<data:blog.pageTitle/>

This Page

has moved to a new address:

http://duniaperpustakaan.com

Sorry for the inconvenience…

Redirection provided by Blogger to WordPress Migration Service
Dunia Perpustakaan | Informasi Lengkap Seputar Dunia Perpustakaan: June 2020

Sunday, June 28, 2020

Perpustakaan Bersejarah ini Butuh Bantuan Mendesak, Mari Dibantu!

Dunia Perpustakaan |  Perpustakaan Medayu Agung | Beberapa hari ini beredar sebuah surat yang tertulis di dalamnya dibuat oleh YAYASAN MEDAYU AGUNG SURABAYA.

Dalam tulisan tersebut berisi terkait dengan Permohonan Dana Operasional Perpustakaan Medayu Agung Surabaya.

Perlu anda ketahui bahwa Perpustakaan Medayu Agung merupakan salah satu Perpustakaan khusus yang dimiliki oleh Oei Hiem Hwie, yang saat ini berada di bawah naungan Yayasan Medayu Agung Surabaya.

Walaupun masuk kategori perpustakaan khusus, perpustakaan Medayu Agung Surabaya ini terbuka untuk umum.

Perpustakaan Medayu Agung selama ini dikenal akrena koleksi-koleksinya yang sangat langka, mulai dari koleksi-koleksi buku dan peninggalan benda-benda bersejarah Soekarno, ada juga koleksi-koleksi buku-buku penulis ternama Pramoedya Ananta Toer, hingga koleksi langka dari luar negeri.

Tak heran, karena saking langka dan pentingnya koleksi di Perpustakaan Medayu Agung ini, dulu koleksinya pernah ditawar hingga Rp 1 miliar, namun ditolak oleh sang pemilik.

(BACA JUGA: Profil Perpustakaan Medayu Agung Surabaya, Koleksinya yang Langka Diburu Banyak Negara)

Namun sekarang ini, berdasarkan adanya surat yang tersebar di medsos, Perpustakaan Medayu Agung Surabaya tengah mengalami kesulitan terkait dana untuk merawat dan mengelola koleksi yang ada di Perpustakaan tersebut.

Berikut ini isi surat tersebut yang beredar di beberapa akun medsos twitter,



YAYASAN MEDAYU AGUNG SURABAYA
Medayu Selatan IV No 42-44, 
Perumahan Kosagrha Rungkut, Surabaya 60295 Telp 031-8703505, 
email : sekretariat@medayuagung.or.id 

Surabaya, 21 Juni 2020 

Nomor: 14/YAMAS/VI/2020 
Hal: Permohonan Dana Operasional Perpustakaan 

Yth. Bpk/lbu 

Dengan hormat, 

Dengan ini, kami memperkenalkan Yayasan Medayu Agung Surabaya. Yayasan ini bergerak di bidang sosial, yang sejak bulan Maret 2001 salah satu aktivitasnya acialah mengelola sebuah perpustakaan ciengan nama Perpustakaan Medayu Agung Surabaya. Perpustakaan tersebut menempati sebuah gedung yang dipinjamkan, di 11. Medayu Selatan IV No.42-44 Surabaya. 

Kami fokus menyediakan belasan ribu judul berbagai buku. Ada yang terbitan sebelurn tahun 1900. Juga belasan ribu eksernplar surat kabar sejak tahun 1910 maupun majalah yang tersimpan di perpustakaan kami. 

Semua berupa bahan bacaan Ilmu Politik, Sosial, Sejarah dan Budaya untuk kalangan mahasiswa dan peneliti dalam dan luar negeri. Kegiatan lainnya mencarikan sponsor pernbiayaan untuk research mahasiswa dan peneliti. 

Kami rnasih menerima sumbangan koleksi buku, maupun surat kabar dan rnajalah dari kolektor. Wabah pandemic covid 19 yang kita alami bersama hingga saat ini menyebabkan tiga orang donatur kami kesulitan memberikan bantuan pemenuhan biaya operasional. 

Sekalipun sudah dilakukan penghematan, Perpustakaan tiap bulan kekurangan biaya tujuh belas juta rupiah tiap bulan. Mengatasi kekurangan tersebut di atas, kami berniat memasyarakatkan keberadaan Perpus Medayu Agung dengan memohon bantuan Bapak/lbu untuk yayasan kami caranya rnemberi dana minim Rp. 100.000- Sebagai donatur tetap tiap bulan. Kepada yang berkenan akan karni kirimkan laporan secara berkala. 

Karni sangat berterima kasih atas kesediaan bapak dan ibu yang bersedia rnenjadi donatur tetap maupun membantu temporary Perpustakaan Medayu Agung Surabaya. Dana dari bapak dan ibu nanti akan bermanfaat bagi kelanjutan pemahaman politik, sejarah dan budaya Indonesia bagi generasi penerus Bangsa dan dunia. 

Kelebihan dana operasionil akan digunakan untuk pengembangan Perpustakaan, yaitu proses digitalisasi yang nantinya akan sangat memudahkan para peneliti dalam proses pencarian data dan sumber. 

Dana mohon ditransfer ke rekening atas nama pemilik koleksi perpustakaan 

Oei Hiem Hwie BCA 468 1192 322 atau atas nama 
Yayasan Medayu Agung BCA 822 1188 322

Atas perhatian dan bantuannya, kami ucapkan terimakasih. 

Hormat saya,



King Gaudi  
Ketua Pengurus
 
Mengetahui: 
Pembina Pengawas .......... 
Pengurus Board of Acivisor ......... 
Simpatisan pendukung dari luar Yayasan Medayu Agung........

Labels:

Tuesday, June 23, 2020

Hasil Rekaman Video dan Materi Cara Oprek Alih Bahasa di SLiMS

Dunia Perpustakaan | Mohon maaf atas keterlambatan sharing hasil video dan materi terkait dengan tulisan sebelumnya yaitu mengenai acara yang diadakan developer SLiMS beberapa hari yang lalu.

Mohon maaf jika terkadang kami memang agak malas mempublikasikan beberapa acara yang setelah acara selesai para panitianya enggan untuk berbagi materi-materi dari sebuah acara tersebut.

Sehingga kami mohon maaf jika ada beberapa yang kirim tulisan terkait acara seminar, workshop atau event tertentu ke redaksi, namun saat kami minta kesediaan panitia agar bersedia berbagi materi acara tersebut usai acara, mereka enggan berbagi materi-materi yang diberikan para narasumber.


Kembali ke judul tulisan, terkait dengan acara "GRATIS! Oprek Multi Bahasa di SLiMS Bersama Developer SLiMS via Google Meet" yang sudah dilaksanakan pada hari Sabtu, 20 Juni 2020 , yang dimulai sekitar pukul 10.00-12.00 WIB via Google Meet, semua acara berjalan lancar.

Acara dimulai dengan opening dari Hendro Wicaksono yang menyampaikan terkait tujuan diadakan acara ini agar lebih banyak pihak yang bisa membantu developer SLiMS dan umumnya untuk seluruh pengguna SLiMS dimanapun agar semakin banyak pihak yang membantu mengalihbahasakan SLiMS ke banyak bahasa lain.



Perlu diketahui, saat ini (23/6/2020) jumlah bahasa yang resmi terlampir ada di software SLiMS
yaitu berjumlah 15 bahasa diantaranya; 
  1. Arabic
  2. Bengali
  3. Brazilian 
  4. Portuguese
  5. English
  6. Espanol
  7. German
  8. Indonesia
  9. Jepang
  10. Melayu
  11. Persia
  12. Russian
  13. Thai
  14. Turkish
  15. Urdu
Dalam acara yang diikuti hingga ratusan peserta ini, narasumber yang memberikan materi yaitu Arif Syamsudin dan Ridho selaku perwakilan dari developer SLiMS.

Kedua narasumber memberikan materi yang bersifat praktis dan langsung praktek sehingga lebih mudah difahami. Bahkan para peserta bisa langsung praktek karena acara ini sudah direcord dan dishare melalui youtube sehingga siapapun bisa mengikuti dan mempraktekanya.

Walaupun dalam acara ini hanya dua narasumber inti yang menyampaikan materi, namun para developer lain yang juga ikut serta dalam acara via Google Meet ini saling menambahkan ilmu mereka terkait dengan materi yang dibicarakan.

Acara yang dihadiri peserta dari berbagai daerah ini juga diberikan sesi diskusi tanya jawab, dan diakhiri dengan melakukan sesi foto live screenshot bersama.

Untuk anda yang ingin menonton ulang video acaranya, silahkan bisa menonton videonya dibawah ini (durasi 2 jam);



Sedangkan yang menginginkan dokumen materinya bisa dilihat DISINI


Perlu dicatat, Developer mengatakan jika kedepanya akan diadakan juga event-event seperti ini, sehingga perlu kita tunggu terus informasinya.

Labels:

Monday, June 22, 2020

Guiyang Zhongshuge Bookstore, Toko Buku Unik dan Indah di China

Dunia Perpustakaan | Dalam berbagai tulisan yang kami buat saat ngomongin China, kami menegaskan jika dalam hal idiologi, politik, atau apapun itu, kita boleh berseberangan dan tidak sepakat dengan China.

Namun kami menegaskan, untuk urusan budaya baca, pembangunan perpustakaan, hingga toko buku di China, kita harus mengakui bahwa bangsa ini perlu belajar dari China atas luar biasanya mereka dalam hal mengembangkan budaya baca dan fasilitas perpustakaan di negaranya yang memang sungguh mengagumkan.


Tak hanya negara yang sudah membangun perpustakaan yang sangat megah dan lengkap serta nyaman, perpustakaan di sekolah-sekolah di China dibangung dengan sangat megah dan nyaman.


Tak berhenti disitu saja, di China dalam berbagai pembangunan Toko Buku (bookstore) juga dibangun dengan sangat megah dan nyaman. Hal ini menunjukan bahwa pihak pengusaha toko buku disini juga sangat peduli dan berperan dalam mencitrakan toko buku mereka sebagai tempat yang nyaman dan megah menjadikan citra para pecinta buku sebagai orang-orang yang layak untuk diistimewakan.

Pengunjung bisa membaca buku dimana saja dengan nyaman dan santai

Termasuk di Toko Buku bernama Guiyang Zhongshuge Bookstore ini, dimana dalam membangun toko buku ini, Guiyang Zhongshuge Bookstore dibangun dengan sangat megah dan nyaman sekali untuk memanjakan para pecinta buku yang datang.

Walaupun toko buku, di Guiyang Zhongshuge Bookstore ini para pengunjung tetap disediakan tempat baca buku untuk membaca buku-buku yang sebagian disediakan sample untuk boleh dibaca.


Guiyang Zhongshuge Bookstore menyediakan tempat yang sangat nyaman dan mewah untuk para pengunjung yang ingin membaca buku disini.

Dari segi bangunanya, dilihat dari bagian luar Guiyang Zhongshuge Bookstore terlihat seperti bangunan lain pada umumnya.


Pemandangan akan terlihat berbeda begitu kita masuk ke dalam Guiyang Zhongshuge Bookstore.

Pengunjung seakan-akan masuk ke dalam ruangan yang sangat mewah dan nyaman dengan penataan rak dan interior toko buku yang sangat mengagumkan.


Dari sisi design sangat terlihat mewah dan megah, sehingga membuat citra bahwa buku disini sangat dimulyakan dan begitu dianggap barang yang sangat penting disini.

Penataan buku yang diletakan dengan rak-rak yang unik dengan perpaduan penyinaran cahaya yang sangat indah, menjadikan toko buku ini semakin sempurna untuk dijadikan tempat favorit bagi para pecinta buku.


Secara garis besarnya, siapapun yang datang kesini akan membuatnya bangga jika mereka datang ke sebuah tempat yang di dalamnya berisi banyak ilmu pengetahuan serta banyak inspirasi dan manfaat dari setiap buku yang dijual disini.

Lokasi Guiyang Zhongshuge Bookstore yang berlokasi di 4F Yunshangfangzhou, Distrik Guanshanhu, Guiyang, Guizhou, China ini menjadi salah satu tempat favorit untuk warga sekitar, khususnya untuk para pecinta buku.


Dengan keindahan design dan kenyamanan dari Guiyang Zhongshuge Bookstore, menjadikan siapapun yang datang kesini untuk narsis dan berfoto ria yang kemudian mereka share di akun medsos mereka.

Dengan semakin banyak orang yang datang dan share keberadaan toko buku ini, menjadikan Guiyang Zhongshuge Bookstore ini semakin dikenal tak hanya di China, namun membuat banyak wisatawan asing yang datang ke daerah ini untuk menyempatkan datang kesini.

Labels: ,

Friday, June 19, 2020

GRATIS! Oprek Multi Bahasa di SLiMS Bersama Developer SLiMS via Google Meet

Dunia Perpustakaan |  Anda pengguna software SLiMS yang sudah merasakan langsung manfaatnya? dan ingin berkontribusi langsung untuk mendukung keberlanjutan SLiMS?

Atau anda mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan yang lagi bingung mau bikin judul skripsi apa sekarang?

(Baca juga: Profil dan Sejarah Lengkap SLiMS)

Mungkin dengan mengikuti acara yang diadakan developer SLiMS ini bisa jadi inspirasi anda untuk menemukan tema judul skripsi anda, khususnya yang tertarik dan fokus dalam hal pengembangan di bidang sistem informasi perpustakaan digital, khususnya lagi yang berkaitan dengan software SLiMS.


Dimana sebagaimana yang sudah dipublikasikan developer SLiMS Hendro Wicaksono melalui akun Facebook pribadinya, Developer SLiMS akan mengadakan SLiMSminar Series #1.

Kami sangat merekomendasikan anda untuk ikut langsung secara gratis.

Apa KEUNTUNGANYA ikut acara ini?
  • Menambah ilmu tentang SLiMS
  • Lebih kenal dengan developer dan komunitas SLiMS dari berbagai daerah
  • Bisa lebih dikenal pegiat SLiMS
  • Menambah ilmu coding
  • Memberi manfaat untuk pengguna SLiMS
  • Melestarikan bahasa daerah melalui translate bahasa dengan SLiMS
  • Dan lain-lain

Berikut informasi lengkapnya,

#KomunitasSLiMS  mengajak rekan-rekan semua untuk #BelajarBareng #SLiMSDeveloper. 

Belajar apa? 
Belajar berkontribusi didalam pengembangan SLiMS. 

Wogh susah dong?
Kita mulai belajar dari yang paling mudah tapi sering dibutuhkan: memperbaiki dukungan bahasa di SLiMS. 
  • Ingin menambahkan bahasa lain di SLiMS? 
  • Bahasa asing atau bahasa daerah?
  • Ingin nambah menu di SLiMS dan ikut terupdate saat pilihan bahasa diganti? 
  • Gatel lihat beberapa menu di SLiMS yang belum diterjemahkan dengan baik dan benar? 
  • Bagaimana cara memperbaikinya?
  • Bagaimana cara agar perbaikan yang saya lakukan bisa masuk antrian dan di-review oleh #SLiMSDeveloper serta (moga-moga) bisa masuk kedalam rilis SLiMS resmi?
Nah kuy ikuti SLiMSminar Series #1. Catat waktu tanggalnya: 

  • Sabtu, 20 Juni 2020. Pukul 10.00 - 12.00/selesai. 

 
Acara ini terbuka buat siapapun. 

Cukup dengan:
  • siapkan komputer.
  • akses internet.
  • komputer sudah terinstal SLiMS.
  • komputer sudah terinstal perangkat lunak Poedit (https://poedit.net/)
  • komputer sudah terinstal GIT (https://git-scm.com/downloads).
  • sudah membuat akun di github.com.
Acara ini Free. Gratis. Menantang jiwa merdeka dan kebebasan anda untuk ikut berkontribusi didalam pengembangan perangkat lunak perpustakaan asli Indonesia yang Open Source. Open Source dalam arti sebenarnya. Free as in Freedom. Kapan lagi bisa ketemu dengan para penggiat SLiMS dan developernya dalam sebuah acara tanpa anda harus beranjak keluar rumah?

Buat anda yang ingin berkontribusi dalam pengembangan SLiMS dalam bentuk donasi, bisa ke rekening:

Bank Syariah Mandiri
No. Rek 7037390113
a.n. Arif QQ Senayan Dev Comm

Labels: ,

Tuesday, June 9, 2020

Koleksi Al-Qur'an Kuno Berlapis Emas ini Ada di Perpustakaan Nasional Israel

Dunia Perpustakaan | Anda mungkin masih ingat dengan tulisan kami sebelumnya berjudul "Kemunduran Umat Islam Karena Umatnya Malas Membaca!", dimana dalam tulisan tersebut memunculkan kutipan pernyataan serorang Yahudi sebagai berikut,
.. Seo­rang Yahudi sebagaimana diku­tip DR Raghib As-Sirjani dalam bukunya; Spritual Reading; hidup lebih bermak­na dengan mem­baca; terbitan Aqwam 2007, mengatakan bahwa “Kita orang yahudi tidak takut dengan umat Islam, karena umat Islam adalah umat yang tidak suka mem­baca”.

Setelah mengungkap rencana Zionis untuk menduduki Palestina–dipublikasikan pertamakali lima puluh tahun sebelum Pendudukan-mantan Menteri Pertahanan Israel Moshe Dayan ditanya dalam sebuah wawancara: 

Apakah Anda tidak takut orang-orang Arab akan membaca rencana Anda dan mempersiapkan diri mereka?

Tanggapannya,”Yakinlah, orang-orang Arab adalah bangsa yang tidak membaca, dan jika mereka membaca mereka tidak mengerti, dan jika mereka memahami mereka tidak bertindak.”
Pernyataan tersebut diatas sepertinya akan berlangsung hingga seterusnya sampai umat islam mau mengubahnya sendiri.

Disisi yang lain, Israel terus menerus belajar dan tidak malu untuk tetap belajar bahkan baru-baru ini, Perpustakaan Nasional mempublikasikan koleksi terbaru mereka terkait program untuk mendigitalisasi koleksi manuskrip dan buku-buku langka islam yang berasal dari abad ke-9. Termasuk 2.500 koleksi manuskrip dari dunia islam yang sudah berusia seribu tahun yang mereka publikasikan via daring secara gratis.

Dikutip dari Guardian (9/6/2020), Perpustakaan Nasional Israel di Yerusalem telah mendigitalisasi koleksi kelas dunia yang dialihbahasakan dalam tiga bahasa, yaitu bahasa Arab, Persia, dan Turki.

Salah satu koleksinya yang berasal dari abad ke-9 sampai dengan abad ke yaitu Al-Qur'an yang dihiasi dengan daun emas serta berlapis batu lazuardi.

Tak hanya itu saja, koleksi lain dari Perpustakaan Nasional Israel diantaranya salinan Tuhfat al-Ahrar (Hadiah untuk para Bangsawan) yang diperkirakan diciptakan 3 tahun setelah seelsai ayat 1484.
 
Isi dari salinan tersebut berisi tentang agama dan moral dari penyair mistik Persia bernama Nur al-Din Jami.

Luar biasanya lagi, di setiap halamanya terdapat seni kaligrafi Arab yang sangat indah yang dihiasi dengan ilustrasi daun emas.

Raquel Ukeles, selaku kurator koleksi Islam dan Timur Tengah di Perpustakaan Nasional Israel,  menyebutkan jika setiap koleksi didekorasi dengan daun emas, karyanya sangat halus.

"Apa yang luar biasa tentang digitalisasi adalah Anda bisa membacanya dan merasakan menjadi lebih dekat. Lewat digitalisasi, kita dapat melihat detail yang unik dan khas," tuturnya.

Proyek besar ini dikerjakan dengan dana hibah yang berasal dari Arcadia yang berlokasi di Inggris. Pendirinya sendiri didirikan oleh Lisbet Rausing dan Peter Baldwin, Arcadia sendiri juga mendukung badan amal dan lembaga ilmiah yang bertujuan untuk melestarikan warisan budaya, lingkungan, dan mempromosikannya ke seluruh dunia.

Labels:

Monday, June 8, 2020

Imbas Corona, Anggaran Perpustakaan Nasional Dipotong

Dunia Perpustakaan | Kabar kurang enak didengar dari Perpustakaan nasional, dimana untuk anggaran Perpustakaan Nasional RI dipotong.

Pemotongan anggaran Perpustakaan Nasional ini didasarkan pada penyesuaian anggaran belanja yang mengacu pada Perpres No 51/2020, dimana disebutkan bahwa anggaran Perpustakaan Nasional dipotong hingga Rp 106 miliar. 

Selain Perpres tersebut diatas, keputusan pengurangan anggaran Perpustakaan Nasional ini juga mengacu adanya Surat Menteri Keuangan No S-302/MK.02/2020 dimana dalam surat tersebut disebutkan jika Perpustakaan Nasional dikenakan tambahan pemotongan anggaran hingga Rp 97,5 miliar.

Atas keputusan tersebut, Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando bereaksi dengan mengatakan, pihaknya akan melakukan perubahan strategi karena mengalami pemotongan anggaran hingga 30%.

"Kami mengubah strategi kerja agar target-target yang ditetapkan dapat tercapai," ujar Syarif Bando sebagaimana dikutip dari liputan6.com, Minggu (10/5/2020).
ilustrasi

Lebih lanjut Syarif menegaskan bahwa dengan adanya potongan anggaran ini sangat menghambat beberapa program prioritas yang sebelumnya sudah disusun dengan anggaran yang ada. Salah satu program prioritas yang mengalami kendala terkait pemotongan anggaran ini yaitu terkait dengan rencana Perpustakaan Nasional untuk membangun aplikasi dan big data.

Menanggapi adanya kebijakan pemotongan anggaran ini, pihak Kepala Biro Hukum dan Perencanaan Perpusnas Joko Santoso juga ikut bereaksi dan senada dengan Kepala Perpustakaan Nasional, dirinya menyebut jika Perpustakaan Nasional sudah siap mengubah strategi yang lebih menekankan efisiensi dan efektif.

"Mengacu pada Perpres Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur APBN, maka ada beberapa kegiatan yang terpaksa kami hilangkan dan kurangi, di luar perjalanan dinas,"ujarnya.

Menanggapi atas adanya pengurangan anggaran Perpustakaan Nasional ini, anggota Komisi X DPR Sofyan Tan berharap supaya Perpustakaan Nasional agar tetap fokus dalam menjalankan fungsi utama Perpusnas,  sekaligus harus lebih teliti dan efisien dalam menjalankan berbagai program prioritas yang dibutuhkan masyarakat.

"Minimal Perpusnas mempunyai anggaran Rp 1 triliun, namun sepertinya belum dipahami bersama mengenai pentingnya perpustakaan dan fungsinya sebagai salah satu jalan mencerdaskan bangsa. Kami bisa toleransi pada saat pemotongan Rp 100 miliar, tetapi kok dilakukan pemotongan lagi," kata Sofyan.

Belum diketahui pasti, apakah pemotongan ini akibat imbas dari adanya wabah viris corona yang melanda di Indonesia, 

Labels:

Sunday, June 7, 2020

Beredar Petisi Online untuk Perpustakaan Nasional Australia, Inilah Penyebabnya

Dunia Perpustakaan | Saat ini beredar sebuah petisi online yang ditujukan kepada Perpustakaan Nasional Australia (NLA). Penyebab dari dibuatnya petisi tersebut yaitu terkait dengan  rencana akan ditutupnya koleksi dari sejumlah negara Asia.

Petisi ini dibuat oleh Prof Dr Jon von Kowallis yang ditujukan untuk Dr Marie-Louise Ayres  selaku Direktur Jenderal NLA di Canberra, ibukota Australia.

Inti dari isi petisi ini yaitu supaya rencana penutupan koleksi Jepang dan Korea serta akan dilakukanya pengurangan dana untuk koleksi Indonesia dan Mandarin segera dibatalkan.

Tidak hanya itu, dalam petisi yang dipublikasikan melalui www.megaphone.org.au ini juga meminta supaya membatalkan rencana penutupan 'Asian Reading Room' yang ada di perpustakaan terbesar di Australia tersebut.

Hingga saat ini (7/6/2020), petisi ini sudah mendapatkan 1.712 tandatangan dari target 2.000 tanda tangan.

ilustrasi
Dalam petisi ini disebutkan juga bahwa selama ini 'National Library of Australia' memiliki posisi yang sangat kuat dan strategis dalam menyediakan referensi dan literatus terkait sumber-sumber studi di kawasan Asia,  dimana sudah sejak lama dijadikan tujuan bagi para akademisi dan peneliti.

"NLA telah menempatkan Australia dalam peta secara internasional sebagai pusat utama studi Asia," demikian disebut dalam petisi tersebut.

Masih dalam petisi yang sama, disebutkan juga jika dalam beberapa tahun terakhir, sudah banyak perguruan tinggi di Australia tak lagi mengumpulkan koleksi dalam bahasa Asia.

"Karena pengurangan dana, dalam beberapa tahun terakhir kebanyakan perpustakaan di universitas di seluruh Australia tidak lagi mengumpulkan bahan dalam bahasa Asia, karena merasa NLA masih akan menjadi pusat pengumpulan bahan-bahan tersebut."

"Bila ini tidak dilakukan lagi, studi soal Asia dan peran penting yang dimiliki Australia untuk menjadi jembatan negara-negara Timur dan Barat tidak akan ada lagi," demikian pernyataan petisi tersebut.

Pemotongan dana untuk koleksi dari Indonesia dan China

Koleksi yang berasal dari Asia seolah yang paling terkena dampak dalam kebijakan tersebut. Hal ini dikarenakan rencananya pihak Perpustakaan Nasional Australia tidak akan lagi melengkapi koleksinya dengan berbahasa Jepang dan Korea, namun begitu mereka menyebut akan masih tetap mengkosentrasikan diri pada bahasa Indonesia, Mandarin dan Timor Leste.

Walaupun masih akan mengoleksi koleksi berbahasa Indonesia, yang disayangkan yaitu rencana untuk tidak lagi mempekerjakan tenaga ahli perpustakaan khusus tentang Indonesia di Canberra.

Perlu diketahui juga, selama ini Jabatan yang sangat penting ini dipercayakan kepada Tieke Atikah, yang berasal dari Indonesia, yang selama ini sudah lebih dari 30 tahun bekerja disana.

Tieke sendiri diketahui akan pensiun pada bulan Juni 2020 tahun ini, namun selama setahun terakhir dirinya sudah tidak aktif lagi dikarenakan sedang cuti panjang, hal tersebut sudah menjadi bagian dari haknya setelah bekerja puluhan tahun disana.

Saat dihubungi pihak ABC Indonesia, (29/5/2020), Tieke Atikah menyampaikan kekecewaanya terkait dengan rencana Perpustakaan Nasional Australia tersebut.

"Saya sangat tidak senang dengan kebijakan NLA ini. Berita mengenai apa yang akan dilakukan oleh NLA membuat saya merasa marah," kata Tieke.

Lebih lanjut Tieke juga menyampaikan kekecewaanya terkait kebijakan pemerintah Australia pada umumnya yang secara terus menerus mengurangi dana untuk institusi budaya di negeri ini termasuk untuk perpustakaan.

Menurut Tieke, kehadiran fisik seorang pustakawan dari Indonesia selama ini sangat membantu mereka yang memerlukan informasi mengenai Indonesia di Perpustakaan Nasional Australia.

Saat ini Indonesia menduduki posisi kedua setelah Belanda terkait dengan jumlah koleksi di Perpustakaan Nasional Australia.

"NLA memiliki koleksi soal Indonesia terbesar kedua di dunia setelah Universitas Leiden di Belanda," kata Tieke.

Selama ini pihak Perpustakaan Nasional Australia diketahui juga memiliki kantor perwakilan di Jakarta dengan empat orang staff yang akan tetap mengumpulkan bahan-bahan berkenaan dengan Indonesia yang dianggap penting untuk Australia.

Reaksi Orang Indonesia di Australia

Salah seorang yang ikut menandatangani petisi online adalah Monika Swasti Minarnita yang sekarang mengajar di Deakin University di Melbourne.

Monika pernah tinggal di Canberra, sejak SMP sampai dia menyelesaikan PhD di Australia National University (ANU) di Canberra.

Ia mengatakan sudah sejak remaja ia berhubungan dengan NLA sebagai bagian dari kehidupannya.

"Saya tinggal di Canberra sejak umur 12 tahun dan NLA itu termasuk bagian pengalaman saya besar di Canberra mencari buku untuk esai, tugas sekolah dan juga nonton film," katanya, seperti dikutip dari ABC Indonesia (7/6/2020).

"Film Indonesia pertama yang saya tonton adalah Cut Nyak Dien di acara NLA kalau tidak salah," tambahnya.

Monika juga mengatakan thesis doktoralnya di ANU dan juga semua koleksi tulisan akademiknya mengenai orang Indonesia di Australia didapatkan dari koleksi Indonesia di NLA, termasuk penelitiannya mengenai warga keturunan Melayu di Pulau Kokos.

Karenya Monika mengaku sepenuhnya mendukung petisi agar NLA membatalkan rencana mereka mengurangi pendanaan bagi studi Asia di sana.

"Jangan potong koleksi Bahasa Indonesia dan publikasi Studi Indonesia di NLA, ini penting karena termasuk sejarah hubungan antara Australia dengan Indonesia dan juga mengenai orang Indonesia yang di Australia."

"Koleksi ini penting untuk mahasiswa, generasi muda, akademis di masa depan dan juga pengetahuan untuk masyarakat mengenai pentingnya hubungan ini, sejarah ini, Australia dengan Indonesia juga Asia, dan komunitas warga Asia di Australia," kata Monika.

"Menghabiskan waktu berjam-jam di perpustakaan"

Eva Fahrun Nisa Amrullah sekarang mengajar di Australian National University di Canberra. (Foto: ABC Indonesia Supplied)

Eva Fahrun Nisa Amrullah yang sekarang mengajar Antropolgi di School of Culture, History dan Language di Australian National University di Canberra juga merupakan akademisi yang merasakan manfaat dari koleksi berbahasa Indonesia di NLA

"Secara umum berita ini berita ini sangat menyedihkan apalagi untuk akademisi, mahasiswa dan juga publik secara keseluruhan yang sudah mengambil manfaat banyak sekali dari koleksi NLA yang berkaitan dengan Asia dan juga penggunaan Asian Reading Room," kata Eva dalam percakapan dengan wartawan ABC Indonesia Sastra Wijaya.

Eva yang pernah mengajar di Selandia Baru punya pengalaman pribadi ketika dia menyelesaikan pendidikan doktoralnya di ANU.

"Saya ingat waktu saya menyelesaikan S3 saya bisa duduk berjam-jam di sana sampai perpustakaan tutup, karena NLA banyak punya koleksi yang tidak bisa kita dapatkan dari perpustakaan kampus," tambahnya lagi.

Menurut Eva belum diketahui apakah nantinya Perpustakaan Nasional Australia akan mengurangi pengumpulan bahan-bahan berkenaan dengan Indonesia, selain tidak mempekerjakan lagi ahli perpustakaan penuh berkenaan dengan Indonesia di Perpustakaan Nasional Australia.

"Kita sebagai akademisi sedih kalau melihat koleksi fisik di perpustakaan semakin berkurang," katanya.

"Saya menikmati melihat dan memegang langung fisik buku baru."

Menurut Eva, di jaman teknologi digital seperti sekarang ini, ketersediaan bahan dalam bentuk e-book juga membantu para peneliti dan mungkin menjadi salah satu yang harus diterima sebagai bagian dari perkembangan teknologi.

"Sekarang banyak yang sudah dalam bentuk e-book," katanya.

"Manfaat dari e-book banyak sekali tentunya. Salah satunya sekarang lebih mudah mencari buku untuk yang tidak punya waktu ke perpustakaan," tambahnya.

"Sekarang banyak juga koleksi yang sudah dalam bentuk digital yang memudahkan kita mengakses arsip-arsip lama,"

ABC Indonesia sudah menghubungi NLA namun ketika artikel ini diterbitkan, namun belum mendapatkan tanggapan

Labels:

Friday, June 5, 2020

Mengintip Kemegahan Perpustakaan Nasional Qatar sebagai Symbol Kemajuan dan Kemakmuran

Dunia Perpustakaan | Apa yang anda ingat saat mendengar negara Qatar?

Sebagian besar orang tentunya akan mengingat kalau negara tersebut merupakan negara yang kaya raya, maju, modern, yang intinya menggambarkan symbol kemakmuran dan kemajuan.

Namun dari banyaknya tulisan yang menggambarkan Qatar, masih sedikit kita jumpai yang mengupas dan mengulas terkait dengan keberadaan Perpustakaan di negara tersebut.

Kami secara bertahap ingin sekali membedahnya secara lebih rinci lagi, namun kami harus mengawalinya dengan sedikit mengupas terkait dengan profil Perpustakaan Nasional Qatar.

Profil Perpustakaan Nasional Qatar
Suasana ruangan utama di Perpustakaan Nasional Qatar yang sangat luas, nyaman, dan bikin ketagihan pengunjung untuk datang kesini


Perpustakaan Nasional Qatar atau Qatar National Library ( QNL ) merupakan salah satu organisasi nirlaba di bawah payung Qatar Foundation untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Pengembangan Masyarakat.

Perlu anda ketahui bahwa Qatar Foundation untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Pengembangan Masyarakat merupakan yayasan semi-swasta dan merupakan salah satu organisasi non-profit di Qatar, yang didirikan pada tahun 1995 oleh emir Sheikh Hamad bin Khalifa Al Thani dan istri keduanya Moza binti Nasser . Selain pendanaan swasta, yayasan ini didukung oleh pemerintah dalam beberapa hal didanai pemerintah.

Perpustakaan Nasional Qatar bertujuan untuk melayani 3 fungsi
  1. Sebagai perpustakaan nasional, 
  2. Perpustakaan universitas tingkat penelitian, 
  3. Perpustakaan umum pusat metropolitan yang dilengkapi untuk era digital. 
Dalam kapasitasnya sebagai perpustakaan nasional sebagaimana didefinisikan oleh UNESCO, perpustakaan ini mengumpulkan dan menyediakan akses yang mampu mengakses pengetahuan secara global, termasuk konten warisan dan bahan-bahan yang relevan dengan Qatar dan wilayah tersebut.

Selain tujuan diatas, Perpustakaan Nasional Qatar  juga difungsikan sebagai universitas dan perpustakaan penelitian, mendukung pendidikan dan penelitian di semua tingkatan; sekaligus sebagai perpustakaan umum pusat modern, perpustakaan menyediakan layanan dan sumber daya perpustakaan untuk memenuhi minat baca dan menumbuhkan literasi informasi masyarakat umum. 

Dengan dibukanya Perpustakaan Nasional Qatar  yang baru, perpustakaan terbesar di Qatar ini juga berfungsi sebagai tempat pertemuan komunitas.

Claudia Lux, seorang sarjana Jerman dan profesional perpustakaan, ditunjuk oleh Qatar Foundation untuk menjadi direktur proyek perpustakaan pada April 2012, dan pada awalnya mengawasi peluncuran Perpustakaan Nasional Qatar sebagai perpustakaan digital. 

Pada Oktober 2016, Dr. Sohair Wastawy diangkat sebagai Direktur Eksekutif Perpustakaan Nasional Qatar karena sudah memiliki pengalaman selama selama 30 tahun dalam mengelola perpustakaan.

Koleksi dan Layanan

Koleksi disini sangat lengkap, mulai dari buku-buku lokal, nasional, hingga international ada disini. Pelayanan sangat ramah dan fasilitas sangat memanjakan pengunjung.
Semua koleksi di Perpustakaan Nasional Qatar bisa digunakan secara gratis untuk semua warga negara Qatar atau warga pendatang yang sudah mendapatkan izin dari pemerintah Qatar.

Koleksi di Perpustakaan Nasional Qatar juga bisa diakses secara gratis dengan beragam koleksi, termasuk didalamnya basis data ilmiah internasional dan jurnal akademis terbaik dunia, serta literatur populer, majalah, sumber daya anak-anak, dan musik.

Perpustakaan Nasional Qatar menawarkan berbagai buku dan e-book, dalam bahasa Inggris, Arab, dan bahasa lainnya, termasuk fiksi dan non-fiksi, buku terlaris dan klasik, serta majalah dan jurnal, DVD, CD, dan buku audio. 

Jumlah koleksi di Perpustakaan Nasional Qatar pada tahun 2018, terdiri dari lebih dari 800.000 buku di raknya dan lebih dari 500.000 e-Book, terbitan berkala dan surat kabar, dan koleksi khusus. 

Dengan fasilitas yang super lengkap dengan dukungan koneksi internet yang super cepat, menjadikan anak-anak muda memaksimalkan semua fasilitas disini untuk mengembangkan usaha dan bisnis mereka serta skill masyarakat Qatar.
Sesuai dengan misi Perpustakaan Nasional Qatar untuk membantu mempersiapkan penduduk Qatar agar berpartisipasi dalam ekonomi pengetahuan global, berbagai program dan layanan pendidikan dan pengajaran telah direncanakan yang berfokus pada literasi informasi, literasi awal, keterampilan penelitian, dan menggunakan sumber daya digital.

Di Perpustakaan Nasional Qatar juga menjalankan kegiatan pemrograman pendidikan perpustakaan termasuk klub buku, kelas belajar bahasa, acara musik, dan lokakarya kerajinan, serta acara untuk anak-anak dan keluarga mereka, seperti mendongeng, kerajinan, dan pameran sains.

Perpustakaan Pusaka

Selain kepemilikan umum (Koleksi Utama) dan sumber daya online akademik, Perpustakaan Nasional Qatar juga menyimpan koleksi Perpustakaan Warisan, yang mencakup buku langka, manuskrip, dan bahan-bahan lain yang berkaitan dengan peradaban Arab-Islam. Beberapa koleksi ini sebelumnya dikenal sebagai Perpustakaan Warisan Arab dan Islam, koleksi ini awalnya dimiliki oleh Yang Mulia Sheikh Hassan bin Mohamed bin Ali Al Thani pada tahun 1979, yang kemudian di tahun 2012 diintegrasikan ke Perpustakaan Nasional Qatar.

Perpustakaan Warisan menyediakan berbagai sumber sejarah tentang Qatar dan wilayahnya, termasuk tulisan-tulisan yang ditulis oleh para pelancong dan penjelajah yang mengunjungi wilayah Teluk Persia selama berabad-abad, naskah Arab, peta sejarah dan bola dunia, serta instrumen ilmiah dan foto-foto awal.

Perpustakaan Nasional Qatar ini juga menampilkan sekitar 2.400 manuskrip berharga, di antaranya 'Mushaf' (Al-Qur'an) dan sastra Arab, dengan fokus utama pada ilmu-ilmu seperti geografi, astronomi, dan matematika. 

Koleksinya juga mencakup bahan cetakan mulai dari saat pencetakan pertama kali diperkenalkan di Eropa abad ke-15, termasuk terjemahan Latin yang berasal dari karya-karya abad ke 15 hingga 17 seperti Canon of Medicine of Avicenna (Ibnu Sina) yang terkenal.

Peta dan manuskrip dari Heritage Collection telah didigitalkan dan dapat diakses oleh pengguna terdaftar melalui katalog online perpustakaan. Bagian-bagian dari koleksi yang memiliki signifikansi internasional tertentu juga telah tersedia secara bebas bagi pengguna di seluruh dunia melalui World Digital Library (WDL), yang didukung secara finansial oleh pihak Perpustakaan Nasional Qatar.

Pada Agustus 2015, Perpustakaan Nasional Qatar oleh Federasi Internasional Asosiasi dan Lembaga Perpustakaan  ditunjuk sebagai Pusat Pelestarian dan Konservasi (PAC) wilayah MENA. Ada 13 PAC global lainnya pada saat pengangkatan tersebut.

Perpustakaan Digital Qatar

Perpustakaan Nasional Qatar terus mendigitalkan koleksi mereka agar bisa diakses secara online
Qatar Digital Library (QDL) adalah puncak dari kemitraan antara Qatar Foundation , Qatar National Library, dengan British Library pada tahun 2012.

Kemitraan tersebut berupaya untuk mendigitalkan harta benda warisan yang mendokumentasikan sejarah Arab dan Islam serta untuk membuatnya dapat diakses secara bebas untuk umum melalui Qatar Digital Library (QDL), yang diluncurkan online pada Oktober 2014. 

Qatar Digital Library (QDL), dengan antarmuka bilingual bahasa Inggris dan Arab, mencakup 1,5 juta halaman item yang dipegang oleh British Library yang berkaitan dengan sejarah wilayah Teluk Persia. Ini termasuk dokumen yang berasal dari pertengahan abad ke-18 hingga 1950-an dari India Office Records dan Private Papers(termasuk arsip Perusahaan India Timur dan lembaga penerusnya); dan 25.000 halaman adalah manuskrip ilmiah Arab abad pertengahan. 

Fase 3 dari proyek ini bertujuan untuk mendigitalkan 900.000 halaman lainnya yang dimulai pada Januari 2019.

Gedung Perpustakaan Baru

Dengan gedung barunya, Perpustakaan Nasional Qatar semakin lebih megah dan semakin nyaman dan luas.
Bangunan baru Perpustakaan Nasional Qatar dirancang oleh arsitek Belanda Rem Koolhaas sudah selesai dan dibuka untuk umum dalam soft opening pada bulan November 2017.

Fasilitas perpustakaan yang baru ini sangat canggih, mencakup berbagai pembelajaran kolaboratif dan individual. ruang, perpustakaan anak-anak, koleksi remaja dan dewasa muda, laboratorium komputer, fasilitas produksi media digital, ruang pertunjukan, restoran dan kafe, area teknologi bantu, dan pusat penulisan.

Pada 16 April 2018, Perpustakaan Nasional Qatar  mengadakan upacara pelantikan resminya yang terdiri dari upacara besar, di mana Yang Mulia Emir Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani menempatkan buku sejuta di rak-rak Perpustakaan Nasional Qatar. Satu juta koleksi buku perpustakaan termasuk 137.000 buku anak-anak dan 35.000 buku untuk remaja.

Perpustakaan mengeluarkan kompetisi di mana anggota Qatar Foundation dapat memberi nama kafe yang akan datang. Tiga pemenang terpisah memilih nama pemenang "Safahat," yang berarti halaman dalam bahasa Arab. Kafe dibuka dan mulai melayani publik pada akhir September 2018. Keanggotaan perpustakaan gratis bagi siapa pun yang memegang ID Qatar.

Acara dan Pameran

Tak hanya berfungsi sebagai tempat belajar dan riset, Perpustakaan Nasional Qatar juga berfungsi sebagai tempat rekreasi dan hiburan, dimana Perpustakaan Nasional Qatar juga menampilkan berbagai pameran yang berlangsung di berbagai tempat di sekitar gedung perpustakaan.

Salah satu musik favorit masyarakat Qatar diantaranya yaitu The Qatar Philharmonic Orchestra sehingga Perpustakaan Nasional Qatar rutin mengundangnya pentas disini. 
The Qatar Philharmonic Orchestra melakukan kegiatan rutin bulanan untuk masyarakat secara gratis. Lebih dari 80 acara gratis lainnya diadakan di perpustakaan setiap bulan, termasuk kegiatan kelompok rajutan, di mana wanita datang setiap Kamis dan duduk selama empat jam.

Setelah membaca ulasan singkat yang kami sertakan gambar-gambar terkait Perpustakaan Nasional Qatar diatas, bisa disimpulkan bahwa semua 6 Fungsi Perpustakaan sudah dijalankan oleh Perpustakaan Nasional Qatar.

Enam Fungsi Perpustakaan yang dimaksudkan yaitu sebagai tempat menyimpan koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam, untuk sarana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.


Bagaimana di Indonesia?
.. Jika di setiap daerah punya perpustakaan selengkap dan senyaman ini, tapi masyarakatnya tetap malas baca dan malas datang ke perpustakaan, mungkin SANGAT BOLEH pustakawan sebut masyakat minat baca rendah dan gak tau nikmatnya berlama-lama di perpustakaan :-) .."

Tapi kalau kondisi perpustakaan masih banyak kekurangan tapi masyarakat divonis minat baca rendah dan malas datang ke perpustakaan, netizen +62 pasti akan berteriak begini,

...Ngapain ke perpustakaan?, pustakawanya gak ramah, koleksinya lawas, koneksi internet super lelet macem keong pincang, kursinya gak nyaman, toilet kotor banget, dan suara negatif lainya
Semoga di Indonesia semakin banyak perpustakaan yang mampu menjalankan 6 Fungsi Perpustakaan sebagaimana yang sudah dijalankan oleh perpustakaan-perpustakaan besar di penjuru dunia.



Labels: ,

Thursday, June 4, 2020

Perpustakaan dan Museum di Jakarta Akan Kembali Buka Mulai 8 Juni 2020

Dunia Perpustakaan | Saat ini sepertinya isu untuk "New Normal" semakin berhembus dan akan diberlakukan di berbagai daerah, termasuk berbagai layanan untuk perpustakaan dan museum di DKI Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bahkan sempat mengatakan, tak hanya perpustakaan dan museum,  objek wisata di Ibu Kota juga secara bertahap akan dibuka dengan penerapan protokol kesehatan ketat.

Menurut orang nomor satu di DKI Jakarta ini, rencananya perpustakaan, hingga museum di Jakarta akan dibuka kembali mulai Senin 8 Juni 2020.


"Prinsipnya ini sektor yang mulai dibuka pada masa trasnsisi, lagi-lagi kapasitas dan jarak aman dijaga," kata Anies dalam teleconference saat mengumumkan status PSBB DKI di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, dikutip dari okezone.com, Kamis (5/6/2020).

Anies Baswedan tetap mengingatkan bahwa kendaraan seperti motor dan mobil hanya boleh menampung 50% dari total kapasitas penumpang, kecuali untuk satu keluarga, mobil 100 persen satu keluarga boleh, dan motor juga dibolehkan berboncengan.

"Stasiun dan halte juga dibuat jarak minimal 1 meter," tuturnya.

Namun demikian, jika dalam masa ujicoba ini nantinya akan berimbas negatif dengan semakin banyaknya penyebaran corona, mungkin kebijakan ini akan dikaji ulang kembali.

"Bila di tengah jalan ada masalah, Gugus Tugas bisa menghentikan masa transisi, semua bisa tutup. Kantor tutup, tempat rekreasi tutup. Penting bagi kita menjaga kedisplinan," tandasnya.

Labels: