tentunya. Baru setelah itu unduh buku yang diinginkan. Setelah diunduh, buku dalam format digital tersebut bisa diakses dalam keadaan offline (tanpa akses data).

iJakarta hadir sebagai sumber penyedia bahan bacaan, menyenangkan, dan mudah diakses tanpa dibatasi ruang dan waktu. Melalui iJakarta, Anda juga dapat berinteraksi dengan warga lainnya dengan fitur-fitur media sosial yang terdapat di dalamnya.

Dikutip dari selular.id, [16/04/16]. Khusus untuk warga ibukota, sebagai masyarakat dengan mobilitas tinggi, kehadiran iJakarta menjadi media dalam mempercepat penyampaian informasi, baik peraturan, kebijakan pemerintah, dan sarana publikasi milik warga Jakarta.

Tak kalah penting, iJakarta menjadi pusat pengembangan potensi warga DKI Jakarta berbasis teknologi digital melalui beragam program terapan terpadu, seperti taman bacaan digital warga, pelatihan menulis secara digital, membentuk komunitas baru, dan mengembangkan potensi komunitas yang sudah terbentuk di lingkungan warga.

BPAD berharap kehadiran aplikasi juga menjadi tempat untuk menggairahkan minat membaca dan menulis warga Jakarta. Dengan iJakarta, warga juga dapat menerbitkan buku secara digital.

Namun dengan hadirnya aplikasi iJakarta ini, bukan berarti kita harus malas ke perpustakaan.

Ke perpustakaan juga harus tetap rutin ya, karena perpustakaan tempatnya segala gudang ilmu dunia.

Labels:

Tuesday, April 19, 2016

Sragen Bersiap Diri Menjadi Kabupaten Literasi

Sragen Bersiap Diri Menjadi Kabupaten Literasi.


Dunia Perpustakaan | Pemkab Sragen saat ini tengah menyiapkan sebuah draft peraturan bupati (Perbup) tentang Gerakan Literasi di Kabupaten Sragen. Langkah ini diambil untuk menindaklanjuti Permendikbud No 23 tahun 2005 tentang Pembentukan Budi Pekerti.


“Dalam Permendikbud itu salah satunya diatur mengenai membiasakan membaca kepada siswa selama 15 menit sebelum atau sesesudah pelajaran dimulai,” kata Koordinator Provinsi Program United States Agency International Development (USAID) Prioritas Jawa Tengah, Nurkolis kepada Timlo.net, belum lama ini.


Nurkolis mengatakan, Sragen dipilih untuk mencanangkan Kabupaten Literasi bersama 15 kabupaten/kota lain di Jateng. Namun untuk sementara ini yang mendapat prioritas hanya 3 kabupaten, yakni Sragen, Demak dan Banjarnegara.


“Tiga kabupaten dapat prioritas lantaran ada kemaun yang kuat dari pemerintah setempat. Dalam hal ini dinas pendidikan. Termasuk Sragen memang ada permintaan dari dinas,” jelasnya.


Untuk menyiapkan draft Perbup Literasi ini, telah dibentuk tim yang berasal dari unsur Disdik, dewan pendidikan, Bappeda, Bagian Hukum Setda Sragen, perpustakaan daerah, pengawas sekolah dan perwakilan sekolah. Mereka hanya diberi waktu sekitar 2 minggu sejak dibentuk pada pertengahan April 2016 ini.


“Jadi nanti Bupati Sragen yang baru akan kita sodorkan draft Perbup itu. Harapanya nanti ketika hari jadi Sragen, kabupaten literasi sudah bisa kita launching,” papar Nurkolis.


Sekretaris Dinas Pendidikan Sragen, Suwardi, menyambut baik prakarsa yang difasilitasi USAID Prioritas Jateng untuk menuju kabupaten literasi tersebut. Dia berharap dengan literasi, masyarakat Sragen bisa membudayakan dan gemar membaca.


“Tapi kita tetap perlu payung hukum, agar pelaksanaaanya dapat terarah, terukur dan menjadi dasar pelaksanaan bersama,” kata Suwardi. Dikutip dari timlo.net [18/04/16].

Labels:

Generasi Literasi SMA Ini Luncurkan Kumpulan Cerpen dan Puisi

Generasi Literasi SMA Ini Luncurkan Kumpulan Cerpen dan Puisi.


Dunia Perpustakaan | Sebagai sekolah literasi nasional yang ditunjuk Kemendikbud pada Maret 2016, SMA Khadijah terus menggalakkan gerakan literasi pada pembelajaran dan siswanya.

Kepala SMA Khadijah, Muchammad Mas'ud SPd, menuturkan, ada beberapa program yang diadakan sekolah, yaitu perpustakaan kelas, membaca awal pekan, lomba literasi, dan bedah buku.

"Untuk lomba literasi, kami mengajak semua siswa untuk membuat karya literasi massal agar siswa terus melanjutkan budaya baca dan tulis," katanya, dikutip dari tribunnews.com [18/04/16].

Dalam Books Expo, siswa-siswa generasi literasi SMA Khadijah Surabaya melaunching buku kumpulan cerpen dan puisi karya mereka pada lomba literasi lalu.

Lomba literasi yang diikuti seluruh siswa itu menghasilkan buku-buku kumpulan cerpen dan puisi terbaik karya siswa.

Azzahra Syafiera Putri, murid kelas X yang kumpulan karyanya dibukukan berjudul Gegana, mengatakan ia banyak terpacu dari tugas pelajaran Bahasa Indonesia.

"Guru kami, Pak Sodikin adalah seorang penyair jadi kami banyak diberi semangat dan pembelajaran literasi dengan praktik langsung," ceritanya.

Siswa yang akrab disapa Zahra itu banyak mendapat inspirasi dari pengalaman pribadi dan teman-temannya ketika membuat puisi.

"Ketika sedang ada inspirasi, bisa langsung menghasilkan banyak puisi. Tapi saat sedang tidak ada ide ya paling bagus bisa membuat satu karya," katanya.

Selain Zahra, Felisa Nur Khayana dan Roihatus Siha dari kelas XI juga turut berpartisipasi dalam launching kumpulan cerpen dan puisi.

Karya mereka masuk dalam buku berjudul Persinggahan, Menuju Toilet, dan Salah Siapa?

"Gerakan literasi berperan besar mengasah kemampuan kami untuk berkarya dalam bidang puisi dan cerpen. Ke depannya, ingin terus berkarya dan berpartisipasi," kata Felisa.

Labels:

Monday, April 18, 2016

Taman Bacaan Hingga Taman Bermain, Terlahir dari Gotong Royong Warga dan untuk Warga

Taman Bacaan Hingga Taman Bermain, Terlahir dari Gotong Royong Warga dan untuk Warga.


Dunia Perpustakaan | komplek yang dulunya berupa tanah rawa, kini berubah menjadi taman bermain bagi warga. Lahan semak-semak tak terpakai kini berubah menjadi sebuah arena hiburan dan edukasi anak-anak yang tentunya lebih berguna.

Komplek Polisi Honggo Pranoto di Jalan Alianyang kini memiliki taman bacaan. Keberadaannya diharapkan dapat menambah minat baca anak-anak segala umur. Mulai tahun lalu, rencana membuat sebuah taman bacaan dimulai dari sekelompok warga. Mereka mencangkul dan membersihkan lahan. Dari sana muncul rasa kebersamaan yang membawa semua warga komplek menyatukan keinginan.

Begitu masuk dalam taman bacaan, suasana ceria menghiasi setiap sudut ruangan dengan kecerahannya. Selain berisi buku dalam rak yang tersusun rapi, terdapat mainan anak-anak yang disulap menjadi alat peraga. Sore itu, terlihat bocah-bocah silih berganti memilih buku mana yang ingin mereka baca.

Ditemani ketua taman bacaan, juga terlihat seorang ibu yang membantu anak-anak membacakan buku cerita dan memahami isi cerita. Selain buku cerita anak, ada banyak pula buku bacaan bagi orang dewasa, novel, sejarah, pengetahuan umum, dan masih banyak lagi dari 1.422 koleksi buku di sana.

Ketua Taman Bacaan, Delima Solihin, tak pernah menyangka pendirian taman bacaan itu dapat menjadi sebesar dan sebagus sekarang ini. Hanya dari modal awal yang tak begitu besar, pembangunan taman bacaan itu dapat terdengar ke telinga Kapolresta Pontianak dan Kapolda Kalbar.

Diceritakan dia, kali pertama tercetus pendirian taman bacaan ini dari seolah seorang warga, sebut saja Bapak Teguh. Darinya juga muncul ide membangun lapangan bolavoli dan balai warga. “Taman bacaan ini, idenya hanya dari obrolan bapak-bapak saat ronda,” Dikutip dari pontianakpost.com [17/04/16].

Dari sana, akhirnya mulai ada rencana dari warga untuk melakukan pungutan sumbangan ke rumah-rumah. Sampai akhirnya diresmikan 30 maret lalu, membutuhkan waktu hampir satu tahun untuk mendirikan taman bacaan ini.

Waktu yang sangat lama itu dikarenakan dalam pendirian bangunannya juga hasil dari gotong royong warga. Mulai dari membersihkan lahan, pemasangan kayu pancang, hingga pengecatan, semuanya murni dari tangan warga kompleks.

Dua orang tukang yang dipekerjakan hanya mengurus masalah teknis. Setiap harinya selepas kerja, lingkungan pun ramai oleh warga yang bergotong royong. “Bapak-bapak yang menjadi tukang, ibu-ibu yang menyiapkan minuman dan makanan,” jelasnya.

Aspirasi warga ini rupanya direspons baik oleh Bhayangkari Kota Pontianak. Ny Niken Manohara Sulistyanto, ketua Bhayangkari Kalbar sendiri ikut memberikan bantuan berupa buku bacaan. Bahkan istri Kapolda Kalbar Brigjend Arief Sulistyanto tersebut juga mengucurkan dana bantuan, agar taman bacaan dapat segera terlaksana.

Acara peresmian pun dihadiri oleh Kapolda beserta istri dan tamu undangan lain. Kedatangan pucuk pimpinan Bhayangkara Kalbar tersebut mengesankan seperti bukan peresmian taman bacaan biasa.

Menurut Delima, Ny Niken Manohara melalui Bhayangkari saat ini memiliki program untuk mendirikan taman bacaan hingga ke pelosok desa di Kalimantan Barat. Saat ini, diceritakan dia, terdapat 16 taman bacaan Bhayangkari yang sudah diresmikan. Nantinya, dia menambahkan, akan didirikan yang ke-17 di Pontianak Timur, di Kampung Beting.

Buka setiap harinya, taman bacaan mulai ramai pada sore hari. Saat anak-anak sudah pulang sekolah, terlihat mereka sedang asyik membaca buku cerita dan buku bacaan ringan lainnya. Selain menjadi taman bacaan  atau perpustakaan bagi warga, Taman Bacaan Kemala Cinta Indonesia, juga menjadi pusat kegiatan warga.

Setiap minggunya taman bacaan memiliki program untuk merangkul warga, terutama anak-anak. Diceritakan Delima, setiap Sabtu dan Minggu, anak-anak diajak ke taman bacaan untuk mengikuti lomba mewarnai atau lomba lainnya. “Tentunya kita selipkan sisi edukasinya,” ucap Delima.

Labels:

Finlandia Negara Paling Terpelajar di Dunia dengan Peringkat Pertama, Indonesia Peringkat Ke-60

Finlandia Negara Paling Terpelajar di Dunia dengan Peringkat Pertama, Indonesia Peringkat Ke-60.


Dunia Perpustakaan | Dalam sebuah studi yang dilakukan John Miller, presiden Universitas Central Connecticut State di New Britain, menempatkan Finlandia sebagai negara paling terpelajar di dunia.

Riset ini menekankan pada hasil ujian literasi dan juga melihat apa yang disebut sebagai "karakteristik sikap terpelajar" misalnya jumlah perpustakaan dan koran hingga lamanya sekolah serta ketersediaan komputer di sebuah negara.

Jadi, riset ini bukan melulu melihat kemampuan penduduk sebuah negra dalam membaca atau menulis. Riset ini mencoba menyusun peringkat negara-negara berdasarkan "perilaku terpelajar dan sumber daya yang mendukungnya".

Dari 200 negara yang diteliti, akhirnya hanya 61 negara yang bisa diteliti karena minimnya data dan statistik untuk negara-negara lainnya.

Hasilnya, negara-negara Skandinavia mendominasi peringkat teratas. Setelah Finlandia di peringkat teratas, disusul Norwegia dan Islandia.

Dikutip dari nationalgeographic.co.id, [18/04/16]. Sedangkan Denmark dan Swedia melengkapi dominasi negara Skandinavia di posisi lima besar.

Sementara itu, Swiss berada di posisi keenam, AS ketujuh, Kanada ke-11, Perancis ke-12 dan Inggris di peringkat ke-17.

Di papan bawah, Botswana menjadi juru kunci di peringkat ke-61 sementara di atasnya terdapat Indonesia dan Thailand (59).

Laporan ini juga menyimpulkan bahwa jika yang difokuskan hanya kemampuan membaca maka hasilnya akan jauh berbeda.

Jika hanya masalah bebas dari buta huruf maka Singapura berada di peringkat teratas, disusul Korea Selatan, Jepang dan China.

Sementara Finlandia adalah satu-satunya negara Eropa yang duduk di peringkat atas yaitu posisi dua bersama Korea Selatan.

Jika penilaian ditambah dengan jumlah perpustakaan dan jumlah buku di perpustakaan maka Estonia, Latvia dan Norwegia menjadi pemuncak.

"Saat faktor-faktor selain kemampuan membaca dimasukkan maka tak ada negara Asia yang masuk 25 besar," demikian hasil laporan riset tersebut.

Miller menambahkan, studi ini juga menyimpulkan tidak ada korelasi antara masa belajar dan biaya sekolah dengan hasil ujian seseorang.

Miller sangat yakin Finlandia, Norwegia, Islandia, Denmark dan Swedia menduduki peringkat lima besar karena secara budaya warga kelima negara ini sangat gemar membaca.

Inilah ke-10 negara paling terpelajar di dunia:

  • 1. Finlandia
    2. Norwegia
    3. Islandia
    4. Denmark
    5. Swedia
    6. Swiss
    7. Amerika Serikat
    8. Jerman
    9. Latvia
    10.Belanda

Labels: ,

Saturday, April 16, 2016

Inspiratif, Pemuda ini Buat Perpustakaan Gratis Delivery Order

Inspiratif, Pemuda ini Buat Perpustakaan Gratis Delivery Order.


Dunia Perpustakaan | Lesunya dunia literasi di Kota Malang mendapat perhatian dari sejumlah pemuda. Mereka mendirikan perpustakaan gratis dengan sistem delivery order.

Sesuai namanya perpustakaan ini bersedia mengantarkan buku kepada si peminjam. Untuk bisa meminjam hanya perlu mengirim pesan singkat ke nomor handphone 08579128582. Nomor ini milik Muqtadi Amri, alumnus Universitas Islam Negeri (UIN) Malang yang merupakan kordinator perpustakaan tersebut.

Selain bersistem delivery order, peminjam buku juga bisa berjanjian dengan pegiat perpustakaan gratis itu atau dalam jual beli online biasa disebut dengan COD atau Cash on Delivery.”Peminjaman buku gratis, hanya perlu meninggalkan KTP (Kartu Tanda Penduduk) sebagai jaminan,” kata Amri dikutip dari radarmalang.co.id [15/04/16].

Perpustakaan ini digagas oleh Komunitas Gubuk Tulis yang dikenal dengan kepeduliannya pada dunia literasi di Kota Malang. Perpustakaan delivery order ini sendiri merupakan salah satu program Gubuk Tulis yang diberi nama tebar baca.

Sampai saat ini ada sekitar 50 buku yang bisa dipinjam. Para petugas yang dengan ‘ikhlas’ mengantar buku ada lima orang yang merupakan aktivis Gubuk Tulis. Kebanyakan pegiat komunitas ini adalah mahasiswa dan alumni UIN Malang.

Amri melanjutkan, setelah buku dipinjam ada satu syarat yang harus dipenuhi oleh peminjam yakni mereview buku yang mereka pinjam. Review buku harus berupa tulisan sehingga bisa didiskusikan dan juga bisa diunggah ke website gubuk tulis yakni www.gubuktulis.wordpress.com.”Kita ingin setelah selesai membaca mereka menulis, sehingga selain mendapat pengetahuan juga mengasah keterampilan menulis,” tambahnya.

Viky Maulana, salah seorang pegiat gubuk tulis menambahkan, diadakannya perpustakaan ini karena mereka miris lesunya dunia literasi yang ada di Kota Malang. Menurut dia, kota ini adalah kota pendidikan tapi masih kalah jauh dari Jogjakarta dalam hal literasi.

”Perpustakaan ini sudah berjalan sejak awal April lalu, dan sudah ada enam orang yang pinjam,” kata mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Malang ini.

Labels:

Kisah Juru Parkir yang Jadi Peternak Sukses Berkat Perpustakaan

Kisah Juru Parkir yang Jadi Peternak Sukses Berkat Perpustakaan.


Dunia Perpustakaan | Perpustakaan sangat diperlukan keberadaannya dikalangan masyarakat Indonesia, dengan adanya perpustakaan kita bisa mencari sumber-sumber ilmu yang belum kita ketahui. Masyarakat juga membutuhkan akses terhadap luasnya informasi demi mengembangkan diri dan meningkatkan kualitas hidupnya.

Inilah yang dirasakan Wahid, seorang pemuda asal Pamekasan, Jawa Timur yang berhasil mengangkat ekonomi keluarganya. Ia menjelma dari seorang juru parkir menjadi peternak ayam sukses di daerah setelah mengakses perpustakaan.

Pamekasan masuk ke dalam daftar 98 kabupaten di Indonesia yang mendapat bantuan program Perpustakaan Seru (PerpuSeru) dari Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI). Wahid kebetulan bekerja sebagai juru parkir di salah satu perpustakaan yang menjadi mitra PerpuSeru di Pamekasan.

Ia kemudian tertarik untuk mengembangkan keterampilan diri dengan mengikuti pelatihan komputer dan internet gratis di perpustakaan tempatnya bekerja. PerpuSeru merupakan program pengembangan perpustakaan di Indonesia sebagai pusat belajar dan berkegiatan masyarakat yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

Wahid tertarik mempunyai usaha beternak ayam bangkok di rumahnya. Pria dengan perawakan sederhana ini didampingi seorang pustakawan mulai menggunakan layanan internet gratis di perpustakaan untuk mencari informasi cara beternak ayam yang benar dan mengatasi ayam sakit.

"Awalnya saya hanya punya tiga ekor ayam, dua betina dan satu jantan. Sekarang saya sudah punya 500 ekor ayam," katanya dikutip dari Republika.co.id di Nusa Dua, Kamis (15/4).

Pria yang sudah berkeluarga ini kemudian menerapkan informasi yang diperolehnya dari internet perpustakaan. Dari hasil ternak ayamnya, Wahid kini mendapat penghasilan bersih sekitar Rp 2 juta hingga Rp 3 juta per bulan. Istrinya juga bisa membuka usaha katering dengan pendapatan rata-rata Rp 8 juta hingga Rp 9 juta per bulan atau penghasilan bersih sekitar Rp 5 juta per bulan.

Kisah sukses mereka yang rajin membaca dan mengakses informasi di perpustakaan juga dirasakan Sofian Hidayat, seorang pemuda asal Tabalong, Kalimantan Selatan. Sofian rela menempuh jarak 15 kilometer (km) dari rumahnya demi mengikuti program pendidikan komputer yang diberikan cuma-cuma oleh perpustakaan yang menjadi mitra PerpuSeru di Tabalong.

Setelah mengikuti pelatihan rutin selama 17 hari saja, dia berani membuka kursus komputer di kampung halamannya, Kecamatan Halong untuk memajukan pendidikan pemuda setempat. Sofian menggunakan sebuah ruangan Sekolah Dasar (SD) tempat dia bersekolah dulu sebagai tempat mengajar kusus.

Sofian termotivasi membuka kursus komputer di Halong supaya anak-anak muda di daerahnya bisa bersaing dengan pemuda daerah lain, meski mereka putus sekolah. Saat ini, kata Sofian sudah ada sekitar 40 pemuda di daerahnya yang mengikuti pelatihan komputer.

Sofian kini terus mengembangkan lembaga kursus komputer di daerahnya untuk menjangkau lebih banyak pemuda putus sekolah. Keterampilan komputer bisa menjadi modal mereka mendapatkan pekerjaan dan penghidupan lebih baik.

Labels:

Friday, April 15, 2016

Alkitab Masuk Daftar Buku Paling Dilarang di Amerika

Alkitab Masuk Daftar Buku Paling Dilarang di Amerika.


Dunia Perpustakaan | Disebut penuh tindakan yang dipertanyakan secara moral, kini Alkitab masuk dalam daftar buku paling dilarang di Amerika Serikat.

The Huffington Post merilis, Alkitab masuk daftar  10 buku yang paling dilarang tahun 2015 di Amerika Serikat, yang justru merupakan rumah bagi lebih banyak orang Kristen dibanding negara lain di dunia.

Menurut laporan terbaru American Library Association, Kitab Suci atau Alkitab menempati peringkat keenam sebagai buku yang paling dilarang di Amerika karena faktor "sudut pandang agama."

Kantor ALA telah mengumpulkan data tentang buku-buku yang dilarang beredar di sekolah-sekolah Amerika atau perpustakaan sejak tahun 1990.

James LaRue, direktur OIF, kepada The Huffington Post menyebut bahwa Alkitab muncul dalam daftar tersebut.

Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa Alkitab juga masuk dalam daftar buku yang dilarang dibaca anak sekolah?

ALA mendefinisikan kata 'Dilarang' kemudian muncul setelah adanya pengaduan tertulis yang diajukan oleh perpustakaan atau sekolah.

Dikutip dari tribunnews.com [15/04/16]. " Pada 2015, tercatat 275 buku masuk dalam daftar dilarang, turun dari jumlah di tahun sebelumnya yaitu 311. Daftar tahun ini untuk buku-buku dilarang muncul dari sebagian besar di sekolah-sekolah tinggi di Selatan dan Barat Daya.

Buku yang masuk dalam daftar paling atas dilarang tahun ini adalah Mencari Alaska, oleh John Green, yang dilarang karena memiliki bahasa yang kasar dan menjadi eksplisit secara seksual."

LaRue mengatakan bahwa Alkitab kemudian masuk dalam daftar dilarang sejumlah materi di dalamnya mengandung "konten seksual yang tidak pantas untuk anak-anak" dan "hasutan untuk melakukan kekerasan."

Ryan Cragun, seorang sosiolog di Universitas Tampa yang telah mempelajari sekularisasi, mengatakan kepada The Huffington Post bahwa masuknya Alkitab dalam daftar buku yang paling dilarang kemungkinan hasil dari suara vokal para aktivis sekuler.

"Dengan kata lain, para aktivis sekuler cenderung tidak benar-benar ingin Alkitab dilarang. Apa yang mereka inginkan adalah menunjukkan ada standar ganda yang memungkinkan Alkitab tetapi tidak pada buku-buku lain, meskipun Alkitab adalah buku yang penuh dengan tindakan dipertanyakan secara moral."

Labels:

6 Situs yang Akan Bantu Skripsimu Cepat Tuntas

6 Situs yang Akan Bantu Skripsimu Cepat Tuntas.


Dunia Perpustakaan | Para calon sarjana sebelum meraih gelar sarjanannya, tentu harus melalui satu tahap yang dirasa paling berat. Ya menyusun skripsi! Sebelum skripsi disusun, tentu harus melakukan penelitian terlebih dulu.

Proses pengerjaan penelitian skripsi memang tak mudah serta harus melalui lika-liku, jungkar balik, kepala di kaki, kaki di kepala yang panjang.

Sebab mahasiswa dituntut harus banyak mencari sumber-sumber pertama dalam penelitian. Nah, ininih yang kadang susah banget buat ditemuin, dan ini seringkali jadi kendala buat kita untuk masuk ke bab selanjutnya.

Para mahasiswa kini tak perlu khawatir, kecanggihan teknologi akan membantu saat kamu  lagi males-malesan sama skripsi. Nih, dikutip dari jadiberita.com [14/04/16], ada 5 situs yang bakal bantuin penelitian skripsi kamu biar cepat tuntas.

#1. Google Scholar


Google Scholar merupakan layanan buatan Google yang bakal membantumu mencari berbagai materi pelajaran berupa teks dalam berbagai format publikasi. Di dalam layanan yang diluncurkan tahun 2004 ini, terdapat pula jurnal-jurnal online dan publikasi ilmiah yang terbilang lengkap. Tak hanya itu saja, melalui layanan ini kamu jugadapat lebih mudah mengutip sebuah publikasi dalam berbagai macem jenis citasi.

#2. Microsoft Academic


Microsoft_Academic

Microsoft Academic merupakan mesin pencari referensi penelitian dalam format publikasi. Layanan ini punya fitur filter yang dapat membantumu dalam mencari sumber penelitian. Nah, melalui filter ini, kamu akan lebih mudah dalam mencari jurnal berdasarkan penulis atau afiliasi tempat bernaungnya penelitian yang tengah kamu cari. Selain itu layanan milik Microrosoft ini jadi alternatif pilihan karena fitur filter yang membuat pencarian kamu jadi lebih spesifik.

#3. Indonesian Publication Index


IPI

Indonesian Publication Index, lebih dikenal dengan portal garuda. Situs ini hampir mirip dengan Google Scholar dan Microsoft Academic. Bedanya, dalam portal Garuda ini hanya menampilkan jurnal yang berbahasa Indonesia saja. Keunggulan ini tentu akan membantumu yang kurang handal dalam bahasa Inggris, atau memang kebetulan sedang mencari jurnal berbahasa Indonesia.

#4. Open Library


Open-Library

Open Library merupakan sebuah project raksasa yang melibatkan seluruh penggunanya. Situs ini layaknya perpustakaan terbuka, di mana kita sebagai pengguna, tak hanya bisa menikmati jurnal-jurnal yang ada, tapi juga bisa menempatkan buku milik kita sendiri di perpustakaan ini dan siapa pun bisa mengaksesnya dengan terbuka.

Tak hanya itu saja, dalam situs ini terdapat banyak e-book gratis yang hanya bisa dibaca secara online. Tetapi banyak pula yang bisa kita unduh dengan gratis untuk dibaca sewaktu-waktu tanpa koneksi internet.

#5. Literature.org


Literatur

Bagi kalian mahasiswa sastra atau memang penyuka sastra dunia, maka literature.org ini layak untuk kamu akses. Ada ribuan buku dari sastrawan ternama dunia yang dapat diakses bebas di sini. Mulai dari Dumas, Allan Poe, Mark Twain, hingga Leo Tolstoy. Berbeda dengan situs yang lain, kamu tidak bisa mengunduh dalam format pdf, epub, atau kindle. Namun tak perlu khawatir, situs ini mudah diakses lantaran hanya menyajikan teks tanpa gambar sehingga tidak menghabiskan kuota akses internet.

#6. Library Genesis


LIBRARY_GENESIS

Situs yang satu ini bisa dibilang penyedia buku digital paling lengkap sejagad raya. Berbagai jenis buku dari yang formatnya pdf, mobi, sampe ePub semuanya tersedia di situs ini. Uniknya, semua bisa mahasiswa unduh secara cuma-cuma. Buku-buku digital yang ada di situs ini sudah ada untuk berbagai jurusan, dari ekonomi, politik, sampe bahasa.

Hanya saja karena situs ini isinya buku gratisan, fitur filter yang ada di situs Library Genesis kurang akurat. Jadi, kalo kamu mau download ebook dibuku ini, jangan sampe ada kesalahan pas nulis keywordnya, ya.

 

Labels:

Wednesday, April 13, 2016

Dari 1.000 Orang Indonesia, Hanya 1 yang Suka Membaca

Dari 1.000 Orang Indonesia, Hanya 1 yang Suka Membaca.


Dunia Perpustakaan | Minat membaca masyarakat Indonesia hanya 0,01 persen. Fakta itu menempatkan Indonesia berada di posisi 124 dari 187 negara dalam penilaian indeks pembangunan manusia (IPM).

Demikian disampaikan Direktur Wisata Hati Business School, Deddi Nordiawan saat meluncurkan program Sebar Sejuta Buku di Pendopo Lokatantra Pemkab Lamongan, Selasa siang, 12 April.

Artinya, kata Deddi, dari 1.000 penduduk Indonesia, hanya satu orang yang gemar membaca. Dia mengatakan program Sebar Sejuta Buku merupakan gerakan sosial untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pembangunan sejuta perpustakaan di pelosok Nusantara. "Setiap donasi dari masyarakat akan dikonversi menjadi buku," ujar dia.

Sampai saat ini, lanjut Deddi, telah terdapat 48 donatur di Kabupaten Lamongan. Sehingga, didapat 48 paket donasi buku. Setiap paketnya berisi 250 buku yang akan disebarkan ke lembaga-lembaga pendidikan, taman bacaan, perpustakaan, dan masjid atau yayasan.

Bupati Fadeli yang membuka kegiatan tersebut mengatakan budaya membaca memang masih perlu ditingkatkan. Terlebih di Indonesia yang lebih jamak adalah budaya verbal seperti melalui mendongeng yang dipraktekkan sejak usia anak.

Dikutip dari metrotvnews.com, [12/04/16]. "Untuk itu saya sangat mendukung program ini, mudah-mudahan bisa menjadikan kita semakin gemar membaca," kata dia.

Labels:

Tuesday, April 12, 2016

Inspiratif: Dari Pojok Nusantara, Kini Jadi Pojok Cerpen

Inspiratif: Dari Pojok Nusantara, Kini Jadi Pojok Cerpen.


Dunia Perpustakaan | Masa muda adalah dimana masa-masa ini penuh dengan keinginan, dan jiwa semangat yang tinggi. Seperti yang dilakukan Wijaya Kusuma Eka Putra (24), yang mampu membangun usaha penerbitan dan toko buku sendiri.

Awalnya, dari sebuah kehausan akan literasi. Ketika akses membaca buku itu sulit diperolehnya semasa kecil karena keterbatasan wilayah yang ditinggalinya. Kini, Wijaya Kusuma Eka Putra, 24, tak hanya mampu mengumpulkan ribuan buku, tetapi juga membangun usaha penerbitan dan toko buku sendiri.

Eka, demikian anak muda kelahiran Sleman ini disapa. Dibesarkan di Bumi Cendrawasih, nyaris membuat Eka tak mengenal literasi. Buku-buku yang hanya dapat dibacanya ketika kali pertama dapat membaca, hanyalah majalah anak-anak. Itu pun majalah yang mungkin ketinggalan jaman karena baru beredar di tempat tinggalnya tiga bulan setelah diterbitkan.

Ayahnya seorang transmigran dari Jawa yang hijrah ke Serui, Papua. Agar anak-anaknya tetap mengenal buku atau literasi, majalah anak-anak yang cukup populer kala itu seolah menjadi buah tangan yang sangat bermanfaat.

“Ayah sering membelikan majalah tersebut, sehingga sejak itu aku menjadi tidak kaku pada literasi. Apalagi majalah itu banyak mengulas berbagai pengetahuan,” ujar Eka saat berbincang santai dengan Harianjogja.com di Dongeng Kopi, belum lama ini.

Di daerah-daerah terpencil seperti Indonesia Timur, persoalan literasi terkadang menjadi masalah utama. Toko buku hampir tidak ada di wilayah tempat tinggalnya saat masih berada di Papua.

Bahkan, fasilitas dan akses ke perpustakaan kurang memadai. Buku-bukunya pun sebagian besar tidak rekomendasi bagi anak-anak seusianya kala itu.

Seperti anak-anak remaja seusianya, selepas menamatkan bangku sekolah dasar, masa remaja kurang peduli pada literasi. Namun, bermunculannya roman-roman populer seperti Laskar Pelangi karya Andrea Hinata, Ayat-Ayat Cinta dan sejenisnya, kembali menarik Eka pada dunia buku.

Dikutip dari harianjogja.com [11/04/16]. “Itu kali pertamanya mulai membaca buku-buku yang lebih tebal. Bahkan, aku cukup rakus membacanya,” ungkap Eka.

Hobi itu tak lantas pudar ketika Eka mulai hijrah ke Jogja untuk kuliah. Alumni jurusan muamalat Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Jogja ini justru kian getol berburu buku. Di kampus inilah dia menyadari minat akan literasi begitu kuat.

Di sanalah kali pertamanya Eka mengenal karya-karya dari sejumlah penulis ternama, sebut saja Hamzah Rangkuti, Joni Aryadinata, Senogumiro dan lain sebagainya.

Tak cukup puas membaca buku di perpustakaan kampus. Eka bahkan rela menyusuri perpustakaan yang ada di seluruh Jogja, dari kampus-kampus, perpustakaan kota hingga perpustakaan daerah.

“Kalau bosan, aku akan ke perpustakaan kota, perpustakaan provinsi, di sana bukunya bagus-bagus. Paling jauh ke perpustakaan Bantul, di mana di perpustakaan ini aku bisa menemukan buku yang selama ini sulit ditemukan, seperti puisi karya Wiji Tukul hingga cerpen-cerpen dunia terjemaahan Sapardi,” papar Eka. Holy Kartika N.S

Rajin Beli Buku Hingga Buka Lapak Di Kampus


Ketika buku terlalu banyak yang dibaca, hasrat ingin memiliki buku mulai mengusik pemuda kelahiran Sleman, 31 Desember 1991 itu. Sedikit demi sedikit, sebagian uang yang diperolehnya disisihkan untuk membeli buku.

Bahkan, demi buku, terkadang Eka melebihkan uang kiriman dari orang tuanya. Eka juga sempat mengajar les matematika hanya demi mendapatkan uang untuk membeli buku-buku favoritnya.

“Sampai pada titik, di mana aku tidak bisa terus membohongi orang tua. Akhirnya terpikir untuk menjual buku, setelah melihat banyak buku yang tertumpuk di kamar, beberapa dobel. Buku-buku seperti teenlit dan yang sudah tidak lagi relevan, lalu aku jual,” tukas Eka.

Media sosial yang cukup marak kala itu, Facebook, memberinya ruang yang lebih luas untuk berinteraksi dengan sesama penikmat buku dan dengan para pedagang buku. Lewat akun Pojok Cerpen, banyak pecinta buku, penulis hingga penerbit membaur berbincang hingga berbagi info tentang buku.

Lewat media sosial itulah, sirkulasi usaha buku mulai dirintisnya. Mulanya, buku-buku lama miliknya yang tak lagi relevan dijajakan melalui situs jejaring sosial tersebut. “Lalu buku yang tidak aku punya, kujual untuk membeli buku yang aku suka,” ungkap Eka.

Tak cukup memajang buku-buku di akun Pojok Cerpen miliknya. Di kampus, Eka juga melakukan pendekatan persuasif kepada teman sekampusnya agar mau membeli buku-buku miliknya. Bahkan, tak jarang Eka menggelar lapak di ruang-ruang publik di dalam kampus dengan menggandeng organisasi kampus yang disinggahinya.

“Semakin lama, apa yang aku lakukan itu semakin besar dampaknya. Akhirnya, aku harus mulai membedakan jualan buku sebagai bisnis, dan jualan buku sebagai pemenuhan kebutuhanku. Sebagai bisnis, usaha ini harus memenuhiku secara personal dan kita harus punya tabungan. Secara hobi kita tidak perlu beli buku,” jelas Eka.

Labels: ,

Gemar Membaca Harus Dimulai Sejak Usia Dini

Gemar Membaca Harus Dimulai Sejak Usia Dini.


Dunia Perpustakaan | Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), dalam waktu dekat akan membuka perpustakaan di UPT Pasar Induk Penajam.

Nantinya, perpustakaan itu akan digunakan bagi anak usia dini, baik anak pengunjung pasar maupun para pedagang.

Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah, Ridwan Effendi menjelaskan, rencana pembukaan perpustakaan di UPT Pasar Induk Penajam untuk mendukung Kabupaten PPU menuju Kabupaten Layak Anak. Rencana ini juga melibatkan Kantor Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (KB-PP).

Menurutnya, perpustakaan itu nanti lebih diperuntukkan bagi anak usia dini. Ia mengatakan, selama ini banyak masyarakat yang datang ke pasar membawa serta anak mereka, namun ikut berbelanja bersama orangtua mereka.

Sehingga bila nanti perpustakaan ini sudah beroperasi, maka orangtua yang datang ke pasar, bisa menitipkan anaknya di tempat tersebut sembari diberikan buku bacaan.

Bukan hanya itu, selama ini banyak pedagang yang memiliki anak kecil, namun hanya bermain- main di dekat tempat jualan orangtua mereka.

"Jadi nanti anak pedagang yang belum usia sekolah itu, bisa menghabiskan waktunya untuk membaca buku-buku di perpustakaan. Dari pada mereka hanya main di pasar, lebih baik mereka membaca buku. Pembukaan perpustakaan ini juga sebagai upaya agar gemar membaca itu sudah dimulai sejak usia dini," katanya.

Sebelumnya lanjutnya, pihaknya juga sudah mengoperasikan perpustakaan di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah, di Komplek Islamic Center. Bahkan perpustakaan tersebut sudah sering dikunjungi murid  mulai TK sampai SD.

Bahkan pihaknya juga sudah mensosialisasikan kepada sejumlah sekolah, agar bisa memprogramkan kunjungan perpustakaan.

Ia mengungkapkan, jumlah buku yang disiapkan di perpustakaan tersebut sudah mencapai 2.000 eksemplar dengan ratusan judul buku. Mulai buku pengetahuan umum sampai buku tentang cerita rakyat yang sangat disenangi para murid.

Dikutip dari tribunnews.com, [11/04/16]. Selain itu, Ridwan mengatakan, pihaknya juga sedang berusaha untuk mendapatkan bantuan mobil perpustakaan keliling dari Perpustakaan Nasional di Jakarta.

Bahkan usulan untuk mendapatkan bantuan kendaraan tersebut sudah diajukan, dan diharapkan PPU menjadi kabupaten yang diprioritaskan untuk mendapatkan mobil perpustakaan keliling tersebut. "Kami juga sudah meminta bantuan buku kepada Pemprov Kaltim, mudah-mudahan kami mendapat tambahan judul buku," harapnya.

Labels:

Monday, April 11, 2016

SMA Negeri 4 Pekanbaru, Terapkan Program ”One Book One Child”

SMA Negeri 4 Pekanbaru, Terapkan Program ”One Book One Child”.


Dunia Perpustakaan | Demi meningkatkan budaya baca di lingkungan sekolah, banyak cara yang dapat dilakukan oleh para guru untuk meningkatkan kegemaran membaca buku.

Salah satunya ialah program yang diterapkan oleh SMA Negeri 4 Pekanbaru yaitu One Book One Child, Selaras dengan program 15 menit membaca. Maksud dari program ini adalah satu orang peserta didik menyumbangkan satu buah buku terbaiknya yang disumbangkan ke sekolah.

Maksud disumbangkan disini bukan menjadi milik sekolah tetapi buku yang sudah terkumpul tersebut diletakkan dikelas masing-masing peserta didik sebagai bahan bacaan bagi mereka. Inilah dasar munculnya perpustakaan mini di kelas.

Kepala SMAN  Pekanbaru, Hj Nurhafni MPd menjelaskan bahwa budaya membaca di SMAN 4 sudah di mulai dari tahun lalu.

"Budaya membaca sudah dimulai dari tahun lalu. Dimulai dengan didatangkannya petugas dari Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Kota Pekanbaru yang membaca berbagai macam buku dengan 4 mobilnya atau yang disebut pustaka keliling.

Mobil-mobil tersebut ditempatkan diberbagai sudut sekolah yaitu di taman bacaan keluarga Lentera Hati, pekarangan sekolah dan dikantin sekolah. Pada saat didatangkannya buku-buku pada mobil pustaka keliling tersebut antusias peserta didik sangatlah tinggi.

Ini terlihat dengan berbondong-bondongnya mereka datang ke mobling (mobil keliling, red) ini kemudian mencari buku-buku yang mereka sukai. Setelah mereka mendapatkan buku yang diinginkan lalu mereka mulai membaca disekitaran mobling tersebut sambil berkelompok" jelasnya, dikutip dari riaupos.co [11/04/16].

Selain peserta didik membaca buku diperpustakaan sekolah dan perpustakaan mini yang ada dikelas, sekolah ini juga mempunyai kawasan pojok baca. Pojok baca ini didesain menarik agar peserta didik bersemangat membaca, serta disediakan sambungan listrik agar peserta didik tidak terganggu dengan belajarnya karena baterai laptopnya yang kehabisan daya.

"Semenjak adanya tambahan tempat untuk membaca ini minat peserta didik untuk membaca menjadi tinggi, ini terbukti saat jam istirahat pojok baca ini banyak ditempati oleh siswa-siswi yang duduk disana.

Peserta didik yang menempati pojok baca tersebut tidak hanya untuk membaca saja kadang juga dipakai sebagai ruang diskusi terbuka bagi mereka bahkan dengan dibimbing oleh guru," kata Nurhafni mengakhiri.

Labels:

Mengintip Serunya Perpustakaan Islam Sabilillah, yang Tak Pernah Sepi Pengunjung

Mengintip Serunya Perpustakaan Islam Sabilillah, yang Tak Pernah Sepi Pengunjung.


Dunia Perpustakaan | Konon, untuk mengetahui sebesar apa minat baca masyarakat di suatu negara kunjungilah perpustakaannya. Pun demikian, untuk mengetahui budaya membaca siswa di sebuah sekolah maka lihatlah perpustakaannya.

Sebagian besar dari sekolah-sekolah favorit yang saya ketahui, memiliki perpustakaan yang ideal bahkan sangat bagus dan lengkap. Namun sayang, seringkali sepi pengunjung. Ketika bel istirahat berbunyi, kantin masih lebih laris dari perpustakaan. Jangankan di jaman yang serba canggih seperti sekarang yang membuat anak semakin malas membaca buku, ketika saya masih duduk di bangku SD dulu yang rajin ke perpustakaan sekolah tak sampai tiga orang. Alhamdulillah, saya termasuk salah satunya.

Budaya membaca memang harus ditumbuhkan. Tidak cukup hanya dengan menyediakan perpustakaan kemudian berharap semua siswa akan keranjingan membaca. Terkadang mereka harus "dipaksa" agar merasakan betapa nikmatnya membaca.

Inilah yang dilakukan oleh penanggung jawab perpustakaan SD Islam Sabilillah. Beberapa terobosan yang dilakukan berhasil menumbuhkan minat baca siswa. Tiap harinya siswa yang berkunjung ke perpustakaan berjumlah ratusan. Terkadang mereka hanya membaca-baca, terkadang juga meminjam buku untuk dibaca di kelas atau dibawa pulang.

Koleksi buku di SD Islam Sabilillah ini mencapai 18.000 eksemplar. Tiap bulan tak kurang dari 2000 buku yang dipinjam. Paling digemari adalah buku serial KKPK. Beberapa anak yang saya ajak ngobrol bahkan mengkhatamkan lebih dari sepuluh buku KKPK dalam seminggu. Sungguh luar biasa!

Mereka sangat antusias dalam hal membaca. Terutama siswa-siswi yang tergabung dalam ekstra writing yang saya ajar. Setiap kali saya membawa buku atau majalah baru, mereka saling berebut dan langsung melahapnya seperti mengunyah makanan dalam keadaan lapar berat.

Kata salah seorang pengelola perpustakaan SD Islam Sabilillah, Ummi Rahmawati Al-Jannah, perpustakaan sekolah buka setiap senin-jumat mulai pukul 06.45 wib. Tapi yang membuat saya takjub, mereka sudah berbaris rapi di depan pintu perpustakaan jauh sebelum perpustakaan buka. Inilah semangat membaca yang perlu ditiru oleh siswa-siswi sekolah manapun.

Dikutip dari viva.co.id, [05/04/16]. Beberapa kali saya melihat keceriaan mereka ketika sedang membaca. Juga antrian panjang untuk mendaftarkan buku yang akan mereka pinjam. Mereka mengantri dan berbaris dengan tertib. Jumlah buku yang boleh dipinjam dalam satu waktu dibatasi, begitupun dengan lamanya peminjaman sehingga teman-teman yang lain mendapat kesempatan sama untuk membaca sebuah judul buku.

Ketika saya tanya bagaimana perpustakaan SD Islam Sabilillah ini bisa sangat ramai, ternyata ada beberapa cara yang dilakukan oleh Bu Umi dan pengelola perpustakaan lainnya. Selain meng-update dengan stok buku-buku baru yang disukai oleh siswa-siswi, juga ada kartu haid yang digunakan oleh siswi untuk membaca buku di perpustakaan. Kartu ini harus digunakan ketika mereka sedang berhalangan shalat sementara teman-temannya yang lain sedang shalat. Mereka diwajibkan membaca buku sembari menunggu temannya menyelesaikan shalat.

Hal lain yang cukup seru dan paling ditunggu-tunggu, setiap hari jumat di awal bulan, diadakan kegiatan mendongeng bersama guru dan wali siswa. Siswa-siswi sendiri yang membaca dongeng untuk teman-teman, guru, dan orang tua mereka. Jadi tak heran, sebagian dari mereka yang tergabung dalam ekstra writing bisa menulis cerita yang keren dan bahkan bukunya pun sudah diterbitkan. Judulnya, Petualangan Dunia Camilan.

Saya bermimpi, andai semua perpustakaan bisa ramai pengunjung seperti perpustakaan SD Islam Sabilillah ini, maka literasi kita mungkin tak akan seanjlok seperti sekarang ini.

Labels:

Sekolah Wajib Mempunyai Perpustakaan!

Sekolah Wajib Mempunyai Perpustakaan!


Dunia Perpustakaan | Perpustakaan merupakan gudang ilmu terbesar di Dunia, ada juga yang mengatakan perpustakaan merupakan jantung pendidikan sekolahan. Perpustakaan akan berguna mendukung peningkatan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan masyarakat khususnya kalangan pelajar.

Maka, di setiap sekolah dari segala jenjang pendidikan baik taman kanak-kanak atau pendidikan anak usia dini (PAUD), sekolah dasar, sekolah lanjutan pertama hingga tingkat atas (SMA) wajib memiliki perpustakaan.

Dikutip dari korankaltim.com [05/04/16]. “Kita akan kembali mendata perpustakaan di sekolah-sekolah. Selain jumlah, kami juga ingin mengetahui langsung apakah perpustakaannya masih aktif atau tidak,” kata Kepala Badan Perpustakaan Kaltim Hj Ardiningsih usai pelantikan di Pendopo Lamin Etam, belum lama ini.

Menurut dia, perpustakaan bukan semata tempat untuk kumpul-kumpul dan mengobrol atau ruangan yang hanya berisikan tumpukan buku-buku bacaan.  Tetapi lanjutnya, bagaimana lembaga itu benar-benar menjadi wadah yang dirindukan setiap orang untuk datang karena menjadi sumber ilmu pengetahuan.

Keberadaan perpustakaan menurutnya, harus memberikan makna yang besar bagi peningkatan minat baca masyarakatat dan pelajar. Bahkan, perpustakaan menjadi kebutuhan mereka untuk menambah pengetahuan.

“SMA ini kan sesuai aturan sekarang telah diserahkan ke provinsi, sehingga kami akan melakukan pendataan. Sebab  sangat naif kalau sekolah tidak memiliki perpustakaan,” jelas Ardiningsih.

Dia berharap agar setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD)  di pemerintah daerah harus memiliki perpustakaan. Hal ini penting guna memberikan sarana membaca bagi ASN.

 

Labels:

Bangkitkan Budaya Baca Anak, dengan Liburan ke Perpustakaan Bareng Keluarga

Bangkitkan Budaya Baca Anak, dengan Liburan ke Perpustakaan Bareng Keluarga.


Dunia Perpustakaan | Akhir pekan merupakan waktu luang untuk bersantai dan beristirahat, ada juga yang memanfaatkan akhir pekan dengan cara jalan-jalan dan berwisata ke tempat yang menarik.

Agar akhir pekan tetap bermanfaat, sebagian orang memilih untuk pergi ke perpustakaan atau toko buku.

Begitu juga Elok Safitri (15). Siswi SMAN 19 ini menghabiskan waktu liburnya bersama tiga teman lain untuk mengunjungi perpustakaan Balai Budaya Surabaya.

Sambil membaca buku, keempatnya menikmati fasilitas perpustakaan di komplek Balai Pemuda, yang mulai padat saat akhir pekan seperti saat ini.

Selain buku-buku berbagai usia, terlihat beberapa komputer pun tersedia untuk browsing, sekaligus spot wifi.

Perpustakaan yang dibuka sejak 2012 silam ini, sengaja dibangun pemkot untuk melayani masyarakat umum, khususnya Surabaya.

"Tempatnya rapi, bersih, dan sangat nyaman. Interior ruangannya juga bagus," puji Elok ditengah diskusinya dengan tiga teman lain.

Elok mengaku sering menghabiskan akhir pekan di Perpus untuk sekedar baca buku, atau mengerjakan tugas sekolah.


Hal senada diakui oleh Dyah Ratna Herawati (34). Bersama dengan suami dan dua anaknya. Dyah mengajarkan anaknya yang berumur tujuh tahun untuk gemar membaca.

"Anak saya yang pertama baru bisa baca lancar. Makanya kami ajak ke perpusakaan. Selain baca dia juga bisa melihat-lihat video dan gambar dari komputer yang disediakan perpus. "

"Tapi ayahnya mengajari gimana caranya browsing. Dia ketik sendiri katanya di kolom pencarian. Fasilitasnya bagus, nyaman sekali," tuturnya sambil menggendong si kecil.

Sebagai informasi, Perpus Balai Budaya buka setiap hari mulai 07.30 WIB sampai 20.30 WIB. Untuk libur nasional, buka setengah hari mulai 07.30 WIB sampai 14.30 WIB.

Rizqi Nurlaili (25), petugas teknik perpustakaan Balai Budaya menegaskan setiap warga Surabaya yang meminjam buku juga gratis.

Dikutip dari tribunnews.com [03/04/26]. "Masuk perpus gratis, pinjam buku juga gratis namun, khusus bagi masyarakat berKTP Surabaya. Di luar Surabaya kita ada uang jaminan," tuturnya sambil senyum.

Labels:

Friday, April 8, 2016

Perpustakaan S.14, Suami Istri ini Ubah Rumahnya Jadi Perpustakaan untuk Umum

Perpustakaan S.14, Suami Istri ini Ubah Rumahnya Jadi Perpustakaan untuk Umum.


Dunia Perpustakaan | Mengabdi, Tulus, dan berbagi...

Tiga kata itu sepertinya cukup mewakili kisah seorang sepasang Suami-Istri Ucok dan Hera yang merelakan rumahnya sekaligus perpustakaan pribadi mereka untuk bisa dibuka untuk umum.

Berdasarkan liputan dari pikiran-rakyat [3/4/16] yang ditulis oleh Muhammad Fasha Rouf dari Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, kita bisa mendapatkan banyak pesan moral dan inspirasi dari yang sudah dilakukan oleh Ucok dan Hera.

Ketika banyak orang membangun rumahnya dengan pagar yang semakin tinggi, pertanda perlindungan terhadap kehidupan privasi, Ucokdan Hera menjadikan dinding rumahnya tinggi dengan buku-buku, dan ruang tengahnya menjadi galeri seni.

Siapapun boleh bertandang, tidak seorang pun dilarang. Ucok dan Hera memang memutuskan menjadikan rumah mereka sebagai laboratorium sosial.

"Awalnya kami merasa rumah ini terlalu besar, ada ruang tengah yang tidak terpakai. Hera menyulapnya jadi galeri seni," ceritaUcok sambil mengelap kacamatanya.

Pada permulaannya, ruang seni itu khusus untuk menampilkan berbagai karya seniman perempuan. Lama-kelamaan, hal itu dirasa terlalu spesifik dan akhirnya ruang seni tersebut menjadi galeri bagi seniman yang membutuhkan tempat eksebisi.

Rumah mereka pun mulai diberi identitas dan dipromosikan dengan nama S.14 karena terletak di Jalan Sosiologi Nomor 14, Cigadung, Kota Bandung.

Tidak mudah untuk langsung menggabungkan antara kehidupan keluarga dan rumah yang terbuka bagi umum. "Tetapi lambat laun kami tidak terganggu dengan ruang privasi yang diintervensi publik. Hal itu akhirnya membuat kami nyaman. Kalau ada yang kami miliki, mengapa sulit untuk berbagi? Hal ini kami harapkan dapatmenjadi inspirasi bagi keluarga di sekitar kita," ujar Ucok.

Kota Kembang yang disesaki dengan lembaga pendidikan tinggi, khususnya program studi seni, akan menghasilkan ratusan seniman setiap tahunnya. Hal itu menjadi argumentasi Ucok dan Hera bahwa ruang seni memang sangat dibutuhkan di kotaBandung. Selain itu, persaingan untuk menampilkan karya semakin sulit.

"Satu tesis kami ialah, semakin banyak ruang seni di kota ini, semakin baik pula bagi kehidupan keseniannya," tutur Ucok.

Dinamika karya yang tampil di S.14 semakin beragam tetapi fokus S.14 saat ini adalah untuk memamerkan karya bagi seniman yang mampu merespons barang-barang bekas menjadi karya seni.

"Hal ini dirasa berkaitan dengan isu masyarakat Kota Bandung yang seringberhadapan dengan sampah setiap harinya. Selain itu, selama ini produk seni selalu dihasilkan dari sumber bahan baku yang baru. Misalnya kita membeli kanvas ke tukang kanvas," tutur Ucok menjelaskan focus galeri seni S.14 dalam perekmbangannya.

Intergrasi Ruang Pamer dan Perpustakaan


Relasi antara kesenian dan barang bekas memang tidak sekadar wacana dari S.14. Pada 11 Maret 2016 lalu misalnya, di sana berlangsung pameran "Yume no Machine" karya Evan danAttina. Pameran itu banyak mengolah bahan dari kain bekas. Ide utama mereka adalah romantika pernikahan sepasang robot.

Warna-warni yang melekat di kaleng yang telah diolah dengan berbagai bentuk robot cantik pun memesona mata dan sarat akan makna. Apalagi, ketika tahu bahwa "Yume no Machine" adalah karya Evan danAttina yang merupakan pengantin baru. Betapa romantisnya, bulan madu dijalani dengan pameran karya.

Sebagai laboratorium sosial, buku-buku pun semakin melengkapi wacana karya seni. "Karena saya dan Hera memiliki banyak buku, terutama berkaitan dengan seni rupa, Dimas dan Lia pustakawan dari Unpad menyarankan agar kami membuka akses buku-buku ini. Kami memang memiliki buku langka, semisal majalah-majalah tahun 50-an," ucap Ucok.

Pada2011, galeri seni S.14 mengintegrasikan diri dengan perpustakaan S.14, menjadikan S.14 sebagai ruang kreatif penting di Kota Bandung.

Fokus perpustakaan S.14 ialah menyediakan berbagai referensi mengenai seni, budaya, dan sejarah Indonesia. Menurut Ucok, buku dengan topik Indonesia sulit ditemukan di pasaran, begitu pun di banyak perpustakaan.

"Berbeda dengan berbagai referensi luar, di amazon.com saja misalnya, banyak sekali tersedia," tutur Ucok dengan ekspresi cemas.

Kegelisahannya itu menciptakan obsesi tersendiri. Ucok meyakini bahwa di luar sana masih ada ribuan buku yang membahas betapa kayanya produk pemikiran dan kerja bangsa Indonesia.

"Pendeknya, saya ingin memiliki uang satu milyar, dan saya belanjakan semuanya untuk melengkapi koleksi pustaka kami."

Independensi


Meskipun memilliki obsesi demikian, S.14 sama sekali tidak membangun relasi dengan pemerintah dalam bentuk kerja sama atau sumbangan dana. Independensi S.14 dalam membangun wacana di ruang public ingin dijaga.

"Jangankan dengan pemerintah, sampai saat ini pun kami masih tidak menerima sumbangan dari lembaga donator manapun, apalagi luar negeri. Bukannya kami tak bias tetapi kami paham bahwa nantinya setiap anggaran yang digunakan mesti dilaporkan penggunaannya dan pada akhirnya kami akandikontrol oleh donatur," tuturnya.

Ucok menegaskan konsep pengelolaan swadaya yang digunakan. Sebagai seniman dan juga akademisi, Ucok dan Hera terus membaca permasalahan sosial di masyarakat Indonesia.

Menurut Ucok, masyarakat yang sehat ialah masyarakat yang mampu menjalankan komunikasi yang baik, tanpa distorsi makna dan mispersepsi yang terlalu banyak.

“Memang, permasalahan itu kompleks, tetapi salah satu variabel yang memengaruhinya ialah dengan membaca. Kalau dalam ilmu hadist, harus jelas sanadnya. Pun di ruang public itu harus jelas kita berpikir memakai landasan pikiran siapa, jangan asal ngomong dalam sebuah permusyawarahan,” kata Ucok menjelaskan dengan semangat.

Ucok menutup perbincangan dengan mengajak masyarakat agar meningkatkan minat baca dan apresiasinya terhadap seni, budaya, dan sejarah Indonesia.

“Persuasi ini memang klise, tapi lebih klise lagi kalau pemerintah yang membicarakannya,” ujar Ucok menyindir.

Memang, kata-kata yang berbunyi ialah kata-kata yang keluar dari orang yang berjuang pada apa yang dikatakannya.

Labels: ,