<data:blog.pageTitle/>

This Page

has moved to a new address:

http://duniaperpustakaan.com

Sorry for the inconvenience…

Redirection provided by Blogger to WordPress Migration Service
Dunia Perpustakaan | Informasi Lengkap Seputar Dunia Perpustakaan: May 2017

Wednesday, May 17, 2017

Kurangi Cerewet di Sosial Media, Perbanyaklah Baca Buku!

Dunia Perpustakaan | Sebagai pejuang literasi, di setiap moment saya pasti akan selalu menyerukan akan pentingnya membaca buku. Termasuk saat dirayakan Hari Buku Nasional di tanggal 17 Mei 2017 ini, saya ingin juga mengingatkan sekaligus mengajak akan pentingnya membaca buku.

Bagi anda yang belum tahu kenapa tanggal 17 Mei dijadikan Hari Buku Nasional, karena hal ini diambil dari tanggal ulang tahun Perpustakaan Nasional yang berdiri sejak 1980.

Khusus untuk para netizen Indonesia, saya teramat sangat mengkhususkan dan menekankan, betapa anda sewajibnya memang perlu banyak baca buku. Lebih khusus lagi untuk netizen yang sudah terlalu "cerewet" di sosial media dalam hal cerewet menyebarkan kebencian dan keburukan, sudah saatnya anda perlu banyak baca buku lagi agar mengurangi "kecerewetan" anda di sosial media.

Sebatas mengingatkan, pada tulisan sebelumnya saya sudah mengingatkan akan sebuah data yang menurut saya sangat "MEMALUKAN".

Saya bilang memalukan karena memang sudah teramatsangat memprihatinkan.

Bagaimana tidak memalukan, negara kita ini dalam urusan minat baca berada di urutan ke 60 dari 61 negara. Dari data UNESCO itu saja, saya sudah sangat malu.

Namun rasa malu itu "disempurnakan" oleh data dari semiocast.com, yang menyebutkan jika orang Indonesia paling cerewet di dunia.

(Baca juga: Minat Baca Rendah, Tapi Cerewet Banget! Itulah Netizen Indonesia?)

Jika anda masih gak faham juga, itu artinya data tersebut ingin mengatakan kepada kita orang Indonesia begini,

"Orang Indonesia, anda tidak Malu? Minat Baca Buku Rendah, Tapi Cerewet Banget!".

Nah, pernyataan itu kan seharusnya bisa menyadarkan kita, khususnya netizen yang masih tetap saja cerewet menyebarkan kebencian di sosial media. 

Apalagi kalau soal komentarin berita isu politik atau yang kontroversi, seolah-olah paling benar dan paling tahu.

Padahal dari bahasa komentar netizen tersebut, rata-rata modalnya HANYA FANATIK ke Tokoh atau kelompok tertentu, dan MEMBENCI kelompok yang lain.

Jadi sama-sekali komentar-komentar yang tak bermutu dan justru menunjukan betapa kalian teramat sangat kurang baca buku.

Padahal untuk mengetahui seseorang sudah banyak baca buku ataupun tidak, bisa dilihat dari perilaku dan cara bahasanya.

Ibarat pepatah ilmu padi, "Semakin berisi semakin merunduk".

Itu sebuah pepatah yang sewajibnya di pegang untuk mereka yang merasa sudah banyak baca buku dan memiliki banyak ilmu.

Atas keprihatinan tersebut, di Hari Buku Nasional ini, yang kebetulan juga jelang bulan ramadhan, saya mengajak ini dijadikan moment untuk para netizen lebih banyak baca buku.

Memang benar, saat bulan Ramadhan sebagai muslim harus banyak beribadah membaca Al-Qur'an dan berbagai ibadah lainya.

Namun perlu anda fahami dan ingat juga, bahwa mencari ilmu melalui perbanyak baca buku jika diniati untuk niat yang baik, pasti juga akan bernilai ibadah.

Mungkin anda ada yang komentar, "namanya baca buku sudah pasti niatnya ingin dapat ilmu, jadi pasti baik niatnya".

Eh, jangan salah!

Di era sekarang ni, perilaku dan sifat orang kalau tidak punya AKHLAQ dan moral, perbuatan yang terlihat baik bisa menjadi hal yang buruk, bahkan menurut saya mengerikan.

Termasuk dalam hal baca buku, saat ini banyak orang baca buku justru bukan dengan tujuan baik, namun justru untuk bisa dijadikan "modal" untuk menghina, merendahkan, dan menyelahkan pihak [kelompok] lain.

Contohnya banyak sekali dan sangat mudah ditemukan.

Misalnya anda suka dan terlalu fanatik dengan tokoh A, maka anda hanya ingin baca buku yang berisi tentang kebaikan tokoh A saja.

Namun bisa juga, ada orang yang tidak suka [haters] dengan tokoh A, maka yang dia baca hanya buku-buku bacaan yang isinya hanya menjelek-jelekan sosok A.

Yang terjadi karena diawali niat yang buruk, maka orang model begini sulit bersikap obyektif dan tidak bisa bersikap bijak, walaupun sudah banyak baca buku.

Contoh lain, bisa anda temukan orang-orang yang dalam hidupnya selalu menyebarkan keburukan tapi yang mereka rasakan justru merasa benar sendiri. Hal itu dikarenakan mungkin dalam memahami bacaan sebuah buku hanya sedikit dan dalam satu "sudut pandang" saja [kacamata kuda].

Yang terjadi bisa-bisa yang katanya ingin berdakwah dan menyerukan kebaikan, tapi justru perilakunya berlawanan dengan perintah agama atau kebaikan itu sendiri.

Sehingga jangan kaget jika anda melihat ada orang [kelompok] yang menyeru atas nama agama, tapi justru perilakunya sombong, suka menghina orang lain, suka menyalahkan orang lain, suka merasa paling benar, dan berbagai keburukan lain.

Itu bisa terjadi jika dalam membaca buku diniatkan dan memang kurang memahaminya dengan bijak.

Itu kenapa, disinilah pentingnya orang membaca buku juga harus disertai dengan niat yang baik dan disertai akhlaq dan moral yang baik juga, sehingga dalam membaca sebuah buku atau tulisan, bisa menfilter mana yang baik dan mana yang buruk.

Bahkan bagi yang muslim pasti tahu, perintah pertama ayat Al-Qur'an turun berbunyi IQRA! artinya BACALAH!

Itu menunjukan betapa Islam sangat menekankan pentingnya membaca.

Jadi sebagai penutup, saya ingin menekankan kembali, di Hari Buku Nasional ini, sekaligus jelang ramadhan, saya ingin mengajak dan menyerukan, Kurangi Cerewet di Sosial media, dan mari bersama-sama kita untuk perbanyak Baca Buku!

Boleh cerewet di sosial media, tapi dalam hal "cerewet" yang bersifat positif yaitu menyebarkan dan menyeru pada kebaikan!

Penulis: Ari Es

Labels: ,

Friday, May 5, 2017

Dirikan Perpustakaan Keliling, 4 Polisi ini Raih Penghargaan Kapolri!

Dunia Perpustakaan | Polisi selama ini identik hanya mengurusi terkait kemanan, namun tidak salah juga ketika diluar tugas utama, ada polisi yang berjuang sebarkan budaya baca di lingkungan sekitar.

Setidaknya ada empat orang polisi yang melakukan aksi sebarkan budaya baca untuk masyarakat sekitar, keempat polisi tersebut diantaranya,
  1. Brigadir Hudson Siahaan, Bhabinkamtibmas Polsek Sekayam, Polres Sanggau-Kalbar

  2. Brigadir Dahmanto, Bhabinkamtibmas Desa Taman Indah, Polres Lombok Tengah-NTB

  3. Brigadir Arthur Hurulean, Bhabinkamtibmas Polres Maluku Tenggara-Maluku

  4. Brigadir Almuhalid, Bhabinkamtibmas Polres Buton-Sulawesi Tenggara.
Karena misi sosial mereka itulah maka polisi-polisi tersebut diundang Presiden Jokowi ke Istana. Tidak hanya itu saja, empat anggota Polri tersebut juga diberi penghargaan oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

Penghargaan diberikan kepada anggota Bhabinkamtibmas itu karena ikut berperan serta salam memajukan pendidikan.

"Pemberian penghargaan tersebut sebagai wujud apresiasi dari Pak Kapolri karena 4 anggota Bhabinkamtibmas yang dalam kesehariannya di samping bertugas sebagai seorang Bhabinkamtibmas, juga berperan dalam memajukan taraf pendidikan di wilayah tugasnya," terang Kepala Biro Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto dikutip dari detikcom, Jumat (5/5/2017).

Pemberian penghargaan itu digelar tepat di Hari Pendidikan tanggal 2 Mei lalu. Keempat (sebelumnya ditulis 3-red) anggota itu juga menjadi tamu di Istana Negara dan diundang makan siang secara khusus oleh Presiden RI Joko Widodo pada Rabu 3 Mei lalu.

Brigadir Hudson menyelenggarakan perpustakaan keliling bagi anak-anak di perbatasan Indonesia-Malaysia dengan menggunakan motor dinas dari desa ke desa. Sementara Brigadir Dahmanto dinilai berhasil dalam meningkatkan minat baca warga Kecamatan Pringgarata, Lombok Tengah dengan menjadikan mobil Suzuki Escudo miliknya sebagai perpustakaan keliling bagi warga setempat.

Hal yang sama, Brigadir Arthur juga membuat perpustakaan mini di Pos Yanmas Bhabinkamtibmas dan Satpol PP pada Pasar Langgun, Maluku Tenggara. Sedangkan Brigadir Almuhadid mendirikan rumah baca bagi anak-anak di Desa Bajo Bahari, Buton.

Undangan peesiden atas keempat anggota Polri ini berdasarkan penilaian yang dilakukan secara tertutup oleh Kemendikbud dan Staf Presiden, yang dianggap telah berhasil melakukan peningkatan mutu baca masyarakat melalui Perpustakaan Keliling yang mereka gagas.

"Mereka dinilai telah berbuat melebihi panggilan tugas, karena disampaing melaksanakan tugas pokoknya sebagai anggota polri, mereka juga turut berperan aktif dalam mencerdaskan kehidupan bangsa," imbuh Rikwanto.

Atas prestasi dan pengabdian tersebut, keempatnya diberikan penghargaan berupa ticket holder untuk mengikuti Pendidikan Sekolah Inspektur Polisi mendatang, walau secara administratif mereka seharusnya belum bisa untuk mengikuti jenjang pendidikan tersebut.

"Pak Kapolri sangat menghargai ketulusan para bhabinkamtibmas ini dalam melayani masyarakat, dan penghargaan yang diberikan diharapkan dapat memotivasi para bhabinkamtibmas lainnya di seluruh Indonesia untuk berlomba-lomba berbuat kebaikan," tutup Rikwanto.

Labels: ,