<data:blog.pageTitle/>

This Page

has moved to a new address:

http://duniaperpustakaan.com

Sorry for the inconvenience…

Redirection provided by Blogger to WordPress Migration Service
Dunia Perpustakaan | Informasi Lengkap Seputar Dunia Perpustakaan: January 2017

Thursday, January 19, 2017

Abah Udju, 28 Tahun Bersepeda Pinjamkan Buku Gratis Tanpa Dibayar!

Abah Udju, 28 Tahun Bersepeda Pinjamkan Buku Gratis Tanpa Dibayar!


Dunia Perpustakaan | Sudah lama tidak update memunculkan sosok inspirasi untuk para pustakawan dan pejuang literasi di Indonesia.

Walaupun agak terlambat, setidaknya membaca kisah ini tetap tidak akan ada kata terlambat, untuk mengambil inspirasi dari perjuangan Djudju Djunaedi atau Abah Udju (68).

Usianya boleh lanjut. Namun, Abah Udju selalu bersemangat mengayuh sepeda berkeliling desa di Purwakarta.

Dalam sehari, dia bisa mengayuh sepeda sejauh 15 km untuk meminjamkan bukunya ke masyarakat di perkampungan Purwakarta. Sejak tahun 1988, dia menjalankan perpustakaan keliling Saba Desa.

"Abah mulai tahun 1988, saat itu masih kerja di PTPN VIII. Sepulang kerja, jam 14.00 sampai sore saya mulai keliling meminjamkan buku," ujar Udju dikutip dari Kompas.com, Jumat (5/8/2016).

Awal mulanya, pada 1988-2002, dia menjalankan perpustakaan kelilingnya dengan berjalan kaki. Dia datang ke rumah-rumah di desanya, Gunung Hejo.

Pada tahun 2002, dia gabung Paguyuban Pasundan dan mendapatkan bantuan sepeda untuk perpustakaan kelilingnya. Namun di 2006, dia jatuh dari sepeda.

Sepedanya rusak parah dan giginya ompong. Saat itu, dia kembali berjalan kaki. Hingga 2009 ia mendapatkan sepeda kembali dari salah satu stasiun televisi swasta.

Karena usianya tak lagi muda, dia mendirikan ketua kelompok membaca di setiap desa. Jadi ia mendrop buku di ketuanya untuk disebarkan kepada pembaca. Buku tersebut baru akan diambilnya sepekan kemudian.

"Sekali pergi paling banyak bawa 50 buku dan majalah. Sebagian di tas, sebagian di sepedanya," tuturnya.

Buku tersebut tidak disewakan. Jika ada orang yang memberikan sejumlah uang, ia bersyukur. Namun tidak pun, tidak apa-apa. Karena baginya ini adalah pengabdian.

"Saya pinjamkan buku ke kampung-kampung tanpa dapat bayaran, tanpa ditulis, karena nilainya ibadah. Kalau ditulis, enggak jadi ibadahnya," ucapnya.

Buku yang dia pinjamkan juga banyak yang tidak kembali. Namun dia tidak pernah khawatir akan kehabisan buku. Yang ada, bukunya terus bertambah.

Buku-buku tersebut datang dari sumbangan. Awalnya ada yang memberikan ratusan majalah Tempo ke dirinya.

Lalu dia membuat surat pembaca di berbagai media hingga dia pun tiap pekan datang ke kantor pos untuk mengambil buku dan majalah dari masyarakat.

Dari perjuangannya, dia mengantongi beberapa penghargaan, di antaranya Nugra Jasadarma Pustaloka dari Perpustakaan Nasional. Dia pun mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, termasuk Pemkab Purwakarta.

"Dari Pemkab Purwakarta dapat buku, uang, dan umrah," tutupnya.

Labels:

Tuesday, January 17, 2017

Sejarah Perpustakaan Islam : Perintisan, Peranan, Puncak Kejayaan,Hingga Kemunduran!

Dunia Perpustakaan | Terkadang sangat miris jika melihat kondisi umat Islam sekarang.

Dahulu, saat puncak kejayaan Islam, para ulama dan ilmuwan muslim saat itu meyakini untuk bisa memajukan Islam, mereka para ulama meyakin dengan cara berjuang menguasai berbagai disiplin ilmu pengetahuan.

Akibat keyakinan para ulama terdahulu tersebut, maka saat kejayaan islam saat itu banyak perpustakaan di bangun oleh para ulama, yang kemudian diikuti oleh masyarakat muslim.

Masjid-masjid dipenuhi orang belajar ilmu pengetahuan tidak hanya ilmu agama melainkan berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan.

Effect positif dari cara ini yaitu lahirnya ilmuwan-ilmuwan muslim yang diakui dunia internasional hingga sekarang. Nama-nama besar seperti Ibnu Rusdy, Imam Ghozali, dan puluhan bahkan ratusan ilmuwan muslim ternama dikenal dunia.

Atas kondisi ini pula Islam menyebar ke penjuru dunia dan dikenal agung dan besar namanya serta ditakuti juga dikagumi dunia.

Namun sekarang!

Silahkan anda lihat sendiri, ulama saat ini ada yang sebagian [tidak semuanya] justru lebih meyakini untuk memajukan Islam harus dengan cara berpolitik aktif.

Kita bisa melihat ini dengan apa yang kita lihat beberapa ulama-ulama Islam di timur tengah, mungkin juga di Indonesia [tidak semuanya].

Akibatnya kita melihat misalnya di timur tengah, terkadang beberapa tokoh ulama saling bunuh, dan menghalalkan darah sesama muslim dan sesama saudara mereka untuk dibunuh atas nama berebut kekuasaan dan politik wilayah, suku, aliran, ras, golongan dan sejenisnya.

Akibatnya, apakah kita melihat Islam jadi maju dengan cara berebut kekuasaan dan berpolitik praktis?

Entahlah, mungkin karena begitu banyaknya orang yang "mengaku dan merasa sebagai orang cerdas", maka setiap orang bisa berpendapat sesuai caranya.

Namun tentunya kami atas nama redaksi duniaperpustakaan.com tentunya mengajak kepada sejarah yang sudah MEMBUKTIKANYA.

Yaitu dimana ada sebuah sejarah yang pernah membuktikan bahwa memajukan Islam tidak harus dengan cara berebut kekuasaan dan berpolitik saja. Berpolitik dalam islam memang tidak dilarang.

Namun jangan karena sibuk berebut kekuasaan dan berpolitik praktis, maka umat islam sendiri justru melupakan, mengesampingkan, bahkan mengabaikan perintah ayat pertama turun dalam KITAB SUCI AL-QUR'AN YAITU, IQRA! BACALAH!

Berikut ini kami lampirkan tulisan yang ditulis oleh seorang pustakawan Moh Rif’an SIP, yang mengupas tuntas tentang Sejarah Perpustakaan Islam, mulai dari Perintisan, Peranan, Puncak Kejayaan, Hingga Kemunduran!

Pada masa kejayaan Islam, perpustakaan merupakan sarana untuk belajar, hingga ummat Islam mampu membangun peradaban besar yang bertahan beberapa abad lamanya. Banyak informasi dan ilmu pengetahuan yang tidak terdokumentasikan dengan baik oleh umat Islam dilupakan begitu saja.

Akibatnya tatanan umat Islam baik aspek ekonomi, politik, sosial, budaya dan aspek kehidupan yang lain mengalami stagnasi. Sehingga ahirnya umat Islam hanya menjadi umat pengikut dari bangsa maju, yang dalam hal ini adalah dunia barat.

Padahal kita menyadari bahwa kemajuan dunia barat dicapai dengan melalui penguasaan ilmu pengetahuan yang di ambil dari pusat-pusat ilmu pengetahuan musli seperti perpustakan.

Dari paparan diatas menunjukan betapa pentingnya perpustakaan dalam pengembangan suatu bangsa. Dalam hal ini banyak ilmu pengetahuan , informasi dan dokumentasi yang di sediakan perpustakaan memiliki peran yang sangat besar dalam pemberdayaan umat.

Banyak literatur yang mengungkapkan bahwa perpustakaan sebagai tempat aktivitas belajar, yang kegiatannya hampir sama dengan apa yang di lakukan di sekolah-sekolah. Fungsi dan peran perpustakaan ini banyak di adopsi oleh perpustakaan di negara maju seperti Inggris, Australia dan Kanada.

Banyak perpustakaan di ubah menjadi learning center atau resources center. Hal ini mengidentifikasikan bahwa perpustakaan yang di perankan pada masa kejaaan Islam sangat penting dan representatif untuk pengembangan dan memajukan masyarakat.
Perpustakaan baitul Hikmah, Perpustakaan Umum Islam pertama di dunia | gambar: ancient-origins.net

Masa Perintisan Perpustakaan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka

Pada masa Nabi Muammad SAW dan para sahabatnya, perpustakaan dalam pengertian di atas tidak di temukan. Tapi cikal bakal atau rintisan perpustakaan sudah ada, yaitu sebagai berikut:
  1. Wahyu Allah yang pertama kepada Nabi Muhammad SAW ialah perintah kepada umat Islam untuk membaca (Iqra’).
  2. Rasulullah SAW mengangkat para sahabatnya, antara lain; Zaid bin Tsabit, Ubay bin Ka’ab, dan Khalid bin Walid sebagai penulis Al Qur’an.
  3. Perintah Rasulullah SAW kepada tawanan perang Badar untuk mengajari anak-anak Muslim membaca dan menulis.
  4. Pada masa Rasulullah SAW muncul keinginan menulis Al Qur’an dalam bentuk mushaf pribadi seperti Mushaf Ubay bin Ka’ab, Mushaf Ibnu Mas’ud, Mushaf Ibn Abbas dan pada ahirnya melahirkan Mushaf Utsmani yang di salin menjadi 4 Mushaf. Tetapi riwayat lain menebutkan lima salinan di sebarkan ke kota Madinah, Makkah, Kuffah, Basrah dan Damaskus. Dan Mushaf-mushaf tersebut di jadikan referensi oleh Umat Islam. Peristiwa diatas mendorong umat Islam gemar menulis dan membaca dan menulis dan semua itu merpakan semangat di dalam perpustakaan.

Masa Pembentukan dan Pembinaan Perpustakaan Islam

Ada beberapa hal yang melatar belakangi pembentukan dan pembinaan perpustakaan perpustakaan, di samping peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa perintisan, antara lain sebagai berikut.
  1. Setelah Al Qur’an dimodifikasi dalam bentuk mushaf timbul keinginan masyarakat muslim, terutama yang hidup jauh dari masa Rasulullah SAW untuk memahami Al Qur’an dan ajaran-ajaran Islam sesuai dengan yang di pahami dan dilaksanakan oleh Rasulullah SAW. Muncul keinginan dari sebagian ulama untuk membukukan sabda-sabda Rasulullah SAW, sekalipun pada awalnya mendapatkan tentangan karena berpegang kepada Hadits yang melarang penulisan bersumber dari Rasul selain Al Qur’an. Namun pada masa Umar bin Abdul Aziz (wafat 675 M) beliau dengan otoritasnya memerintah Muhammad bin Muslim bin Syihab az-Zuhri al-Madani (wafat 695 M) untuk menghimpun hadits dan menulisnya dalam sebuah buku. Dia beralasan bahwa Rasulullah melarang menulis hadits karena di khawatirkan akan tercampur dengan Al Qur’an. Padahal pada waktu ia memerintahkan menulis hadits tidak ada kehawatiran tercampur dengan Al Qur’an, karena Al Qur’an sudh di kodifikasikan dalam bentuk mushaf. Kemudian hadits-hadits tersebut ditulis dan disebarluaskan ke penjuru negeri untuk di jadikan referensi.
  2. Kepeloporan Ibn Syihab az-Zuhri di ikuti oleh ulama-ulma lainnya. Pada masa itu hadits menjadi primadona. Banyak ahli hadits yang rela melakukan perjalanan jauh dan melelahkan hanya demi mendapatkan sebuah hadits dan kemudian dihimpun dalam koleksi mereka masing-masing.ahirnya dikenal dengan koleksi Sahih Bukhari, Sahih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan at-Trmudzi, dan koleksi-koleksi linnya. Setiap koleksi bisa terdiri dari tiga jilid atau lebih bhkan sampai belasan jilid, sehingga menambah bahan rujukan Islam.
  3. Gerakan penerjemahan yang di pelopori oleh Khalifa al-Mansur dari Daulah Abbasiyah telah membantu dalam penambahan jumlah koleksi pustaka pd waktu itu. Dia memperkejakan orang-orang Persia yang baru masuk Islam untuk menterjemahkan karya-karya berbahasa Persia dalam bidang astrolgi, ketatanegaraan dan politik, moral, seperti Kalila wa Dimma dan Sindhid di terjemahkankedalam bahasan Arab. Selain itu di terjemahkan dari bahasa Yunani seperti Logika karya Aristoteles, lmagest karya Ptolemy, Arithmetic karya Nicomashus, Geometri kary Euclid. Gerakan penterjemahan dilanjutkan khalifah berikutnya, yaitu al-Al Makmun. Ia membayar mahal hasil penterjemahan.
Bahan pustaka yang cukup banyak tadi berupa mushaf Al Qur’an maun hadits dan karya-karya terjemahan mendorong penguasa pada waktu itu ntuk mendirikan perpustakaan. Perpustakaan yang resmi berdiri pertama kali ntuk publik adalah Baitul Hikmah.

Perpustakaan itu bukan saja berfungsi sebagai tempat penyumpanan buku, tetapi sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan. Pada masa Harun al-Rasyid intitusi perpustkaan bernama Khizanah al Hikmah berfungsi sebagai perpustakaan dan pusat penelitian.

Sejak tahun 815M, al-Makmun mengembangkan Lembga itu dengan mengubah namanya menjadi Bait al-Hikmah. Pada masa itu Bait al-Hikmh di gunakan secara lebih maju, yaitu sebagai tempat penyimpanan buku-buku kuno yang di dapat dari Persia, Bizantium, Etiopia, dan India.

Direktur perpustakaanya adalah seorang nasionalis persia dan ahli Pahlevi, yaitu Sahl ibn Harun. Pada masa al-Makmun, Bait al-Hikmah ditingkatkan lagi fungsinya menjadi pusat kegiatan studi, riset astronomi dan matematika.

Untuk mengetahui perpustakaan pada waktu itu kita tinjau sekilas berdasarkan jenisnya, yaitu sebagai berikut;

Perpustakaan Umum

Perpustakaan jenis ini biasanya didirikan di masjid–masjid agar orang–orang yang belajar di masjid dan pengunjung dapat membaca buku–buku yang mereka perlukan. Kadang – kadang perpustakaan didirikan di masjid dengan maksud agar lembaga pendidikan dapat menampung pelajar–pelajar yang dating untuk mencari ilmu pengetahuan.

Perpustakaan umum sangat banyak jumlahnya, barang kali untuk menemukan suatu masjid atau sekolah–sekolah yang tidak memiliki perpustakaan dengan koleksinya yang siap di tela’ah dan muraja’ah bagi pelajar dan peneliti yang sedang mengadakan penelitian.

Yang termasuk perpustakaan umum saat itu adalah sebagai berikut :
  1. Baitul Hikmah
  2. Al-Haidariyah di An-Najaf
  3. Ibnu Sawwar di Basrah
  4. Sabur
  5. Darul Hikamah di Kairo
  6. Perpustakaan-perpustakaan sekolah


Perpustakaan Semi Umum

Perpustakaan semi umum didirikan oleh para khalifah dan raja–raja untuk mendekatn diri kepada ilmu pengetahuan. Adupan perpustakaan semi umum antara lain;
  1. Perpustakaan An-Nashir Li Dinillah
  2. Perpustakaan Al-Muzta’sim Billah
  3. Perpustakaan Khalifah–Khalifah Fathimiyah

Perpustakaan Pribadi

Perpustakaan ini didirikan oleh ulama–ulama dan para sastrawan, khusus untuk kepentingan mereka sendiri. Perpustakaan ini sangat banyak karena hampir semua ulama dan sastrawan memiliki perpustakaan untuk menjadi sumber dan referensi bagi pembahasan dan penelitian mereka. Perpustakaan jenis ini antara lain;
  1. Perpustakaan Al-Fathu Ibnu Haqam
  2. Perpustakaan hunain Ibnu Ishaq
  3. Perpustakaan Ibnul Harsyab
  4. Perpustakaan Al Muwaffaq Ibnul Mathran
  5. Perpustakaan Al-Mubasysir Ibnu Fatik
  6. Perpustakaan Jamaluddin Al Qifthi

Peranan Perpustakaan pada Peradaban Islam

Perpustakaan pada awal kejayaan Islam menunukkan perannya dalam mennjang pendidikan umat.

Perpustakaan yang di kelola oleh orang-orang Islam tidak hanya memperhtikan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan keagamaan, seperti msalah ibadah dan teologi, tapi juga mengelola disiplin ilmu yang lain seperti kedokteran, sosial, politik dan sebagainya.

Berbagai peran perpustakaan pada masa peradaban Islam yaitu sebagai berikut,

#1. Pusat Belajar (Learning Center)

Setelah masa Khulafaur-Rasyidin, peradaban Islam berkembang dengan pesat. Perkembngan itu antara lain adalah proses pendidikan tertama pada masa Umaiyah dan Abbasiyah.

Pada masa ini gairah dan apresiasi umat pada perpustakaan sangat tinggi. Mereka membangun perpustakaan, baik umum, khusus maupun perpustakaan pribadi. Sehingga tidak heran banyak masjid dan sekolah memiliki perpustakaan. Mereka menganggap bahwa perpustakaan sama pentingnya dalam membangun ilmu pengetahuan.

Bahkan fungsi perpustakaan kadang-kadang tidak dapat di bedakan dengan fungsi lembaga pendidikan karena sama-sma memberikan smbangan dalam pengajaran kepada umat.

#2. Pusat Penelitian

Sesungguhnya peran penelitian yang dilakukan oleh perpustakaan pada masa awal Islam sangat signifikan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai peristiwa, misalnya utusan khalifah-khalifah atau raja-raja untuk membahas suatu bidang ilmu tertentu di perpustakaan-perpustakaan yang terkenal memiliki koleksi yang cukup besar dan lengkap seperti Baitul Hikmah dan Darul Hikmah.

Disamping itu, para peneliti dan cendekiawan yang mencoba mengembangkan suatu ilmu yang berkaitan dengan keahliannya.

Banyak di antara mereka yang melakukan perjalanan dari suatu perpustakaan ke perpustakaan lain untuk merumuskan dan melakukan penemuan-penemuan baru. Tentu saja aktivitas semacam ini tidak pernah terhenti sampai sekarang dan begitu pula pada masa datang selama perpustakaan menjalankan fungsinya sebagai sumber informasi.

#3. Pusat Penerjemahan

Suatu hal yang amat menarik adalah di mana perpustakaan pada masa itu menjadi jembatan dari kebudayaan. Misalnya, kebudayaan dan ilmu pengetahuan Yunani Kuno diterjemahkan ke dalam bahasa Arab untuk dipelajari oleh masyarakat.

Dalam konteks ini perpustakaan menjadi sponsor atas semua kegiatan tersebut. Aktivitas semacam ini telah mendapatkan respon positif sehingga para penerjemah memperoleh status yang baik dalam masyarakat. Situasi ini mulai pada saat didirikannya perpustakaan yang pertama dalam dunia Islam.

Menurut Kurd Ali, orang yang pertama kali menekuni bidang ini ialah Chalid Ibnu Jazid (meninggal tahun 656 M). Di lain sumber dikatakan bahwa Ibnu Jazid telah mencurahkan perhatiannya terhadap buku lama, terutama dalam ilmu kimia, kedokteran dan ilmu bintang.

#4. Pusat Penyalinan

Salah satu hal yang dapat dibanggakan oleh kaum Muslimin yaitu sejak dari abad pertengahan telah dirasakan pentingnya bagian percetakan dan penerbitan dalam suatu perpustakaan.

Oleh karena itu alat-alat percetakan sebagaimana yang kita lihat di abad modern ini belum ada di masa itu, maka untuk mengatasi hal ini mereka adakan seleksi penyalinan pada tiap-tiap perpustakaan. Penyalinan buku itu diselenggarakan oleh penyalin-penyalin yang terkenal kerapihan kerja dan tulisannya.

Masa Kemunduran dan Kehancuran Perpustakaan Islam

Kemunduran dan kehancuran perpustakaan di era peradaban Islam mengikuti kejatuhan wilayah-wilayah muslim setelah pertarungan fisik melawan musuh-musuhnya.

Misalnya perpustakaan di Tripoli dihancurkan oleh tentara perang Salib atas komando seorang rahib yang tak senang saat melihat banyak Al Qur’an di perpustakaan tersebut.

Di samping itu perpustakaan terkenal lainya, seperti milik Sultan Nuh Ibn Mansur yang dibakar setelah filosuf besarnya menyelesaikan penelitiannya di tempat itu.

Kenyataan itu menimbulkan tuduhan bahwa cendikiawan sendiri yang membakar perpustakaan setelah menguasai isi keilmuan yang terkandung dalam perpustakaan tersebut. Peristiwa lainya terjadi pada tahun 1258M ketika sekelompok bangsa Mongol dan Tartar menjarah kota Baghdad dan membakar perpustakaanya.

Demikianlah umat Islam berkembang dengan pesat pada awalnya seiring dengan perkembangan perpustakaan dan mundurnya umat Islam bersamaan dengan mundurnya perpustakaan.

Dengan demikian cara untuk memajukan peradaban umat Islam adalah salah satunya dengan memajukan perpustakaan yaitu dengan membina perpustakaan dan meningkatkan kesadaran umat Islam akan pentingnya ilmu pengetahuan yang terkandung di dalamnya.

Dari berbagai sumber

Labels: ,

Sunday, January 15, 2017

SNMPTN 2017: Cara Mendaftar dan Tahapan Mengikuti SNMPTN 2017

SNMPTN: Cara Mendaftar dan Tahapan Mengikuti SNMPTN 2017.


Dunia Perpustakaan | SNMPTN 2017 | Saat ini khususnya untuk para siswa sekolah lanjutan tingkat atas [SLTA] yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi negeri, pasti sedang mencari tahu terkait informasi SNMPTN [Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri ].


Untuk membantu para siswa, guru, maupun orang tua yang ingin mendapatkan informasi yang utuh, benar, dan bisa dipertanggungjawabkan terkait dengan SNMPTN, disini kami ingin sedikit memberikan informasi untuk anda terkait dengan SNMPTN.


Terkait dengan SNMPTN 2017 ini, setiap sekolah dan siswa perlu hati-hati dalam mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Sebab, jika sampai salah dalam memasukkan data, maka akan berakibat pada pembatalan keikutsertaan siswa dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).


"Cek dulu dengan hasil-hasil yang sudah diverifikasi oleh sekolah. Jangan sampai salah memasukkan data. Karena kalau salah memasukkan, dianggap curang, ya sudah dicoret. Apalagi kalau melakukan kecurangan," tutur Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Padjadjaran (Unpad), Arry Bainus, dikutip dari laman Unpad, Senin (6/2/2017).


Agar hal tersebut tidak terjadi, mohon ikuti informasi resmi dari pihak panitia SNMPTN 2017 yang kami kutip langsung dari website resminya snmptn.ac.id sebagai berikut.



Ketentuan Umum




  1. SNMPTN merupakan pola seleksi nasional berdasarkan hasil penelusuran prestasi akademik dengan menggunakan rapor semester 1 (satu) sampai dengan semester 5 (lima) bagi SMA/SMK/MA atau sederajat dengan masa belajar 3 (tiga) tahun atau semester 1 (satu) sampai dengan semester 7 (tujuh) bagi SMK dengan masa belajar 4 (empat) tahun, serta portofolio akademik.

  2. Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) merupakan basis data yang berisikan rekam jejak kinerja sekolah dan prestasi akademik siswa.

  3. Sekolah yang siswanya mengikuti SNMPTN harus mempunyai Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) dan mengisikan data prestasi siswa di PDSS.

  4. Siswa yang berhak mengikuti seleksi adalah siswa yang memiliki Nomor Induk Siswa nasional (NISN), memiliki prestasi unggul dan rekam jejak prestasi akademik di PDSS.

  5. Siswa yang akan mendaftar SNMPTN wajib membaca informasi pada laman PTN yang dipilih tentang ketentuan yang terkait dengan penerimaan mahasiswa baru.



Ketentuan Khusus


Persyaratan Sekolah




Sekolah yang siswanya berhak mengikuti SNMPTN adalah:

SMA/SMK/MA atau sederajat (termasuk SRI di luar negeri) yang mempunyai NPSN dan telah mengisi PDSS dengan lengkap dan benar.


Persyaratan Siswa Pendaftar



Siswa SMA/SMK/MA atau sederajat (termasuk SRI di luar negeri) kelas terakhir pada tahun 2017 dan mengikuti Ujian Nasional (UN) yang memenuhi persyaratan sebagai berikut.





    1. Memiliki prestasi unggul yaitu calon peserta masuk peringkat terbaik di sekolah, dengan ketentuan berdasarkan akreditasi sekolah sebagai berikut:

      1. akreditasi A, 50% terbaik di sekolahnya;

      2. akreditasi B, 30% terbaik di sekolahnya;

      3. akreditasi C, 10% terbaik di sekolahnya;

      4. belum terakreditasi, 5% terbaik di sekolahnya.





Pemeringkatan dilakukan oleh Panitia Pusat.




  1. Memiliki NISN dan terdaftar pada PDSS,

  2. Memiliki nilai rapor semester 1 sampai semester 5 (bagi siswa SMA/SMK/MA atau sederajat tiga tahun) atau nilai rapor semester 1 sampai semester 7 (bagi SMK empat tahun) yang telah diisikan pada PDSS.

  3. Memenuhi persyaratan lain yang ditentukan oleh masing-masing PTN (dapat dilihat pada laman PTN bersangkutan).



Penerimaan di PTN


Peserta diterima di PTN, jika:




  1. lulus satuan pendidikan;

  2. lulus SNMPTN 2017; dan

  3. lulus verifikasi data dan memenuhi persyaratan lain yang ditentukan oleh masing-masing PTN penerima.


Tahapan Mengikuti SNMPTN



Tahapan mengikuti SNMPTN dilakukan sebagai berikut:



Pengisian dan Verifikasi PDSS



  1. Kepala Sekolah atau yang ditugaskan oleh Kepala Sekolah mengisi data sekolah dan siswa di PDSS harus melalui laman http://pdss.snmptn.ac.id.

  2. Kepala Sekolah atau yang ditugasi oleh Kepala Sekolah mendapatkan password yang akan digunakan oleh siswa untuk melakukan verifikasi.

  3. Siswa melakukan verikasi data rekam jejak prestasi akademik (nilai rapor) yang diisikan oleh Kepala Sekolah atau yang ditugasi oleh Kepala Sekolah dengan menggunakan NISN dan password.

  4. Apabila siswa tidak melaksanakan verifikasi data rekam jejak prestasi akademik (nilai rapor) yang diisikan oleh Kepala Sekolah atau yang ditugaskan oleh Kepala Sekolah maka data yang diisikan dianggap benar dan tidak dapat diubah setelah waktu verifikasi berakhir.


Pemeringkatan



  1. Panitia Pusat melalui sistem membuat pemeringkatan siswa berdasarkan nilai mata pelajaran sebagai berikut.

    1. Jurusan IPA: Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Kimia, Fisika, dan Biologi.

    2. Jurusan IPS: Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Sosiologi, Ekonomi, dan Geografi.

    3. Jurusan Bahasa: Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Sastra Indonesia, Antropologi, dan salah satu Bahasa Asing.

    4. SMK: Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Kompetensi Keahlian (Teori Kejuruan dan Praktek Kejuruan).



  2. Berdasarkan pemeringkatan prestasi akademik yang dilakukan Panitia Pusat, siswa yang memenuhi syarat diizinkan untuk mendaftar SNMPTN 2017.


Pendaftaran SNMPTN



  1. Siswa Pendaftar yang memenuhi kriteria pemeringkatan, menggunakan NISN dan password login ke laman SNMPTN 2017 http://www.snmptn.ac.id untuk melakukan pendaftaran.

  2. Siswa Pendaftar mengisi biodata, pilihan PTN, dan pilihan program studi, serta mengunggah (upload) pasfoto resmi terbaru dan dokumen prestasi tambahan (jika ada). Pendaftar harus membaca dan memahami seluruh ketentuan yang berlaku pada PTN yang akan dipilih.

  3. Siswa Pendaftar pada program studi bidang seni dan olahraga wajib mengunggah portofolio dan dokumen bukti keterampilan yang telah disahkan oleh Kepala Sekolah menggunakan pedoman yang dapat diunduh dari laman http://www.snmptn.ac.id.

  4. Siswa Pendaftar mencetak Kartu Bukti Pendaftaran sebagai tanda bukti peserta SNMPTN.


Bagi sekolah dan/atau pendaftar yang mengalami kesulitan akses Internet, dapat melakukan pengisian PDSS maupun pendaftaran dapat dilakukan di PLASA TELKOM di seluruh Indonesia.



Jadwal SNMPTN 2017


Jadwal pelaksanaan SNMPTN adalah sebagai berikut:






























Pengisian PDSS: 14 Januari – 10 Februari 2017
Verifikasi PDSS: 15 Januari – 12 Februari 2017
Pendaftaran SNMPTN: 21 Februari – 6 Maret 2017
Pencetakan Kartu Tanda Peserta SNMPTN: 14 Maret – 14 April 2017
Proses Seleksi: 15 Maret - 15 April 2017
Pengumuman Hasil Seleksi: 26 April 2017



Proses verifikasi dokumen peserta dan/atau pendaftaran ulang di PTN masing-masing bagi yang lulus seleksi tanggal 16 Mei 2017 (bersamaan dengan pelaksanaan ujian tertulis SBMPTN 2017).


Jumlah Pilihan PTN dan Program Studi




  1. Pendaftar dapat memilih sebanyak-banyaknya 2 (dua) PTN. Apabila memilih 2 (dua) PTN, maka salah satu PTN harus berada di provinsi yang sama dengan SMA asalnya, apabila memilih satu PTN, maka PTN yang dipilih dapat berada di provinsi mana pun.

  2. Pendaftar dapat memilih sebanyak-banyaknya 3 (tiga) program studi dengan ketentuan 1 (satu) PTN maksimal 2 (dua) program studi.

  3. Urutan pilihan PTN dan program studi menyatakan prioritas pilihan.

  4. Siswa SMK hanya diizinkan memilih program studi yang relevan dan ditentukan oleh masing-masing PTN.

  5. Daftar program studi dan daya tampung SNMPTN tahun 2017 dapat dilihat pada laman http://www.snmptn.ac.id selama periode pendaftaran.



Biaya




Biaya SNMPTN ditanggung Pemerintah, sehingga Siswa Pendaftar tidak dipungut biaya apapun.


Prinsip dan Tahapan Seleksi



Prinsip Seleksi


Seleksi dilakukan berdasarkan prinsip:

  1. mendapatkan calon mahasiswa yang berkualitas secara akademik dengan menggunakan nilai rapor dan prestasi-prestasi akademik lainnya yang relevan dengan program studi yang dipilih;

  2. memperhitungkan rekam jejak kinerja sekolah.

  3. menggunakan kriteria seleksi nasional dan kriteria yang ditetapkan oleh masing-masing PTN secara adil, akuntabel, dan transparan.


Tahapan Seleksi


Seleksi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

  1. Pendaftar diseleksi di PTN pilihan pertama berdasarkan urutan pilihan program studi,

  2. Pendaftar yang memilih program studi di dua PTN, jika tidak lulus di PTN 1 maka akan diseleksi di PTN 2 berdasar urutan prodi dan ketersediaan daya tampung.



Sanksi Bagi Sekolah dan/atau Siswa yang Melakukan Kecurangan




Sanksi tegas bagi siswa/calon mahasiswa dan/atau sekolah yang melakukan kecurangan sebagai berikut.

  1. Sekolah yang melakukan kecurangan tidak diikutsertakan dalam SNMPTN tahun berikutnya.

  2. Siswa yang melakukan kecurangan dibatalkan status kelulusan SNMPTN.



Laman Resmi dan Alamat Panitia Nasional




  1. Informasi resmi SNMPTN 2017 dapat diunduh melalui laman http://www.snmptn.ac.id.

  2. Informasi resmi juga dapat diperoleh melalui http://halo.snmptn.ac.id, dan call center 08041 450 450.

  3. Informasi juga dapat diperoleh di kantor Humas PTN terdekat.

  4. Alamat Panitia Pusat:
    Gedung dr. Prakosa (Lt.2)
    Kantor Pusat Universitas Sebelas Maret
    Jl. Ir. Sutami No 36A, Kentingan Surakarta 57126
    Telp. 0271-7890329, Fax. 0271-636268
    Email: panpus.snmptn.sbmptn@mail.uns.ac.id



Lain-lain




  1. Siswa Pendaftar dari keluarga kurang mampu dapat mengajukan bantuan biaya pendidikan Bidikmisi melalui laman http://belmawa.ristekdikti.go.id/bidikmisi.

  2. Perubahan ketentuan yang berkaitan dengan pelaksanaan SNMPTN Tahun 2017 akan diinformasikan melalui laman http://www.snmptn.ac.id.


Tetaplah untuk berhati-hati dalam mengikuti petunjuk demi petunjuknya, jika merasa bingung, segera bisa langsung menghubungi pihak penyelenggara melalui contact diatas.




Labels:

Saturday, January 14, 2017

Desa ini Kembangkan Usaha Pertanian melalui Perpustakaan Desa!

Dunia Perpustakaan | Perpustakaan Desa Bajang | Dengan adanya dana Rp 1 Milyar untuk setiap desa, sudah seharusnya bahkan bisa dikatakan sewajibnya, setiap desa mampu menyediakan fasilitas perpustakaan yang baik di setiap desa di seluruh Indonesia.

Keberadaan perpustakaan desa jika dikelola dengan baik dan benar, pastilah akan memberikan dampak positif bagi warga desanya.

Salah satu contohnya yaitu di perpustakaan desa di Desa Bajang, Kecamatan Pakong, Pamekasan, Madura.

Sebagian petani di perdesaan di Kabupaten Pamekasan, kini mulai mengembangkan usaha pertanian dengan memanfaatkan sarana buku-buku tentang pertanian di perpustakaan desa.
"Pemanfaatan perpustakaan desa untuk usaha pertanian masyarakat yang ada di desa ini, karena buku-buku yang tersedia memang kebanyakan tentang pertanian, pekebunan dan peternakan," kata Kepala Desa Bajang Moh Mokri dikutip dari antarajatim.com, Jumat (13/1/2017).
Salah satu kegiatan di Perpustakaan Desa Bajang, tidak hanya membaca tapi juga diberikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan SDM masyarakat desa. |gambar: bajang.blogdesa.net
Dalam diskusi bertajuk "Pemanfaatan Fasilitas Perpustakaan Desa untuk Usaha Pertanian" yang digelar aparat desa bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pamekasan di ruang pertemuan perpustaan itu terungkap, masyarakat sangat terbantu dengan keberadaan perpustakaan desa.

Selain buku yang tersedia memang banyak yang berkaitan dengan bidang pertanian, juga buka yang tersedia di perpustaan itu, kebanyakan berisi petunjuk teknis dan cara strategis pengembangan usaha pertanian.

Melalui buku-buku yang ada di perpustaan desa itu, petani juga banyak menerapkan konsep keilmuan yang mereka peroleh dari buku. Salah satunya tentang teknik penyimpangan pakan ternak dan pengelolaan budidaya ikan lele di ladang petani.

Salah seorang petani asal Dusun Sannip, Desa Bajang, Kecamatan Pakong, Pamekasan Moh Bari mengaku, keberadaan perpustaan desa sangat membantu dirinya dalam menyiasati usaha pertanian dan peternakan.

"Yang paling bermanfaat dan kami rasakan langsung adalah cara membuat pupuk kompos," katanya.

Desa Bajang, Kecamatan Pakong, Pamekasan merupakan salah satu desa yang memiliki perpustakaan sebagai sarana penunjang usaha pertanian masyarakat.

Pada 16 Desember 2016, Bupati Pamekasan Achmad Syafii memberikan penghargaan sebagai Perpustakaan Paling Aktif di Bidang Advokasi.

Penghargaan itu dilakukan setelah perpustaan yang diberi nama Al-Hikmah itu berhasil meraih juara 1 di tingkat nasional dalam kategori advokasi pengembangan perpusataan berkelanjutan pada perpustakaan di tingkat desa.

Menurut Kepala Desa Bajang Mokri, jumlah buku yang tersedia di perpustakaan itu sebenarnya masih sedikit, yakni sekitar 1.700 buah. Namun yang menjadikan perusahaan itu berhasil meraih juara karena dinilai dari sisi manfaat bagi masyarakat di desa itu.

"Jadi masyarakat disini benar-benar memanfaatkan dan mempraktikkan langsung isi buku tentang pertanian dan peternakan di lapangan," katanya.

Bagaimana dengan desa anda? Sudahkah desa anda memiliki perpustakaan desa? Jika belum, segeralah mengajukan ke kepala desa anda untuk segera membangun fasilitas perpustakaan dan internet di desa anda.

Labels: ,

Friday, January 13, 2017

Gaji Pustakawan di Perpustakaan Sekolah Lebih Rendah dari Kuli Bangunan

Dunia Perpustakaan | Gaji Pustakawan | Untuk para pustakawan yang sudah memegang gelar PNS [Pegawai Negeri Sipil], tentunya gaji dan tunjangan yang mereka dapatkan jauh lebih besar daripada nasib para pustakawan yang bekerja di perpustakaan sekolah.

Walaupun begitu, jika ditanya, pasti para pustakawan yang sudah berstatus PNS sekalipun akan menjawab jika gaji mereka juga masih kurang.

Pustakawan yang bekerja di perpustakaan-perpustakaan sekolah di hampir seluruh Indonesia rata-rata pasti masih mengeluh terkait gaji yang mereka terima.

(Baca juga: Jadilah Kepala Sekolah yang Peduli Nasib Perpustakaan Sekolah dan Pustakawan)


Untuk mereka para pustakawan yang bekerja di perpustakaan sekolah modern dan berstandard Internasional, mungkin tidak terlalu gelisah. Karena gaji mereka sudah jauh lebih lumayan, jika dibandingkan dengan pustakawan yang bekerja di perpustakaan sekolah swasta, ataupun sekolah negeri yang kepala sekolahnya tidak begitu peduli dalam mengelola perpustakan sekolah.

Kisah para pustakawan yang kurang bernasib baik karena memiliki kepala sekolah yang “pelit”, dalam memberikan anggaran untuk perpustakaan membuat nasib para pustakawan semakin dianaktirikan.

Sudah gajinya kecil, terkadang masih disuruh mengerjakan tugas-tugas lain yang tidak ada kaitanya dengan profesinya sebagai pustakawan [staf perpustakaan].

Miris memang, pustakawan di perpustakaan sekolah yang katanya dianggap sebagai profesi yang mulya dan terhormat tapi ternyata gaji yang mereka terima sangat kecil sekali.

Beberapa kisah dari pustakawan yang bekerja di perpustakaan sekolah, banyak diantara mereka yang hanya mendapatkan gaji di setiap bulanya hanya di kisaran Rp 500 ribu rupiah.

Bahkan tidak sedikit yang mendapat gaji dibawah Rp 500 ribu rupiah. Hal ini tentunya masih jauh dibawah kuli bangunan yang setiap bulan bisa peroleh gaji diatas Rp 1 juta.

Alasan dari pihak sekolah selalu sama, “Anggaran untuk perpustakaan memang tidak ada”.

Sebenarnya jika masih ada pihak kepala sekolah yang masih memiliki alasan bahwa “Anggaran untuk perpustakaan memang tidak ada”, kepala sekolah yang seperti ini mungkin dirinya harus membuka mata lebar-lebar, untuk bersedia belajar dari sekolah-sekolah yang sudah lebih dahulu peduli memberikan anggaran yang cukup tinggi untuk perpustakaan.

Saat anggaran APBN untuk pendidikan sudah begitu besar, ditambah adanya UU No 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan yang sudah mengatur dan mewajibkan sekolah untuk menganggarkan minimal 5% untuk anggaran perpustakaan sekolah, tentunya pihak kepala sekolah yang masih beralasan tidak memiliki anggaran untuk perpustakaan sekolah perlu dicurigai.

[Baca Juga: UU No 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan]

Para pelaku yang bergerak dalam asosiasi pustakawan sekolah, ikatan pustakawan, ikatan mahasiswa ilmu perpustakaan dan pihak-pihak terkait lainya sudah seharusnya bersikap kritis atas kondisi ini.

Jika bersuara dengan secara sendirian memang sangatlah sulit untuk melawan birokrasi yang sudah terlanjur bobrok. Itu kenapa dibutuhkan saling bahu-membahu diantara para persatuan pustakawan dan organisasi mahasiswa ilmu perpustakaan dan yang lainya untuk “melawan” atas kondisi yang dirasa memang sudah tidak wajar ini.

Bagaimana mungkin saat anggaran sudah begitu banyak untuk pendidikan akan tetapi pada faktanya masih banyak sekali kisah sekolah tanpa punya perpustakaan. Kalaupun sekolah sudah punya perpustakaan, koleksi bukunya sangat minim termasuk gaji pustakawan yang tidak lebih baik dari gaji kuli bangunan.

Boleh saja pihak sekolah mengatakan jika memang pada kenyataanya tidak ada anggaran. Kalaupun memang kondisi itu benar, sudah menjadi tugas kepala sekolah untuk memperjuangkan bagaimana supaya sekolah mereka mendapatkan anggaran yang besar supaya perpustakaan mereka mendapatkan dana yang besar juga.

Fakta dan buktinya, ketika ada pihak kepala sekolah yang mengatakan anggaran mereka sangat kecil, di sekolah-sekolah lain banyak juga yang bisa mendapatkan banyak dana untuk memajukan perpustakaan sekolah mereka.

(Baca juga: Nasib Pustakawan Swasta dan Pustakawan PNS serta Dinamika Perpustakaan di Sekitar Kita)


Jika melihat kondisi ini tentunya orang akan melihat bahwa peran Kepala Sekolah dalam hal ini menjadi sangat penting. Hal ini bisa dibuktikan dari banyaknya kisah dilapangan bahwa, Jika Kepala Sekolahnya dikenal baik, maka sudah pasti Kepala Sekolahnya sangat peduli dengan pengelolaan Perpustakaan Sekolahnya.

Sebaliknya, jika perpustakaan sekolah kurang mendapatkan pergatian, biasanya sekolah tersebut juga dikenal karena memiliki Kepala sekolah yang kurang dikenal baik dalam memimpin di sekolah tempat dia memimpin.

Memang bicara kondisi di lingkungan sekolah, ada banyak sekali masalah, mulai dari masalah anggaran, Korupsi dana sekolah, Korupsi dana Perpustakaan, kurikulum, dan masih banyak lagi maslaah lainya, termasuk masalah rendahnya gaji untuk pustakawan sekolah.

Namun dari berbagai masalah tersebut diatas, pastinya ada solusi jika mereka mau benar-benar serius untuk memajukan sekolahnya. Dalam hal ini juga seperti yang dialami oleh para pustakawan di perpustakaan sekolah yang masih sangat memprihatinkan.

Semoga saja kedepan nasib para pustakawan-pustakawan di perpustakaan sekolah akan semakin diperhatikan sehingga perpustakaan sekolah di seluruh Indoensia akan semakin baik lagi. Hal ini penting karena pustakawan dan perpustakaan adalah bagian terpenting dalam menopang SDM para siswa di sekolah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang berkwalitas dan bisa mencerdaskan.

Tentunya masih banyak diluar sana permasalahan terkait rendahnya gaji pustakawan, termasuk nasib para relawan yang bekerja di perpustakaan desa atau taman bacaan yang mereka juga pasti memiliki nasib yang hampir sama.

Labels:

Nasib Pustakawan Swasta dan Pustakawan PNS serta Dinamika Perpustakaan di Sekitar Kita

Dunia Perpustakaan | Nasib Pustakawan | Anda pernah mendengar pendapat dari beberapa orang yang mengatakan bahwa pemerintah sepertinya sangat lebih perhatian kepada nasib para PNS daripada kepada tenaga kerja swasta.

Entah berlebihan atau tidak terkait pendapat tersebut, tapi setidaknya salah satu pendapat tersebut diibaratkan begini, “Jika PNS, nasibnya selalu semakin baik dan sejahtera serta semakin diperhatikan pemerintah melaui kebijakan yang dibuat pemerintah”.

Kondisi itu berbeda dengan nasib tenaga kerja swasta, mereka hanya seolah mengandalkan “belas kasihan” dari pemimpinya [bos] saja. Jika memiliki pimpinan [bos] yang baik, maka berbahagialah si tenaga kerja swasta tersebut.

Sebaliknya, jika tenaga swasta tersebut memiliki pemimpin [bos] yang sadis dan kurang memenuhi hak-hak tenaga swasta, maka menderitalah dirinya.

Mungkin anda boleh saja berpendapat jika Pemerintah melalui Kementrian Ketenagakerjaan dan terkait lainya juga membuat peraturan-peraturan terkait tenaga kerja swasta. Namun jika peraturan yang diperuntukan untuk swasta tersebut, pelaksanaanya teramatsangat jauh lebih banyak menyimpang jika dibandingkan dengan kebijakan yang diberlakukan kepada PNS.

Jika anda ingin bukti, silahkan anda cari karyawan swasta yang masih teramat sangat banyak sekali mereka yang mendapatkan gaji dibawah UMR.

Tidak hanya itu, masih banyak juga tenaga swasta yang seringkali belum memiliki hak Hari Libur yang pasti. Misalnya masih banyak sekali tenaga swasta yang mereka harus bekerja full selama 1 bulan penuh tanpa libur. Kalaupun ada libur kadang ada yang cuma sebulan dijatah 1x libur, atau baru diberikan ijin saat sakit. Itupun jika sakit hanya dibatasi beberapa hari. Jika sampai sakit lebih dari seminggu maka bisa terancam dipecat dengan alasan banyak hal.

Diluar hal yang disebut diatas tentunya masih banyak sekali perbedaan antara kehidupan tenaga PNS dan Swasta. Dari kedua pendapat itu tentunya sebagian besar banyak yang berpendapat [tidak semua], bahwa menjadi PNS adalah lebih membahagiakan daripada swasta. Buktinya setiap tenaga swasta ataupun yang belum bekerja, ketika ada penerimaan PNS, berduyun-duyun ribuan bahkan jutaan mengantri mendaftar ingin jadi PNS.

Kondisi ini juga yang sepertinya dialami oleh para tenaga Pustakawan. Hampir kebanyakan mereka yang sudah beekrja di perpustakaan ketika ditanya, kemungkinan mereka juga sangat berharap jika mereka juga ingin diangkat sebagai PNS.

Keinginan para pustakawan tersebut tentunya tidak berlebihan, karena faktanya, menjadi Pustakawan yang berstatus PNS itu jauh lebih membahagiakan jika dibandingkan dengan nasib para pustakawan yang berstatus swasta.

Coba anda perhatikan antara Pustakawan yang sudah berstatus PNS dengan Pustakawan yang belum berstatus PNS [Swasta]. Perbedaan begitu sangat terlihat, khususnya dalam hal gaji dan tunjangan yang selalu jadi perbincangan dikalangan internal pustakawan.

Perbedaan itu bisa kita lihat dan kita temukan dengan sangat mudah di sekitar kita.

Saat pemerintah melalui departemen dan kementrian terkait membuat kebijakan terkait dengan kenaikan Tunjangan PNS, gaji ketigabelas, tunjangan kerja, sertifikasi, dan yang lainya, Pada kondisi yang teramatsangat jauh terlihat berbeda dengan nasib para tenaga perpustakaan yang masih swasta.

Untuk mereka para tenaga perpustakaan yang berstatus swasta, jangankan bermimpi berharap dapat tunjangan, kenaikan gaji, apalagi gaji ketigabelas, untuk bisa mendapatkan gaji yang layak saja masih teramat sangat jauh.

[Baca juga: Gaji Pustakawan di Perpustakaan Sekolah Lebih Rendah dari Kuli Bangunan]

Tentunya ini sudah menjadi rahasia umum bahwa tenaga-tenaga perpustakaan masih banyak yang memperoleh gaji dibawah UMR. Apalagi kalau mendengar kisah-kisah tenaga perpustakaan di perpustakaan-perpustakaan sekolah di tingkat SD, SLTP, dan SLTA, sangat miris dan memilukan untuk disebutkan nilai gaji yang mereka terima.

Ada yang diantara mereka hanya habis untuk membeli bensin setiap bulanya, ada yang mengeluh kurang untuk uang makan, terlebih untuk mereka yang sudah berkeluarga, tentunya teramatsangat jauh dari kata cukup ketika berbicara pendapatan mereka.

Kondisi yang seperti ini sepertinya seolah merata dirasakan oleh para tenaga perpustakaan khususnya yang di sekolah-sekolah biasa [bukan berstandar internasional].

Terkadang jika kita melihat kondisi yang seperti ini, kita tentunya teramatsangat PESIMIS, mungkinkah Perpustakaan-perpustakaan di negeri bernama “NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA” ini akan bisa MAJU dan BERKEMBANG?

Bukankah sangat mustahil kita bicara ingin meningkatkan SDM dunia pendidikan kita akan tetapi di setiap sekolah masih belum memiliki perpustakaan yang baik. Belum memiliki tenaga perpustakaan yang baik yang kesejahteraan pustakawanya juga masih terabaikan?

Bukankah semua sepakat bahwa Perpustakaan adalah jantung dari pendidikan, akan tetapi dalam pelaksanaan dan kebijakan, selalu saja perpustakaan dan nasib tenaga perpustakaan masih terabaikan.

Harusnya Indonesia belajar dari negara-negara maju bahwa negara mereka maju karena SDM mereka terus diperbaiki dan disupport dengan fasilitas pendidikan yang terbaik.

Dari pembahasan permasalah diatas, jangan berfikir bahwa solusinya adalah pemerintah harus membuat aturan yang jelas. Anda keliru jika masih berfikir seperti itu. Silahkan anda baca aturan mulai dari UU, Perpu dan peraturan Menteri serta kebijakan-kebijakan yang lain sudah begitu lengkap dan teramatsangat Indah terangkai dalam setiap aturan dan perundang-undangan tersebut.


Tapi miris dan ironisnya, pelaksananya masih NOL BESAR.

Melihat kondisi ini memang seringkali membuat kita pesimis melihat fakta dan data serta realita yang kita lihat sekarang. Bahkan banyaknya Oraganisasi terkait kepustakawanan, masih belum mampu menolong dan memperjuangkan nasib para pustakawan dan tenaga perpustakaan yang masih dalam keprihatinan.

Walaupun memang kondisi saat ini memang masih banyak yang menyedihkan daripada yang membahagiakan, tapi diakhir tulisan ini penulis ingin membangkitkan semangat para pustakawan bahwa tidak semuanya keadaan buruk.

Pada berbagai sisi yang lain, secara perlahan ada sekelompok pustakawan dengan idiologi dan kebersamaan serta kekompakan yang mereka buat, mereka terus berjuang untuk memajukan perpustakaan dengan keterbatasan yang ada.

Semoga saja apapun kondisi para tenaga perpustakaan dan kondisi perpustakaan di negeri ini, yang terpenting lakukanlah hal yang terbaik walau dalam keadaan yang terburuk sekalipun. Pada saatnya nanti setiap kebaikan dan pengorbanan serta ketulusan pastinya akan memberikan hasil yang terbaik juga.

Semoga….

Labels:

Monday, January 9, 2017

Hudson Siahan, Polisi yang Relakan Motornya Jadi Perpustakaan Keliling di Perbatasan!

Dunia Perpustakaan | Jika memang ada pemberitaan buruk tentang Polisi, tentunya kita juga harus berimbang jika sebenarnya ada juga Polisi yang baik hati. Salah satunya yaitu kisah kebaikan anggota Polisi bernama Brigadir Hudson Siahaan, yang rela menjadikan motor dinasnya jadi perpustakaan keliling.

Kisah ini bermula dari hobi membaca Brigadir Hudson yang kemudian prihatin melihat kondisi minat baca warga di perbatasan Indonesia - Malaysia.

“Awalnya saya prihatin melihat anak-anak di pedalaman yang memang kurang sekali minat membacanya, setiap hari keluar masuk desa dan dusun kebanyakan anak-anak hanya bermain dan membantu mengasuh adiknya," ungkap Brigadir Hudson Siahaan, di Dusun Bantan, baru-baru ini, dikutip dari okezone.com [9/1/2017].

Aktivitas Brigadir Hudson Siahaan saat melayani anak-anak dengan buku yang dibawanya | gambar: okezone.com
Brigadir Hudson Siahaan yang merupakan Anggota Kepolisian Sektor Sekayam, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat, kemudian merelakan motor dinasnya untuk dijadikan perpustakaan keliling bagi anak-anak di perbatasan Indonesia-Malaysia, Kecamatan Sekayam.

Sejak dipindah tugaskan ke wilayah perbatasan kurang lebih satu tahun lalu dan menjadi Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) di Desa Bungkang, Brigadir Hudson kerap keluar masuk desa dan dusun di pedalaman perbatasan. Dari sana ia melihat minat baca anak-anak masih sangat kurang.

Awalnya, ia mengaku bingung bagaimana membawa buku-buku cerita ke pedalaman. Lantas, ia pun menyulap motor dinas yang memiliki kotak box berisi mantel itu menjadi tempat untuk membawa buku bacaan bagi anak-anak di pedalaman.

“Sebelumnya saya minta izin dulu kepada Kapolsek untuk membawa buku baca dari taman bacaan Kemala Cinta Indonesia," ujar Hudson Siahaan.

Atasanya pun menyambut baik ide membawa buku bacaan ke desa-desa dan dusun. Dalam satu hari, ia bisa menyambangi tiga hingga empat dusun untuk meningkatkan minat baca masyarakat dan anak-anak di perbatasan.

Hudson mengatakan, biasanya ia menyambangi dusun setelah anak-anak pulang sekolah. Kedatanganya pun selalu disambut meriah oleh anak-anak. Selain membawa buku bacaan, ia juga menyediakan makanan ringan seperti permen dan camilan agar anak-anak tidak bosan saat membaca.

"Untuk sekali kunjungan saya membawa paling sedikit 100 buku, berbagai jenis. Untuk dewasa dan orangtua paling banyak dibaca tentang budidaya tanaman, kalau dewasa biasanya sih novel dan cerita daerah. Untuk anak-anak biasa dibawa buku mendongeng dan sejenisnya," jelasnya.

Kadang kala, cerita Hudson, ia harus membacakan cerita bagi anak-anak yang belum lancar membaca.

Kades Dusun Bungkang, Erzan mengatakan semangat Brigadir Hudson Siahaan sangat tinggi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, bukan hanya sebagai pengayom, ia juga memotivasi warga untuk gemar membaca.

“Sudah dua bulan ini Pak Hudson mondar mandir di Desa Bungkang membawa buku-buku bacaan, setiap kedatanganya selalu ditunggu anak-anak bahkan kerap ramai yang mengerumuninya," ucap Erzan.

Dia menambahkan, minat membaca anak-anak memang kurang terutama di pedalaman perbatasan. Dengan rutinnya Brigadir Hudson menyambangi warga di Desa Bungkang membuat minat membaca mulai meningkat, terutama di kalangan anak-anak.

“Sekarang anak-anak sudah rajin membaca, diharapkan orangtua juga seperti itu. Karena buku merupakan jendela dunia," pungkas Erzan.

Labels: , ,

Friday, January 6, 2017

Ingin Berkontribusi untuk Negeri, Pemuda ini Bangun Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara

Ingin Berkontribusi untuk Negeri, Pemuda ini Bangun Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara.


Dunia Perpustakaan | Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara | Saat banyak orang terjebak untuk selalu sibuk saling mencela dan mencaci-maki di sosial media, sekelompok anak-anak muda di daerah Malang ini justru melakukan aksi bernama Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara (GPAN).

Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara (GPAN) merupakan gerakan yang dipelopori oleh Imam Arifa’illah.

Tujuan dari dibentuknya Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara yaitu untuk menyediakan sumber belajar untuk anak-anak, sehingga dengan cara tersebut diharapkan wawasan dan informasi dapat diperoleh dengan mudah.

Awal berdirinya Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara bermula dari ide Imam Arifa’illah yang memiliki impian agar dirinya bisa mengabdi, berkontribusi, dan melakukan hal terbaik untuk negeri ini.

Pria yang akrab disapa Imam ini, kemudian melakukan kontemplasi berkaitan dengan masalah pendidikan, kemiskinan, dan sosial untuk mencari solusi atas problema tersebut, khusunya sulitnya anak-anak kurang mampu untuk memperoleh sumber belajar dan semakin rendahnya minat yang ada.

Masalah inilah yang menjadi latar belakang terbentuknya komunitas Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara pada tanggal 25 April 2015.

“Saya mencoba mengamati permasalahan di lingkungan sekitar. Saya menggali masalah mengenai pendidikan, kemiskinan, dan sosial untuk dicari jalan keluar yang baik”, ungkap pria kelahiran Lamongan ini.

Dikutip dari malangtoday.net [4/1/2017], Misi dari GPAN adalah menjadi komunitas terbaik untuk mengembangkan Perpustakaan Anak Nusantara diberbagai daerah yang membutuhkan.

[caption id="attachment_2964" align="aligncenter" width="807"] Kegiatan Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara | gambar: malangtoday.net[/caption]

Sedangkan untuk Visi Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara yaitu menyiapkan sumber belajar, mendidik generasi emas, mendorong minat baca dan mendukung terciptanya perpustakaan anak nusantara di beberapa daerah.

Semangat yang dimiliki Imam, ia tularkan ke rekan-rekanya, sehingga sekarang ini, GPAN memiliki 10 koordinator regional yang tersebar di Pulau Jawa dan Sulawesi yang mencakup wilayah Bandung, Jogja, Madiun, Kediri, Malang, Pasuruhan Lamongan, Probolinggo Jember, dan Palu.

Untuk GPAN regional Malang sendiri yang sekarang diketuai Deviana Safitri dan dibantu 80 lebih anggota , memiliki 3 program pokok mendidik, membagi buku, dan mengembangkan perpustakaan yang dikemas menjadi berbagai macam kegiatan, seperti Bocah Pustaka yang melakukan pengabdian di Ponpes Roudlatul Nashichin Karang Widoro, Dau, Malang, Donasi 100 Al-Qur’an dan Cinta Literasi untuk kegiatan internalnya.

Deviana berpesan kepada generasi muda untuk tidak melupakan lingkungan sekitar, terlebih untuk memperhatikan generasi emas yang belum mampu mengenyam pendidikan secara layak.

“Jangan lupa peduli dan berbagi untuk sekitarmu,   apalah arti ijazah,  IPK tinggi, nilai bagus, tapi sayang jika kamu tidak peduli dengan lingkungan mu sendiri karena masih banyak anak anak di sekitar kita yang membutuhkan uluran tangan kita ”, ujar perempuan berkacamata ini.

Semoga saja kedepan di negeri ini semakin banyak anak-anak muda seperti Imam Arifa’illah dan timnya untuk membentuk Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara.

Soalnya alangkah rugi dan sia-sianya mereka anak-anak muda yang seharusnya mengisi kemerdekaan ini dengan aksi dan karya nyata tapi justru malah sibuk saling mencela di sosial media.

SilahkanShare untuk sebarkan inspirasi di kalangan anak muda generasi penerus bangsa.

Labels:

Thursday, January 5, 2017

Beberapa Cara Halal Agar Pustakawan Bisa Kaya (2)

Beberapa Cara Halal Agar Pustakawan Bisa Kaya (2)


Dunia Perpustakaan | Sesuai janji kami untuk melanjutkan tulisan sebelumnya [Baca: Beberapa Cara Halal Agar Pustakawan Bisa Kaya (1)], tulisan ini merupakan lanjutan dari yang pertama.

Sebelum langsung kepada inti, harus difahami dan diingat bahwa setiap orang rata-rata pasti ingin kaya. Namun yang harus dicatat adalah, untuk kaya jangan sampai terjebak dan terperangkap dengan cara peroleh kekayaan dengan cara haram.

Kekayaan yang didapat dengan cara haram, mau sebanyak apapun, YAKINLAH kekayaan yang didapat dengan cara haram TIDAK AKAN membuat hati dan hidup kita tenang.

Mungkin jika didepan orang banyak, di depan teman-teman, tetangga kita bisa sombong, bangga, bahkan berani memamerkan kekayaan yang didapat dengan cara haram. Tapi yakinlah di dalam hati kita pasti selalu gelisah dan selalu takut karena kita YAKIN TUHAN PASTI MAHA MELIHAT dan MAHA MENGETAHUI.

Kami teramat sangat menekankan hal ini karena kami juga sudah berkali-kali melihat sendiri bagaimana tiap menangani kerjasama pengadaan atau menjalankan program terkait bidang perpustakaan, yang namanya praktek korupsi, markup dana perpustakaan dan sejenisnya begitu terang-terangan memang ada.

Kami sangat miris sekali dan justru kasihan dengan kawan-kawan profesi pustakawan ataupun pihak tertentu yang begitu TEGA dan BERANI melakukan korupsi dana perpustakaan.

Padahal kita semua pasti tahu, betapa banyak pengelola perpustakaan di daerah-daerah begitu SULIT untuk menerima dana pengembangan perpustakaan, tapi pada kondisi yang lain, dimana mereka memperoleh dana perpustakaan justru malah dikorupsi.

Bahkan yang namanya korupsi dana perpustakaan itu tidak melihat penampilan orang yang korupsi. Bisa saja dalam sehari-hari terlihat taat beribadah dan alim, tapi kalau urusan dana perpustakaan, seolah "gatal" kalau tidak korupsi.

Disini kami juga memahami bahwa profesi pustakawan itu memang dalam hal gaji memang masih sangat miris.

Khusus untuk para pustakawan yang sudah PNS, Pustakawan perguruan tinggi yang sudah maju, mungkin gaji mereka sudah bisa dikatakan layak [sesuai UMR/diatasnya].

Namun saat mendengar kisah-kisah pengelola perpustakaan sekolah rasanya sungguh sangat memilukan.

Nah, disinilah kami berharap, semoga saja melalui tulisan ini kami bisa memberikan "sedikit" tambahan informasi, bahwa sebenarnya pustakawan juga memiliki peluang untuk bisa mendapatkan penghasilan tambahan.

Perlu dicatat, saat mengerjakan pekerjaan tambahan ini tentunya wajib untuk bisa membagi waktu dan jangan sampai MENGGANGGU tugas pokok anda sebagai seorang pustakawan.

Karena kalau anda ingin mendapatkan penghasilan tambahan diluar gaji pustakawan, maka konsekuensinya anda juga ahrus punya tekad semangat dan perjuangan yang lebih agar bisa memiliki pendapatan yang lebih.

Berikut merupakan Beberapa Cara Halal Agar Pustakawan Bisa Kaya

#1. Ciptakan Karya di Bidang Perpustakaan


Saran pertama ini kami agak sulit menyebutkanya, namun maksud kami disini adalah begini,

Karena anda pustakawan maka jika anda ingin mendapatkan tambahan sesuai bidang anda, maka anda bisa menciptakan karya bermutu di bidang perpustakaan.

Kami contohkan begini, Anda pasti sudah kenal nama-nama developer pembuat software SLiMS [Senayan Library Management System] yang fenomenal itu bukan? Ditambah komunitas SLiMS yang sudah membumi bahkan hingga dikenal di mancanegara.



Mereka-mereka seperti Hendro Wicaksono, Arie Nugraha, Eddy Soebrata, Purwoko, Ridho, Arif Syamsudin, Wardiyono, dkk mampu memperoleh pendapatan karena mereka mampu membuat sebuah karya.

Walaupun mungkin software itu Open Source, tapi anda bisa membayangkan tiap mereka mengerjakan proyek, menjadi narasumber, dll, tentunya hal itu akan memberikan tambahan yang mungkin jauh melebihi dari gaji utama mereka sebagai pustakawan.

Jika anda ingin seperti mereka, silahkan anda bisa belajar ke mereka dan mengikuti cara mereka. Namun tentunya akan lebih baik jika anda menciptakan hal-hal yang baru yang lain yang mungkin belum ada, namun sangat dibutuhkan dalam menopang dan mendukung kemajuan perpustakaan.

Sulit?

Sudah pasti, untuk bisa menciptakan sesuatu memang pasti sulit, namun jika mampu, apa yang didapat pasti sebanding dengan kesulitan dan kerja keras anda. Namun tenang, kalau anda merasa tidak mampu pada poin ini, anda bisa melanjutkan pada yang berikutnya.

#2. Rajin Menulis


[caption id="attachment_2947" align="aligncenter" width="844"] ilustrasi: businessleaders.cz[/caption]

Kami pikir saran kedua ini pasti anda sebagai pustakawan sudah pasti tahu peluangnya. Namun kami pastikan juga, untuk profesi pustakawan juga pasti banyak yang MALAS untuk melakukanya.

Perlu dicatat bahwa dalam kategori Rajin menulis ini, kami akan bagi juga dalam beberapa sub kategori diantaranya,

#2.1 Menulis Buku


Jangan sepelekan pendapatan dari menulis buku. Sebagai orang yang pernah mengenyam pendidikan ilmu perpustakaan dan pelatihan jurnalistik, kami tahu jika memang terkadang pendapatan penulis buku yang tidak terlalu terkenal sangat minim.


Bahkan penulis Lasa HS sendiri pernah bilang jika menulis buku semata-mata bukan karena uang, hal tersebut karena dapat feenya terlalu kecil. Namun dari menulis buku, setidaknya penulis memiliki keuntungan namanya terkenal dan jadi narasumber di berbagai acara.


Dengan semakin banyak menulis buku, anda sebagai pustakawan juga akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk berkarir di posisi yang lebih baik lagi.



#2.2 Menulis di Media Cetak


Untuk cara yang satu ini, pustakawan juga memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendapatan. Karena setiap anda mampu membuat tulisan yang menarik di media cetak, maka anda akan mendapatkan tambahan.


Memang dalam cara ini perlu memiliki kemampuan menulis yang lebih dari cukup. Caranya agar tulisan anda mampu dimuat di media cetak, teruslah berlatih menulis dengan memahami karakter dari masing-masing redaksi di media cetak tersebut.


Teruslah perbanyak membaca, karena dengan semakin banyak membaca, maka inspirasi ide dan tulisan juga semakin luas dan bagus.


Setiap media cetak memberikan honor yang berbeda-beda, namun misalnya dibuat rata-rata sekali menulis dapat fee Rp 750 ribu, jika sebulan mampu menulis 4 tulisan di media cetak yang berbeda-beda, maka dalam sebulan anda sudah mendapatkan honor Rp 3 juta.



#2.3 Menulis di Blog


Jangan sepelekan menulis di blog, tidak sedikit orang Indonesia yang dari blog sudah mampu peroleh ratusan juta hingga milyaran dalam sebulan.


Untuk lebih tahu detil caranya, silahkan anda baca pada tulisan seri berikutnya, karena tulisan ini sudah terlalu panjang jadi tunggu ulasan berikutnya pada tulisan "Beberapa Cara Halal Agar Pustakawan Bisa Kaya (3)".


Tulisan bagian ketiga akan kami publikasikan jika viewer sudah diatas 500 viewer ya :-)

Silahkan SHARE dan bagikan biar semakin banyak orang baca dan share maka tulisan bagian ketiga bisa segera kami publish :-)

Tetap semangat!

[button color="orange" size="small" link="http://duniaperpustakaan.com/beberapa-cara-halal-agar-pustakawan-bisa-kaya-1/" icon="" target="false"]<<< Halaman sebelumnya[/button]

Labels:

Wednesday, January 4, 2017

Beberapa Cara Halal Agar Pustakawan Bisa Kaya (1)

Beberapa Cara Halal Agar Pustakawan Bisa Kaya (1)


Dunia Perpustakaan | Kaya raya dan sukses itu memang terkadang dinilai "relatif".

Artinya oleh beberapa orang, yang namanya disebut kaya raya dan sukses itu kalau mereka sudah memiliki gaji besar, rumah mewah, mobil mewah, perhiasan mewah, dan berbagai bentuk kemewahan lainya.

Namun sebagian yang lain menganggap jika kekayaan itu tidak bisa dinilai [diukur] dari materi. Walaupun rumah gubuk sederhana, tidak punya mobil, tidak punya rumah mewah, ataupun tidak punya banyak materi tapi asal hati sudah bahagia dan berkecukupan, maka itu juga sudah dianggap kaya [hati] dan sukses.

Dan perlu anda sadari dan fahami, bahwa untuk mereka yang memiliki pemahaman kedua, itu artinya anda tidak pelru melanjutkan membaca tulisan ini.

Tulisan ini dibuat untuk mereka yang sependapat bahwa sebagai Pustakawan juga perlu [bisa] kaya supaya bisa mencukupi kebutuhan keluarga, "syukur-syukur" dengan kelebihan rizqy yang kita miliki bisa dan mampu menolong orang lain yang membutuhkan.

Sebenarnya jika para pustakawan jeli dan pandai melihat peluang, maka sebenarnya profesi pustakawan memiliki banyak sekali peluang untuk bisa kaya.

Hal tersebut karena pustakawan memiliki peluang banyak untuk belajar menguasai berbagai ilmu pengetahuan melalui buku-buku yang ada di perpustakaan.

Pertanyaanya sekarang,

Masa sih? Pustakawan belum [tidak tahu] buku-buku yang berisi tentang bagaimana supaya orang bisa sukses dan kaya raya?

Masa sih? Pustakawan tidak tahu buku-buku yang berisi tentang cara cepat dapat duit dari internet? dari menulis? dari jualan online tanpa modal? dan lain-lain?

Kami berfiikir hampir semua Pustakawan sudah tahu tentang buku-buku itu. Mungkin sebagian sudah pernah membaca buku-buku itu akan tetapi masalah terbesarnya adalah kata "MALAS" yang selalu jadi momok terbesar para pustakawan [hampir mayoritas orang] untuk mempraktekan isi buku tersebut.

Termasuk saat anda membaca tulisan ini, kami yakin mungkin anda berfikir, bahwa kami disini akan memberikan tips-tips jitu dan cara-cara langsung bagaimana supaya Pustakawan bisa kaya.

Memang nanti kami tetap akan memberikan beberapa cara-caranya. Namun kami meyakini juga, jika anda sebenarnya juga sebagian sudah tahu cara-caranya. Namun nanti ujung-ujungnya pasti ada pada kata "MALAS" untuk melakukan dan mempraktekanya.

Kami disini menekankan sekaligus mengingatkan serta prihatin jika ada sebagian [tidak semua] pustakawan yang justru ingin kaya tapi dengan cara haram.

Tidak perlu menutup mata bahwa memang hampir setiap profesi, selalu saja ada godaan untuk bisa mendapatkan uang dengan cara HARAM, begitu juga dalam profesi pustakawan.

Beberapa peluang dan kesempatan pustakawan untuk mendapatkan uang haram biasanya bisa melalui korupsi anggaran perpustakaan, korupsi dana pengadaan buku, korupsi dana pengadaan fasilitas sarana prasarana perpustakaan, korupsi uang denda, dan masih banyak lagi yang lainya [pada kesempatan lain akan kami ulas tuntas].

Dan kami disini sangat mengutuk perbuatan tersebut.

Bagaimana mungkin seseorang [pustakawan] ingin kaya tapi dilakukan dengan cara haram. Emangnya tidak takut dengan Tuhan dan setidaknya, apakah tidak kasihan dengan anak cucu yang diberikan nafkah dengan cara haram?

Tak terasa ternyata tulisanya sudah terlalu panjang, kami khawatir jika tulisan terlalu panjang, fokus membaca anda jadi terganggu, karena berdasarkan riset, mata kita juga memiliki batas fokus kosentrasi saat membaca, Jadi untuk cara-cara ril apasaja supaya Pustakawan bisa kaya akan kami lanjutkan pada tulisan bagian kedua.

Setidaknya dalam bagian pertama tulisan ini kami ingin membuka nalar dan pola pikir pembaca lebih dahulu. Jika pola pikir sudah terbuka, setidaknya langkah selanjutnya tinggal konsisten untuk melakukan sungguh-sungguh agar sebagai pustakawan juga bisa mendapatkan penghasilan yang lebih [kaya].

Tulisan bagian kedua bisa semakin cepat dipublish jika jumlah like/share dan viewernya diatas 200 orang. Silahkan dibantu share ke group dan teman-teman sesama pustakawan mahasiswa ilmu perpustakaan ya :-)

LANJUTKAN MEMBACA "Beberapa Cara Halal Agar Pustakawan Bisa Kaya (2)"

[button color="orange" size="small" link="http://duniaperpustakaan.com/beberapa-cara-halal-agar-pustakawan-bisa-kaya-2/" icon="" target="true"]Halaman Berikutnya >>[/button]

Labels:

Miliarder Kelas Dunia Ini Sukses Berbisnis dari Sebuah Buku!

Miliarder Kelas Dunia Ini Sukses Berbisnis dari Sebuah Buku!


Dunia Perpustakaan | Hampir setiap orang jika ditanya ingin kaya, pasti akan menjawab dengan cepat, Pasti! Namun aneh dan lucunya, tidak semua orang MAU dan MAMPU mengikuti apa yang orang-orang sukses dan kaya raya lakukan.

Padahal salah satu yang menjadi kebiasaan orang-orang sukses pasti selalu dekat dengan aktivitas membaca buku.

Salah satu orang sukses dan kaya raya karena rajin membaca buku yaitu pendiri dan CEO Boston Beer Jim Koch.

Selama tiga dekade terakhir, pendiri dan CEO Boston Beer Jim Koch berhasil membawa bisnis keluarganya, yang dimulai pada 1870-an kian membesar.

Dikutip dari liputan6.com, Pada tahun lalu saja, nilai pasar bisnis bir ini mencapai US$ 2 miliar dengan pendapatan tahunan US$ 960 juta. Koch pun masuk daftar miliarder terkaya di dunia versi Majalah Forbes.

Yang menarik, salah satu hal paling penting yang mendorong Koch berhasil mengangkat bisnis keluarganya bukan dari Harvard, di mana ia menghabiskan delapan tahun belajar dan mengumpulkan tiga gelar, BA, JD dan MBA. Tapi dari sebuah buku.

Melansir laman CNBC, Selasa (4/10/2016), ini dimulai tak lama setelah dia memulai usahanya Boston Beer dan memperkenalkan produk minuman bermerek Samuel Adam.

Ia menyadari bahwa agar bisnisnya sukses, pertama-tama harus belajar bagaimana cara menjual. Perihal penjualan ini, alumni Harvard Business School mengaku tidak pernah mempelajari dari kampusnya menuntut ilmu.

Menurut dia, meski universitas menawarkan berbagai puluhan kursus tentang pemasaran, namun itu tidak terbukti berhasil.

Pada akhirnya, Koch memutuskan mendatangi sebuah toko buku dan membeli satu buku berjudul "How to Master the Art of Selling" buah karya Tom Hopkins.

"Buku itu bergambar seorang lelaki dalam setelan poliester murahan pada sampulnya," kenang dia.

Dia mengaku merasa mendapatkan beberapa hal baik dari buku tersebut. "Dari situ saya belajar. Bagaimana membantu pelanggan mencapai tujuan mereka sehingga harus belajar untuk mendengarkan dan berempati," tutur dia.

Dia mengaku, mencari tahu cara menjual Samuel Adams ternyata menjadi hal yang paling menantang secara intelektual dalam perjalanan bisnisnya.

"Kau punya 30 detik ketika berjalan ke bar. Anda harus mencari tahu siapa pelanggan, berapa tingkat ekonomi mereka serta bagaimana mereka menghasilkan uang, siapa pembuat keputusan. Apa proses pemikiran mereka, apa gaya komunikasi mereka sehingga secara intelektual Anda ditantang," dia menandaskan.

Usai membaca kisah diatas akan tetapi anda masih malas membaca buku, seharusnya kita malu jika kita ingin sukses dan kaya tapi tidak mau mengikuti cara-cara orang sukses yang rajin membaca buku!

Labels: